saat nanti

1 1 0
                                    

Pandangan dayang Wanda menerawang jauh

"Jika mereka bisa di pertemukan apa mereka bisa berbaikan ?"

Sekretaris Dani menoleh
"Apa mau dicoba?"

***

Mia menatap pria yang sedang berdiri ditepi pantai sendirian .
Dengan ragu dia berjalan mendekati nya untuk memastikan apa dia orang yang dia fikiran .
Selangkah dua langkah ia kian mendekat . sampai akhirnya dia berdiri sejajar dengan pria itu ,dan dengan jantung bergetar ia beranikan diri untuk menoleh.
Gadis itu menelan Saliva nya sendiri , ternyata ia memang orang itu ...
Sekarang bagaimana ,apa mundur saja tapi kurasa pria itu melihatnya.

"Kau disini? Yang mulia...Raja" Akhirnya Mia membuka suara.
Gadis itu tertunduk mencoba menutupi emosinya . Tangannya terangkat mengaitkan rambutnya yang tertiup angin dan menutupi wajahnya Ke telinga .
Angin sore cukup kencang meniup apapun yang dilaluinya.
"Seperti kejutan iya kan? Lama tidak bertemu ."sahut pria itu dengan suara khas nya.

Dia tidak menoleh ,apa dia tidak ingin melihat ku... sebenarnya itu bisa dimengerti tapi kenapa jadinya ingin menangis saat di acuhkan .
Sekali lagi Mia meniup nafas panjang sebelum bicara,
"Anda sedang menghadiri  acara kerajaan?"basa - basi nya.

Pria itu bersedekap,dengan masih mode tenangnya ,
"Tetua mengatur sebuah pertemuan dengan putri Bali ."

"Ap..pa.."
Jantung gadis itu langsung tercekat ,entah kenapa kakinya langsung terasa lemas dan sesuatu dari dalam matanya berusaha menyeruak keluar .
Apa yang kau fikirkan , dasar gadis bodoh! Dia raja tanpa pendamping ,pasti semua mengatur perjodohannya  . Kau sudah memutuskan pergi jadi berhenti.. sedih.
"Itu bagus...." Mia tertawa sumir.

Sang raja menoleh ,menatap dingin gadis disampingnya ,
"Kau sedang apa disini putri?"

"Sedang liburan dengan teman - temanku saja .O yah anda sedang melihat apa ,matahari tenggelam ya?Apa Anda tahu kenapa matahari tenggelam , Karena tidak bisa berenang ...maaf enggak lucu ya  ?
Maaf aku harus kembali teman - teman ku sudah menunggu .."

Tanpa menunggu jawaban buru - buru gadis itu membalikkan badannya dan berlari  menjauh
sebelum pria itu menyadari sebutir air lolos dari ujung kelopak matanya.
Saking terburunya ia tak menyadari ada sebuah batu yang cukup besar di depan dan akhirnya kakinya terantuk sebuah batu dan membuat badan nya  limbung dan terjatuh cukup keras.
Brugh!!!!!

***

Mata Mia mengerjap ,entah dimana dia sekarang dan apa yang sudah terjadi ., Kenapa sekarang dia terbaring di ranjang besar , dan wangi . ini hotel kah?

"Kau sudah sadar ?"
Terdengar suara yang ia hafal betul siapa pemiliknya.

Lagi- lagi Mia menelan Saliva nya , sepertinya otaknya sudah berfungsi normal ,ia tadi jatuh dan ia tidak ingat apapun  .

"Tadi kau pingsan ," Kata pria itu .

Mia kau dalam masalah besar...
"Aku harus pergi ,nanti teman ku..AW! " Rintih Mia lirih .sepertinya siku dan lututnya terluka  .dan rasanya sungguh sakit saat di paksa digerakkan.

Pelan Mia beringsut menarik kakinya  keatas melihat separah apa luka di lututnya ,ada rasa perih disana meskipun sudah diplaster .lalu pandangannya beralih ke sikutnya . Bagaimana kau bisa benar - benar ceroboh .

Bibir merah dan tebal  gadis itu mengerucut meniup luka di sikutnya .

Kali ini sepertinya sang raja yang menelan Saliva nya .entah kenapa tubuh gadis itu selalu membuat otak nya menggila . Biru - buru sang raja mengalihkan pandangannya .

'"kau pasti belum makan ," tangan sang raja menepuk memberi isyarat pelayan nya untuk mengeluarkan makanan .

"Tidak usah repot-repot teman - teman ku pasti khawatir mencari ku"
Kata gadis itu dan langsung mencoba berdiri tapi rasa sakit di kakinya akhirnya membuat tubuhnya limbung ,buru- buru sang raja menangkap tubuh itu.

Mia memejamkan matanya ,lengan kekar sang raja kini melingkar di tubuhnya .aroma khas dari tubuh pria itu saat menyentuh tubuhnya  langsung menusuk hidungnya membuat jantungnya memacu. Semoga dia tidak mendengar nya
Dengan lembut sang raja membantu tubuh Mia untuk kembali berbaring di atas ranjang.

Raja. Humayun menatap Mia lembut ,
"Kenapa ,apa kau takut padaku sampai membuatmu tidak nyaman saat bersamaku ?"

"Bukan begitu , hanya saja temanku.."

"Tidak usah cemas ," potongnya.
"Dayang Wanda pasti sudah mengurusnya ,kau istirahat disini saja malam ini."
Tawaran yang sulit ditolak oleh Mia,tapi bagaimana mungkin dia seatap dengan pria itu,ini terlalu sulit untuk diterima olah hatinya.

Dua pelayan dengan tergopoh-gopoh akhirnya datang dengan membawa nampan berisi makanan . Dari baunya pasti ini lezat ,entah berapa lama ia sudah tidak bisa menikmatinya,akan tetapi kenapa rasanya ia tidak berselera .

"Makanlah ,aku ada urusan  dengan seseorang ."

Tubuh Sang raja bangkit ,tangannya terangkat untuk melihat arlojinya ,

"Dengan putri Bali itu?" Tanya Mia cepat. Entah kemana kewarasan Mia ,tapi urusan perjodohan itu berhasil membuat otaknya menggila.

"Apa?" Sahut raja , sepertinya pertanyaan Mia membuatnya bingung hendak menjawab apa.

"Kau menyukainya?"

Suara gadis itu terdengar bergetar.
Raja tersenyum  ,ia menggerakkan kepalanya memberi kode pelayannya untuk pergi . Dan segera saja para pelayan meninggalkan mereka berdua lagi .

"Ini bukan masalah suka atau tidak tapi tugasku sebagai Raja ..."

Tiba-tiba Mia meraih tangan raja Humayun dan menggenggamnya erat. Membuat sang raja menghentikan kalimatnya yang belum selesai.

"Jangan pergi ! " Potong Mia cepat . Gadis itu tertunduk ,hanya saja bayangan lelaki itu bersama wanita lain ..ah itu sulit diterima  otaknya .

Raja akhirnya duduk diatas ranjang disamping Mia ,matanya menatap Mia  ,membuat sang gadis jadi belingsatan sendiri .

"Apa kau cemburu ? Tanya sang raja ,membuat Mia spontan melepas genggaman tangannya .

"Ah itu bukan seperti, itu ..aku hanya..
Kalimatnya terhenti ,gadis itu terdiam. Dadanya terasa sesak, sesaat ,sebulir air mata jatuh dari sudut netranya yang buru - buru ia hapus dengan ujung jarinya .
Dihadapan  tatapan tanpa kedip dari sang raja yang tak melewatkan satupun gerak tubuh nya seperti menunggu jawaban keputusan dari bibir sang putri .

Gadis itu merasa sesak dengan perasaannya sendiri.

"Apa Anda mau menungguku Yang Mulia...., menunggu hatiku siap untuk pulang..."

Akhir buku Cerita Pangeran Dan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang