Mateo dan Anthony. [Part 2]

192 27 2
                                    

/tok..tok..tok../

"Mateo!! Mateo!!"

3.20 pagi, awalnya mereka berpikir mereka salah mendengar. Dan berharap kalau memang salah mendengar. Tapi ternyata tidak. Benar ada yang mengetuk pintu tua rumah Anthony.

"Biar aku yang buka—" bisik Mateo saat melihat Anthony masih hanya mengenakan celana dalamnya.

"Gak usah, biar aku aja." Jawab Anthony yang masih sering merasa takut jika sewaktu-waktu datang warga yang akan mempertanyakan mengenai hubungannya dengan Mateo. Ia mengenakan pakaiannha dan berjalan ke pintu. Di balik pintu yang sudah ia buka, Anthony mendapati seorang yang ia kenal, salah satu anggota pemburu yang merupakan anak buah Mateo, basah kuyub karena menembus hujan, lengkap dengan pakaian berburu dan segala perlengkapannya.

"Mateo mana? Ada di sini, kan?"

Dalam keadaan hujan, suara teriak dari lelaki muda itu pun terdengar samar oleh Mateo yang langsung muncul dari kamar dan mempertanyakan kenapa ia berkunjung ke rumah Anthony dini hari dan mencari dirinya.

"Ada masalah apa?" tanya Mateo panik.

"Kami menemukan segerombolan clan baru di tengah hutan, mereka bersembunyi di sana. Kita harus sehera menyerang lebih dahulu sebelum mereka yang mendatangi desa kita!" ungkapan panik lelaki itu membuat sang ketua memutar otak untuk menyusun strategi. Satu yang pasti, Mateo harus segera membelah hutan bersama para pemburu lain untuk membunuh para vampire yang berkeliaran itu.

Mateo memberi perintah agar ia memanggil semua anggota dan berkumpul di titik kumpul mereka di jalan masuk hutan, setelah lelaki tersebut pergi, Mateo berpamitan kepada Anthony dan segera bergegas kembali ke rumahnya untuk bersiap dan mengambil senjata.

"Kalau semua selesai besok, aku langsung ke sini, ya!"

"Oke, aku akan masak kentang! Kesukaan kamu!" balas Anthony selagi Mateo mengecup lembut keningnya.

Mateo pun pergi menerjang hujan dan Anthony menutup pintu di belakangnya, lalu kembali ke kamar.

---

Perjalanan Mateo terbilang amat sulit, menerjang hujan dengan jarak pandang terbatas dan harus membawa peralatan lengkap. Crossbow kayu peninggalan ayahnya yang merupakan ukiran tangan dan pisau perak murni yang sudah diasah sejak pagi, juga peralatan lain seperti tombak kecil yang ia sangkutkan di pergelangan kakinya untuk berjaga-jaga jikalau ada pertandingan jarak dekat.

Pukul 3.40 dan mereka masih setengah jalan menuju tengah hutan yang dicurigai menjadi tempat berkumpul para vampire, perjalanan harus cepat dan cekatan, karena tanah yang membuat langkah berat karena basah habis tersiram hujan, butuh waktu lebih lama dibanding biasanya.

"Kamu kenapa?" tanya Mateo yang melihat salah satu anggotanya bermandikan keringat dingin dan tampak pucat.

Belum sempat ia menjawab, Mateo memutuskan untuk mengajak seluruh anggotanya berlindung sebentar di bawah bangunan kayu yang memang dibangun untuk para hunter yang sedang berjaga malam.

"Kamu kenapa?" tanya Mateo lagi, masih penasaran dengan keadaan anggota yang bisa disebut sebagai tangan kanannya, Caspian, yang ketika ditanya malah menghindari kontak mata dan gagap seakan-akan mencari jawaban yang tepat.

"Caspian! Jawab! Dan kalian... kenapa semuanya mencurigakan?" tanya Mateo dengan nada agak membentak.

Mateo sudah agak mencurigai kawan-kawannya sejak awal. Sejak ia melihat betapa santainya para pemburu. Tidak ada satupun yang gugup kecuali Caspian. Sedangkan pada biasanya, dapat dilihat dengan mata telanjang kalau seluruh anggota dilanda kegugupan yang hebat, tanpa terkecuali! Jelas saja gugup karena mereka akan mempertaruhkan nyawa mereka untuk melawan makhluk yang pantas disebut pemusnah umat manusia yang memiliki kekuatan tidak masuk di akal sehat manusia normal.

The Vermilion Blood 🔞 (Bahasa Indonesia) / (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang