04. kangen

30 10 2
                                    

Sebelum baca vote dulu ya guys

Happy Reading

--------------------------------------------

Event kampus yang semakin dekat membuat juna dan sena di sibukan dengan tugas masing masing. Mereka berdua jarang sekali bertemu, karna ruang latihan empty yang jauh dari area fakultas bisnis. Hal itu menjadikan kesempatan bagi brian untuk selalu di dekat sena. Sebenernya ngga nyari kesempatan juga si, brian juga ada tugas yang mengharuskan dia berurusan dengan sena, brian nya mah iya iya aja.

"Decorating nya udah selesai sen?" Tanya brian.

Sena terlihat mengecek beberapa persiapan yang dia lakukan. "um tinggal itu spanduk nya belum di pasang." Balas nya.

"Sini gue bantuin pasang, ini kan?" Tawar brian.

"Eh ngga papa? lo ngga sibuk apa gitu?" Sebenernya sena tak enak terus merepotkan brian cuman kalo boleh jujur sena memang butuh bantuan brian.

"Santai aja, tugas gue ud-" ucapan brian terpotong ketika satu makhluk yang sedari tadi mengganggu pendekatan nya datang.

"Iya! lo emang ngga sibuk apa bri dari tadi di sini mulu. Bukannya tadi di suruh kating buat ngecek panggung ya?" Ucap zean.

"Ck apaan si ze orang udah kok. Lo ngapain sih disini bantuin engga malah ngeribetin orang doang." Balas brian tak mau kalah

"Ya terserah gue dong!. Senn kapan selesaii ayoo main." Saking sibuknya hari ini bahkan sena juga lupa udah ada janji hangout.

"Iya iya dikit lagi selesai, dan bri tolong ya kalo emang lo ngga sibuk itu spanduknya di pasangin." Balas sena. Setelah itu brian langsung melaksanakan tugasnya.

--------------------------------------------

Di sisi lain ruang latihan empty anak anak di sibukan dengan alat musik masing masing, di bantu dengan haikal yang mengontrol semuanya. Haikal memperhatikan satu persatu temannya. "Stop stop, kita break dulu aja ya." Intruksinya. Membuat yang lain saling memandang tanya, pada akhirnya yang lain hanya menurut.

"Nih minum dulu, otak lo lagi kemana sih jun, dari kemarin main kacau mulu." Ucap haikal.

"Thanks." Juna menyadari kok dirinya sedang tidak oke. Permainannya dari kemarin selalu salah. Juna tau hal ini cuma bikin susah yang lain tapi entah lah, mood nya sedang tidak baik setelah melihat kedekatan brian dan sena.

Tian menghela nafas jika terus begini penampilan mereka bakal kacau besok. Tian menyikut lengan bima menimbulkan tanya dari bima. "bujukin gih." Ucapnya.

"Dih gue? Ogah ah." Bima kembali fokus pada handphone nya mengabaikan permintaan tian.

"Bim ayolah." Minta tian sekali lagi.

"Ck lagian di bujuk sama gue juga belum tentu mau dia. Suruh siapa putus sama sena."

"Coba aja dulu, nanti gue traktir makan kalo juna nya mau deh." Akhirnya dengan segala bujukan tian, bima melangkah kan kakinya ke arah juna.

"Lo kalo sekali lagi main ngga bener ayo ribut sama gue. Beban banget tau nggak." Pasrah sudah tian dengan omongan bima.

"Minggir lo, gue lg males ladenin." Ucap juna tak bersahabat.

Bima menghela nafas "main yang bener, abis event gue atur buat lo ketemu sena." Setelah itu bima berlalu pergi. Reaksi juna? Tentu saja sangat senang membuat yang lain hanya bisa menggelengkan kepala.

Setelah pulang dari latihan juna memutuskan untuk menelfon cantiknya. Bahkan juna hampir saja menunda makan malam nya bila tak di ingatkan sang bunda. "Juna makan dulu! Main hp nya nanti!" Kata sang bunda.

Suapan terakhir selesai, nasi belum selesai di kunyah sudah di susul dengan ucapan juna. "Udah ya bun juna ke atas dulu." Ucap nya lalu segera pergi.

Juna mengunci pintu kamarnya agar tidak di ganggu lagi. Dering telefon berbunyi cukup lama. Apa sena sudah tidur pikirnya. Sampai akhirnya-

"Halo kak?" Tanya sena di sebrang telfon.

"Hai sen, lagi ngapain? Aduh nanya nya basic banget ya?" Balas juna.

"Wkwk ngga papa kok kak. Sena lagi ngerjain tugas kak susah nih."

"Tadi bang bim mau bantuin tapi katanya ngga tau juga." Lanjutnya, nadanya terdengar murung.

Juna tersenyum. "Tugasnya pak denis kan?" Tanya juna.

"Kok tau?" Balas sena.

"Anak kelas kakak juga pada ngedumel tugas itu kok, cuman udah di bahas minggu kemarin. Besok kalo mau kakak ajarin deh." Tawar juna.

"Eh beneran kak? Bentar kak ini amoy lagi manja banget minta elus mulu dari tadi" Senang sena. Setidaknya bebannya berkurang.

"Wkwk take your time sen." Cukup lama mereka berdua terdiam.

"Ekhem tadi bunda masak ayam kesukaan kamu sen. Katanya kangen" Ucap juna lirih.

"Um apa kak? Maaf tadi ngga kedengeran." Balas sena.

"Oh ngga itu tadi lg ngomong sama bunda. Mau move vc ngga?" Ucap juna

"Umm boleh." Balas sena

" Balas sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua berbincang hingga larut entahlah apa yang di bahas hanya juna, sena dan tuhan yang tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua berbincang hingga larut entahlah apa yang di bahas hanya juna, sena dan tuhan yang tau. Setidaknya menelfon sena menjadi keputusan yang tepat untuk mengobati hati juna saat ini.

--------------------------------------------
Hai sorry ya kalo chapter ini pendek ngga tau kenapa lagi males nulis.

Okeii guys selesai chapter ini jangan lupa Vote! Vote! Vote! Buat semangat sobi thanks udah mau baca

See u next chapter love~

KENDALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang