Jisoo Adeline seorang gadis berseragam putih abu-abu harus menelan kenyataan pahit bahwa dirinya tengah berbadan dua. Kalau saja dirinya tidak menuruti ajakan Jennie di malam pergantian tahun baru, dirinya tidak mungkin kehilangan masa depannya. Mas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*****
Semenjak kejadian Taehyung membentak, memaki, merendahkan dan menganggap Jisoo adalah beban, wanita itu bertekad untuk membuktikan pada Taehyung bahwa ia bukan parasit yang hanya membebani sang suami. Terpaksa Jisoo harus melanjutkan pekerjaan seperti sebelumnya dengan lebih berhati-hati.
"Jagoan Bunda, sekarang kamu sudah bisa tidur dengan nyaman dan hangat. Walau tempat tidurnya tidak terlalu luas dan selimutnya tidak terlalu tebal, setidaknya kamu tidak akan merasa pegal lagi karena harus tidur di atas sofa. Kamu juga tidak akan kedinginan lagi. Sehat terus sayang."
Jisoo patut bersyukur, upah yang ia dapat bulan ini cukup untuk makan sehari-hari, memeriksa kandungan ke bidan, membeli alas tidur, membayar sewa rumah, dan sisanya ia tabung untuk keperluan lain kelak.
"Mungkin kamu bosan mendengar Bunda terus meminta maaf. Tapi, Bunda tidak akan bosan mengatakannya. Maaf, Bunda menempatkanmu pada posisi sulit. Bunda berjanji, akan terus menjaga dan melindungimu semampu Bunda."
Usaha pembuktian Jisoo pada Taehyung tidak berhenti sampai sana, Jisoo juga belajar memasak pada pemilik warteg. Ia sudah tidak panik saat menggoreng makanan, bisa membedakan bumbu-bumbu dapur dan tahu beberapa resep yang umum dimasak. Setidaknya progres keterampilan memasak Jisoo naik.
Ketika Jisoo merasa masakannya lumayan enak, ia berniat membuatkan untuk Taehyung juga. Ia ingin Taehyung melihat perkembangannya dan membuktikan bahwa dirinya juga terampil memasak. Tetapi, pria itu tak pernah sedikit pun menyentuh masakan Jisoo. Mungkin sudah trauma, tak mau lagi memakan masakan Jisoo usai insiden telur ceplok saat kali pertama keduanya pindah.
Seburuk apapun sikap Taehyung padanya, Jisoo selalu berusaha memperlakukan Taehyung dengan baik. Tetapi pria itu tidak pernah menghargai usahanya.
"Aku hanya ingin anakku tumbuh dalam keluarga yang utuh. Aku ingin ia memiliki orang tua yang tulus menyayanginya. Aku bertahan sejauh ini demi anakku. Aku berusaha membuat Taehyung berubah juga demi anakku," ucap Jisoo bermonolog.
*****
Ransel hitam digendong Taehyung, penampilannya tampak rapih dan aroma musk tercium wangi. Tampaknya pria itu sudah siap berangkat home schooling, Taehyung memilih home schooling di rumah orang tua kandungnya. Pikirnya akan sulit apabila kegiatan itu ia lakukan di rumah ini, sebab ia takut Jisoo akan mengganggu dan membuat masalah yang memancing amarah, terlalu malas bagi Taehyung berdebat dengan wanita yang menurutnya sok hebat dan sok kuat.
"Taehyung, kamu mau berangkat? Sarapan dulu, Tae. Aku sudah buatkan nasi goreng di meja makan, semoga kamu suka." Senyum Jisoo merekah menyambut Taehyung ramah seperti tidak terjadi apa-apa kemarin. Wanita berbadan dua itu tampak ceria dengan mata yang binar menawan. Taehyung saja sampai dibuat sedikit terperangah hingga menggeleng-gelengkan kepala samar, bisa-bisanya Jisoo bersikap baik setelah kemarin dimaki Taehyung habis-habisan. Bukan hanya itu, Taehyung bahkan telah menampar Jisoo tak berperasaan. Namun, wanita itu tampak baik-baik saja seolah lupa akan kejadian yang menimpanya.
Merasa perkataannya tak ditimpali Taehyung, Jisoo kembali berkata, "Ummm ... Tae, ayo makan dulu. Kamu jangan khawatir, makanan kali ini pasti tidak keasinan, memang tidak terlalu enak mungkin, tapi setidaknya masakanku masih bisa dimakan. Aku sudah belajar masak dengan--"
"Tak nafsu makan, makan saja sendiri, aku pergi." Jawaban Taehyung terdengar datar dan dingin. Perkataan itu membuat hati Jisoo terluka, bisa-bisanya Taehyung tak menghargai usahanya yang susah payah belajar memasak dan menolak tawaran Jisoo mentah-mentah.
Helaan nafas Jisoo tedengar berat saat Taehyung memilih melenggang pergi. Walau berkali-kali tak dihargai Taehyung, dirinya tetap berusaha untuk lebih bersabar. "Aku yakin, suatu saat nanti dia akan menghargaiku. Tak usah bersedih Jisoo, bukankah kamu terbiasa diperlakukan begini olehnya?! Semangat Jisoo! Kamu kuat! Buatlah dia menghargaimu. Suatu saat nanti dia akan menyesal tak menghargaimu." Lengan Jisoo mengelus dadanya pelan menyemangati diri sendiri.
*****
Selesai membereskan rumah dan sarapan pagi, Jisoo bergegas menuju pusat perbelanjaan tempat ia bekerja. Pusat perbelanjaan tempat Jisoo bekerja mulai dibuka pukul 10.00 WIB, ada waktu sekitar 2 jam untuk Jisoo bersih-bersih. Diawali mengganti pakaian, lalu menyapu dan mengepel lantai, membersihkan toilet umum hingga mengelap kaca menjadi rutinitasnya setiap pagi sampai tengah hari. Meski dibantu rekan-rekan satu profesinya, tetap saja rasanya melelahkan. Terlebih, bagi ibu hamil sepertinya yang seharusnya tidak melakukan aktivitas berat seperti yang dianjurkan bidan saat Jisoo melakukan pemeriksaan kandungan.
Saat lengannya dengan lihai mengelap kaca pusat perbelanjaan, netranya menangkap sosok pasangan suami istri yang tengah duduk sembari menikmati sarapan bubur di seberang pusat perbelanjaan. Mereka tampak begitu harmonis, sang pria menyuapi wanitanya dengan sabar sembari sesekali mengelus perut wanitanya yang tampak membesar. Sepertinya, wanita itu tengah berbadan dua. Jisoo tersenyum getir melihat pemandangan yang menurutnya mengharukan. Andai saja Taehyung memperlakukan Jisoo seperti itu, mungkin Jisoo tidak akan menganggap hidup yang dijalaninya terlalu kejam.
"Kapan Taehyung memperlakukanku begitu? Hmmm ... jangankan hubungan harmonis, mempelakukanku sebagai manusia saja sepertinya enggan," ucap Jisoo lirih.
"Jisoo, sedang apa?" Pertanyaan rekan kerjanya yaitu Hye Yoon membuyarkan lamunan Jisoo.
"Ah, tidak," jawab Jisoo sekenanya.
"Kembali bekerja, sebentar lagi mall akan dibuka. Aku bersihkan toilet wanita di dalam bioskop dulu ya. Kalau kamu merasa lelah, istirahat sebentar, kasihan bayi yang ada di perutmu butuh jeda. Setelah selesai temui aku di ruang office girl ya, aku bawa bekal banyak. Nanti kita makan bersama," ucap Hye Yoon penuh semangat.
Jisoo mengangguk cepat. "Oke, aku akan menghabiskan makananmu."
Setidaknya Jisoo bersyukur bahwa orang-orang yang ada disekelilingnya tidak sejahat Taehyung, masih ada orang baik yang membersamai dan menguatkannya. Dirinya percaya bahwa dunianya tidak segelap itu untuk terus bersedih dan meratapi nasib.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.