歡!› i always by your side

2K 270 9
                                    

ִֶָ % start ›

Jihoon memegang dadanya yang terasa sesak, napasnya memburu, tubuhnya panas.

"Sepertinya aku demam," Jihoon berjalan tertatih.

"Hei, lihat! Feromon Omega itu sangat manis dan menyengat!"

Jihoon segera menengok ke segerombolan Alpha yang sedang asik merokok di tepi jalan, pikirannya lantas berputar balik ke masa lalu.

"Ku mohon, jangan...." Lirihnya pelan, kembali berjalan dengan tertatih menuju kampusnya.

"Tenanglah, kita tidak akan menyakitimu." Alpha tersebut sedikit kasar menarik lengan Jihoon, membuat Jihoon merintih kesakitan.

Air mata Omega itu telah turun dengan derasnya, meratapi kembali nasibnya yang satu ini, tenaganya tidak tau hilang entah ke mana.

"Ti—tidak ku mohon!" Jihoon mencoba untuk terus menghindar sebisa mungkin, "Ja—ngh." Jihoon melotot kaget mendengar suara yang dirinya keluarkan.

Alpha kurang ajar itu menyentuh daerah sensitifnya, Jihoon menggeleng kuat.

bugh

Jihoon menendang sekuat mungkin selangkangan Alpha yang melecehkannya, dengan cepat mengambil barang-barangnya yang jatuh berserakan.

"Omega kurang ajar!" Alpha itu kembali menarik Jihoon, menjambak rambut itu dengan kuat.

bugh.

"Bajingan. Berhentilah melecehkan seorang Omega."

Satu pukulan kencang di terima oleh Alpha yang melecehkan Jihoon, saat ini Jihoon hanya mampu menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya, tidak berani berhadapan dengan Alpha di sana. Feromon mereka menguar sangat pekat.

Dapat Jihoon dengar seseorang yang menolongnya menceramahi Alpha yang melecehkannya, akan tetapi Jihoon tidak dapat terus fokus ke sana. Tubuhnya saat ini terasa panas, feromon nya dengan tidak terkendali keluar begitu saja.

"Asahi!"

Jihoon segera diamankan oleh Asahi, "dia akan baik-baik saja, ingat ucapanku saat di kafe, kan, Junkyu? Hanya saja kamu tidak bisa bertemu dengannya beberapa hari ke depan." Asahi menjelaskan dengan tenang walaupun ada kekhawatiran yang sangat jelas dimatanya itu.

"Asahi... tubuhku panas...." Jihoon mengadu dengan lirih.

"Asahi... mereka melecehkan ku... mereka sama seperti Ayah." Jihoon meracau dalam tidurnya yang tidak nyaman, Asahi memberikannya suppressant setelah mengetahui kondisi Jihoon.

Heat. Teman Omega nya ini sedang dalam siklus Heat.

Jihoon tidak cacat, dia hanya mengalami Heat yang terlambat. Hormonnya, jika memiliki hormon yang lemah. 

"Kalian hanya bertiga?" Junkyu bertanya setelah melihat siapa saja yang berada dalam mobil.

"Seorang Alpha tidak boleh berada dalam mobilku! Kecuali Mate ku sendiri." Jake, seorang Omega itu membalas sinis.

"Junkyu! Berhentilah mengeluarkan Feromon mu yang mendominasi itu." Asahi menyuruh Junkyu, karena pasalnya Asahi harus menahan napas akibat rasa sesak yang dihasilkan oleh Fenomon Junkyu.

Junkyu segera menenangkan dirinya, "tolong jaga Jihoon baik-baik."

"Tentu saja kami akan menjaganya. Terima kasih juga karena kamu telah mengabari aku dan menyelamatkan Jihoon." Segera Asahi tutup pintu mobil itu dan Jake melajukan mobilnya.

"Kau tidak ingin kasih tau aku?" Haruto mengikuti arah pandang Junkyu yang melihat mobil tempat Jihoon berada.

"Apa?"

"Kenapa kamu bisa tau Jihoon berada di sana."

"Tidak ada yang perlu dikasih tau," Junkyu kembali berjalan menuju halte bus, Junkyu itu ciri-ciri orang yang memanfaatkan kendaraan umum.

"Kau bahkan menggunakan Alpha tone mu. Kau bahkan tidak pernah mengeluarkan suara itu, tapi kenapa tiba-tiba?" Haruto masih terus bertanya banyak hal kepada Junkyu bahkan ketika keduanya sudah berada dalam bus untuk pergi.

˓★ kyuhoon; etaspica.ぅ

"Oh, Moon Goddess!"

"Tante, tolong bantu kami!" Asahi segera berteriak melihat Mama Jihoon berlari ke arah mereka.

"Panas...." Jihoon menyentuh acak tubuhnya.

"Bawa dia ke kamarnya," segera Asahi dan Jake melakukan apa yang diperintahkan.

Kamar Jihoon itu sangat besar, tetapi sangat rapi. "Dia sudah diberikan suppressant?"

Asahi mengangguk, "sudah, tapi ini sangat cepat kambuhnya." Asahi menjelaskan, mereka bahkan belum ada satu jam perjalanan dan Jihoon kembali sadar.

"Biarkan saja, biar saya yang kasih dia suppressant. Kalian pulang saja, terima kasih atas bantuan kalian." Dengan begitu Asahi dan Jake segera berpamitan, berhasrat Jihoon dalam masa Heat pertamanya tidak terlalu sakit.

"Tanda Mate mu belum muncul, huh?" Mama segera mengecek tulang selangka Jihoon, tidak ada tato di sana.

Untuk menjawab pertanyaan Mama saja Jihoon tidak mampu, sekarang ia sangat kesakitan, ada rasa tidak nyaman di bawah sana.

"Kau sungguh tidak memiliki Mate, Jihoon? Omega macam apa dirimu ini?"

"Ma, panas...." Jihoon menitikkan air matanya, rasa dalam tubuhnya sangat menyiksa.

Sang Mama menatap tulang selangka Jihoon dengan tatapan antusias dan kemudian menjadi tatapan tajam, "lihat! Lihat ini, Jihoon! Bahkan tanda Mate mu saja tidak muncul, untuk apa Mama memberikanmu suppressant?" dengan tidak memedulikan tangisan Jihoon, Mama segera keluar dari kamarnya.

"Ma... sa—kit...." Jihoon dengan sekuat tenaga mengambil suppressant yang ia beli untuk berjaga-jaga di dalam nakas samping tempat tidurnya, setelahnya Jihoon segera meminum obat Heatnya itu.

Beberapa menit kemudian Jihoon dapat bernapas dengan sedikit normal, ia berharap bahwa Heat pertamanya yang sangat menyakitkan ini segera berakhir.

Bahkan, ketika dirinya tersiksa dengan masa Heatnya ini, Mama tidak memedulikan Jihoon. Menyedihkan. Jihoon dibuat tertawa-tawa kasihan dalam tangisnya.

ִֶָ % tbc ›

Jihoon udah Heat ini, yey! kita tinggal tunggu tanda Mate nya muncul....

different world; kyuhoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang