Tangan Mia menggelayut manja di leher Raja Humayun . Matanya memandang jauh kelaut indah Bali . Ombak yang terus menggulung datang dan pergi ,sementara jemarinya memainkan rambut coklat,dan tebal sang Raja .
"Apa kita harus berpisah sekarang bisakah kita menghilang seminggu saja dari peradaban ?"tanya Mia setengah menggumam.
Raja mengeratkan pelukannya ke pinggang Mia .Kepalanya berlindung ke ceruk leher putih sang gadis .
"Apa seminggu cukup ? Bagaimana kalau selamanya? Apa Putri tidak ingin selamanya bersamaku?"
Mia terdiam , tangannya terus disibukkan memainkan rambut coklat Raja .
Raja melepaskan pelukannya ,dan menatap gadisnya,
"Apa pertanyaan tadi sangat sulit di jawab ?"
"Masalah nya saya sedang berfikir , selamanya itu sangat lama . Mungkin waktu itu badan saya jadi gemuk ,terus kulit keriput terus mulut jadi makin cerewet . Apa Anda masih bisa menyukai saya?"
"Baiklah saat itu saya juga pasti lebih cerewet mengingatkanmu untuk olahraga dan menjaga pola makan dan saat itu Putri juga pasti sangat kesal .Bagaimana apa saat itu Putri masih akan menyukai saya?"
Mia mengerucutkan mulutnya,
"Ah... Anda selalu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan ."Raja menggenggam tangan Mia dan mencium punggung tangannya lembut , membuat bulu kuduk sang gadis meremang .
"Apa Anda harus menjadi Raja yang dicintai rakyat nya ? Kenapa anda tidak menjadi orang biasa yang hanya mencintai saya ?"
Raja tersenyum,
"Putri menjawab pertanyaan saya bahkan dengan dua pertanyaan sekaligus .Apa putri sedang membalas saya?""Apa putri tidak percaya saya bisa melindungi anda dari siapa pun yang ingin menyakiti Anda?"
"Lalu saya musti bagaimana ,Ibu suri tidak menyukai ku ,rakyat Anda membenciku. Hanya Anda yang menginginkan keberadaan ku . Kenapa mencintai Anda harus sesulit itu?"
"Dan cintaku saja ,bagi Putri masih tidak cukup ? Putri masih menginginkan cinta yang lain juga ?"
Lagi- lagi Mia merengut ,
"Sebenarnya cukup ,kalau saya hanya tinggal dalam kamar ,tidak perlu keluar ,tidak butuh bersosialisasi dengan orang .."
Mata Raja berbinar, tangannya mengelus dagunya,
"Dan hanya menungguku datang dan hanya akan ada saya , satu satunya lelaki dalam pandangan Putri. Itu ide yang luar biasa ,saya menyukainya .""Iya saya hanya bisa memandang Anda ,dan Anda bisa memandang banyak gadis cantik diluar ! Hidup Anda pasti sangat bahagia ."
Raja tertawa ,
"Apa anda tidak percaya jika seluruh gadis cantik di dunia dikumpulkan ,tak kan sebanding dengan keberadaan Anda Putri ?"
"Jadi intinya ,Anda menginginkan saya juga perempuan cantik dunia juga , terus dikumpulkan?"
"Putri makin pintar ."
"Tapi ide dikumpulkan itu boleh juga ,nanti kutaruh bom disana dan ku ledakkan semuanya.."
"Menggemaskan sekali ,apa putri sangat mencintai saya ,dan menginginkan saya menjadikanmu satu- satunya wanita untuk saya?
Bagaimana ya , sebenarnya itu sedikit sulit . Baik lah mulai malam ini akan kufikirkan dengan keras .""Hei... Sebenarnya cintaku tidak sebesar itu! Hanya cinta biasa ."
"Dengan orang luar biasa yang anda cintai .Tentu saja cinta ini menjadi istimewa . Dan untuk cinta istimewa ini ,pasti nya memang tidak akan mudah dijalani ."
"Tapi bisa mendapatkan Anda di ujung jalan itu ,saya rasa semua kesulitan menjadi sebanding."
Raja tersenyum lebar .
Pintu mendadak terbuka dari luar ,dan munculah Sekretaris Dani .
"Sudah satu jam saya menunggu kalian di luar apa ini ? Kalian bilang mau bersuap- siap ,tapi kalian bahkan masih belum mandi ? "
"Yang mulia ,kenapa Anda masih memperkerjakan nya , bukan kah di istana masih banyak orang hebat?"Rajuk Mia .
"Tapi di istana tidak ada yang lebih pengertian dari sekretaris Dani ."
Sekretaris Dani membusungkan dadanya.
Raja Humayun mengangkat sebelah tangannya alisnya namun sambil tersenyum nakal ,
"Agar waktu kita efisien dia meminta kita untuk mandi bersama ."Mia manggut-manggut,
"Seperti itu ..Ayuk!"Dani langsung mengangkat tinggi ponselnya.
"Jika ada yang berani melangkah ,akanku kutelfon papi mami putri ,lihat saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir buku Cerita Pangeran Dan Putri
Teen FictionBahagia itu apakah akhir...Yang di inginkan ,dan kenyataan yang terjadi tak harus sesuai harapan. Tetapi apapun itu aku... hanyalah aku.