Pure-Blood.

333 58 14
                                    

(Blythe)

"Hi, Blythe.." ucapnya berbisik seraya tersenyum. Membuat tubuhku bergidik dari ujung kaki hingga ujung kepala. Terlalu menakutkan hingga kumerasa seperti seluruh rambutku pun berdiri.

"Kalo aku buka, jangan teriak, ya!" pintanya tetap sambil berbisik ke telingaku. Namun diriku menggeleng, tetap berusaha melepaskan diriku dari cengkramannya.

"Aku cuma mau kasih tau sesuatu, janji gak teriak dulu. Nanti aku lepas tanganku." ucapnya lagi.

Dan pada akhirnya aku mengangguk dan setuju. Dengan lembut, ia pun melepas cangkupan tangannya pada mulutku dan mendekatkan wajahnya ke hadapanku sekali lagi.

"Halo, Blythe.." sapanya.
"Detak jantungmu... semakin cepat. Takut?" tanya-nya lagi, seraya menunjuk ke arah dada bagian kiri ku.

"Ngapain kesini?" tanyaku sambil melangkah mundur, menjauhkan diri dari tubuhnya.
"Lo mau bunuh keluarga gue? Hah?" teriakku.

"Shhtttt.. diem. Nanti yang lain bangun." ucapnya yang dengan cepat tiba-tiba sudah ada di hadapanku. Padahal sebelumnya jarak kami sekitar 4-5 meter. Ia masih berdiri di pintu balkon dan aku sudah menepelkan tubuhku ke rak buku kayu milikku.

"Dalam tiga hari, akan ada banyak vampire yang datang ke kota kita. Ada acara penyerahan tahta dari Joachin ke tanganku. Jadi, kamu harus berlindung. Karena mereka pasti mengincar kamu." jelasnya sambil memperhatikan satu per satu buku yang berjejer rapih di rak buku.

"Apa, nih?" tanya dirinya lagi, sambil mengambil salah satu dari mainan koleksi yang aku susun di rak buku, berdampingan dengan pembatas buku warna merah menyala disana.

"Apa, nih?" tanya dirinya lagi, sambil mengambil salah satu dari mainan koleksi yang aku susun di rak buku, berdampingan dengan pembatas buku warna merah menyala disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pez candy dispenser." jawabku seraya merebut pink llama dari tangannya.
"Jangan diangkat-angkat, nanti rusak." tambahku.

"What?? Vampire hunter koleksinya hello kitty?" ejeknya sambil mengambil yang lainnya.

"Ih.. jangan diambil! Ini hanya buat dilihat aja, jangan dibawa-bawa. Lagi pula gak ada hubungannya sama hunter atau profesi apapun. Ini tuh tempat permen. Nah, aku suka permennya. Kebetulan tempatnya lucu, jadi aku simpan." dalihku. Karena setelah dipikir-pikir, memalukan juga kalau ia tahu ini adalah koleksiku yang aku cari dengan susah payah.

"BEAU!!" teriakku lagi, saat sekarang ia mencoba mengambil hello kitty biru berkacamata yang menjadi favoritku.

"Biru. Buat aku, ya?" tanya nya, aku tahu hanya untuk mengejek dan membuatku kesal.

"Ini aku cari di ebay dan dapet harganya tinggi, enak aja minta-minta." jawabku.

"Hmm.. katanya beli permen dan kebetulan tempatnya lucu. Kalau sampai cari di Ebay sih namanya emang niat mau koleksi."

"Cepet deh jelasin, maksudnya apa gue harus jaga-jaga? Terus kenapa saudara-saudara lo mau ngincer keluarga gue?" tanyaku mencoba mengalihkan omongan ke arah yang seharusnya. Dan juga agar dia tidak terus-menerus mencoba memegang koleksi ku.

The Vermilion Blood 🔞 (Bahasa Indonesia) / (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang