surprise

0 1 0
                                    


Raja merebahkan diri di atas ranjang besarnya ,jemarinya meraba perut kirinya ,luka nya masih di balut perban sudah mengering ,tapi masih ada rasa perih di sana.

Ini hari yang sibuk , setiap hari otaknya berfikir cara meredamkan orang- orang yang tak percaya kepemimpinannya . Belum lagi Ibu suri yang terus mendesaknya memilih Putri yang dicalonkan untuknya ,tentu saja dari keluarganya. Setelah Pangeran Marah Pati yang bunuh diri ,partai Utara seperti kehilangan gigi .Karena itu Ibu suri sangat ngotot menjodohkannya dengan perempuan dari keluarganya .

Ini masa- masa yang bergejolak ,setelah suksesi kepemimpinan nya . Banyak dari Tetua yang meragukan kemampuannya ,belum lagi kedua partai utama kerajaan yang baru kehilangan para pemimpin mereka . Keduanya saling berebut simpati rakyat dengan berbagai cara ,meskipun dengan menjatuhkan lawannya .Belum lagi dari internal partai mereka sendiri yang berebut menjadi pemimpin tertinggi .

Dan otak Raja muda itu masih penuh dengan Mia . Sudah dua hari gadis itu tidak bisa di hubungi . Apa dia marah ? Apa ada dari sikapnya yang membuat nya tidak nyaman ? Dan yang terburuk dia tidak bisa meminta bantuan sekretaris Dani mencari tahu ,dia bisa mentertawakan nya . Tapi satu hal yang pasti Putri Camia baik - baik saja ,jika terjadi sesuatu pasti dia memberitahunya. Hanya gadis itu yang mampu merusak kewarasannya dan memporak porandakan harinya . Bagaimana dua hari bisa terasa sangat lama .

Drrt ... Drrrrt...

Ponsel tiba- tiba berbunyi ,mata Raja langsung terbuka lebar kembali melihat sebuah nama di panggilan di ponselnya .

"Selamat malam yang mulia .."terdengar suara seorang gadis yang ia tunggu-tunggu.

"Ku fikir Amnesia mu kambuh sampai Putri melupakan ku"

"Kan yang mulia yang bilang saya harus fokus belajar ."

Raja tertawa sinis ,
"Sejak kapan seorang putri Camia bisa menjadi sangat penurut ? Katakan apa 5 menit saja meluangkan waktu sebelum tidur , sekedar menanyakan kondisiku, itu pun tidak sempat ?

"Anda plin - plan ,saya malas Anda marah ,saya rajin Andapun marah ? Lalu saya harus bagaimana ?"

"Marah ? Kenapa marah meskipun sepertinya hanya saya yang merindukan Putri ,tidak ada alasan untuk marah ! "

"Yang Mulia menggemaskan sekali... ."

"Rayuan mu itu takkan mempan buatku ! Sudahlah tutup saja telfonnya ,lain kali tidak perlu telfon lagi jika tidak sempat !"

"Apa yang mulia mau ku peluk?"

"Tidak usah, terimakasih .,"

"Padahal sebenarnya saya ingin merawat Anda , mengganti perban Anda , memastikan Anda meminum obat . Saya yang membuat Anda terluka seharusnya saya bertanggung jawab penuh pada Anda ."

"Jika sekawatir itu ,kenapa tidak kesini saja."

"Apa sebaiknya begitu..."

" Jangan memancing di air keruh , sudahlah ,baik- baik engkau disana!
Belajar lah yang rajin ,dengarkan ucapan dayang Wanda ,dan segeralah lulus!"

"Sepertinya Anda benar- benar capek hari ini ?Mau ku bantu mandi supaya badan Anda lebih segar? Ah tapi nanti otak Anda yang jadi kotor ."

"Diamlah !"

"Ya sudah selamat malam yang mulia !"

Laki- laki itu menghela nafas ,malam ini entah kenapa ia sangat merindukan gadisnya .Bisa tidur sambil memeluknya pasti membuat rasa lelahnya hilang .
Ia mengacak rambutnya sendiri .sebelum bangkit dan menuju kamar mandi ,mungkin malam ini ia perlu pil tidur lagi .

Dengan hanya memakai handuk melilit pinggang Raja masuk kamar mandi . Ia melangkah mengambil kotak obat dalam laci .Ia menghela nafas panjang ,perbannya harus ia ganti aktivitas merepotkan akan segera dimulai .

"Apa ada yang bisa saya lakukan untuk Anda Yang Mulia ?"

Terdengar suara  , apa ponselnya lupa ia matikan ? Tapi suaranya terdengar berbeda . Terasa dekat . Iapun segera mendongak di dalam cermin besarnya tampak bayangan seorang gadis memeluk dinding .

"Putri Camia...

Katanya lirih seperti menggumam , seakan tak percaya yang ia lihat .Ia pun menoleh masih tak percaya dengan pandangan nya .

Bagaimana ia bisa tidak menyadari keberadaan orang lain di kamarnya .

"Apa Yang Mulia terkejut?"

Mia tersenyum, dengan hati berdebar ia berjalan mendekat . Sepertinya Raja masih tidak percaya kedatangannya.

"Bagaimana Putri bisa kesini tanpa sepengetahuan saya , apa Dani membantumu?"

"Anda tahu istana penuh dengan jalan rahasia Bunda anda yang mengatakan nya ."

"Bunda?! Jadi Putri sudah mengingat jalan rahasianya ?"

"Ada banyak ingatan baru bermunculan di otak saya akhir - akhir ini . Kadang rasanya otakku sampai ingin meledak ."

Mia memandang luka di perut bawah raja yang masih di balut perban ,luka yang terpaksa raja sembunyikan dari siapapun demi dirinya .

Tanpa sadar tangannya mendekat hendak menyentuh nya ,jika saja dia punya kekuatan penyembuh .....

Reflek tangan nya ditangkap Raja ,

"Anda mau apa Putri ?"

Mia menatap Raja Humayun ,
"Mengganti perban Anda . Saya janji akan hati - hati .. "

"Tidak usah.."sahut Raja Humayun cepat .

"Anda tidak percaya kemampuan saya ,saya sudah lihat tutorialnya .Di buka pelan - pelan perbannya , terus dibersihkan , kasih anti biotik terus tutup lagi dengan perban baru selesai . Saya sudah cuci tangan !"mengangkat dua tangan nya

Melihat kesungguhan di mata Mia membuat Raja merasa sedikit tidak enak jika menolak keinginan sang Putri , hanya...

Akhirnya Raja membiarkan Mia merawatnya.
Pelan gadis itu membuka perban yang melekat ditubuh raja .Tubuh atletis Raja ,dengan perut kotak kotak nya ,dada membusung besar dengan kacang imut ditengahnya , entah mengapa sedikit banyak membuat jantungnya tiba-tiba berdebar dan membuatnya menelan ludahnya sendiri ,apa ini naluri? Mia hentikan otak nakalmu . Mungkin sekarang raja sedang menahan rasa sakit agar tampak kuat . Tapi jantung ku seperti genderang mau berangkat perang dan tak bisa dikondisikan ... Bagaimana ini...."

Raja menggigit bibir bawahnya , kehati- hatian Mia saat menyentuh kulit tubuh nya justru menciptakan rasa geli . Mungkin sudah 10 menit berlalu bahkan dia belum selesai melepas perbannya , ternyata kata pelan yang dia katakan benar-benar ia lakukan . Tapi ini terasa terlalu pelan . Semenit lagi mungkin lukanya akan kembali menganga karena terlalu lama menawan tawa .

" Merah !"

Kata raja tiba- tiba membuyarkan fantasi Mia .

"Apa?"Mia mendongak lagi - lagi tatapan mereka langsung beradu .

"Wajahmu merah ,apa putri sedang memikirkan sesuatu ?"

"Memikirkan apa? Saya tidak sedang berfikir apa pun! Ah ini pasti efek mengantuk .. Begitu lah ,pasti karena perjalanan jauh .."jawab Mia sekedarnya . Menetralkan kegugupan nya , terserah jawabannya masuk akal atau tidak .

"Jadi..."tanya raja lagi sambil mendekatkan wajahnya membuat Mia makin gelisah dengan otaknya sendiri membuat jantung kecilnya semakin memacu.
Mia berusaha mundur tetapi tubuhnya tertahan oleh lemari kecil didepan kaca .

"Benar juga ..Yang Mulia kan serba bisa , kalau cuma mengganti perban pasti bisa sendiri ,atau mau ku panggilkan sekretaris Dani? "Mia berusaha mengalihkan topik .

Raja semakin mendekatkan kepalanya ,tangan kirinya ia sandarkan ke meja sementara tangan kanannya bergerak traveling ke wajah, membuat Mia menahan nafas ,
"Apa saya pernah mengatakan sebelumnya kalau sentuhan mu itu mengandung listrik ,dan sepertinya sudah terlanjur terjadi konsleting "

"Konsleting ?"

"Iya konsleting ,apa putri tidak ingin tahu dimana konsleting nya?"

"Dimana?"Sahutnya.

"Tangan raja memegang pipi Mia dan jempolnya mengusap lembut bibir merah nya .

Tok..Tok..Tok.. Tiba-tiba terdengar pintu diketuk dari luar .

"Yang Mulia ada Ibu suri !"terdengar suara dari balik pintu .

Sial....

Akhir buku Cerita Pangeran Dan PutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang