Deep Talk (18+)

363 26 1
                                    

(Blythe)


Setelah makan malam bersama keluarga Beau dan mendengarkan seluruh cerita Mateo dan Anthony, itu benar-benar membuat diriku sadar dan berjanji untuk tidak akan pernah menggoda mereka lagi setiap kali melihat mereka clingy satu sama lain.


"Mikirin apa?" Beau berada tepat di sampingku di atas sofa beludru merah di ruang tamuku. Dia mungkin melihatku sedang melamun selama beberapa menit tadi.


"Aku ngobrol sama Anthony kemarin pas lagi siapin makanan. Dia cerita semuanya tentang dia dan Mateo. Sedih banget... aku sampe nangis." kataku.


"Oh... Jadi karena itu mata kamu sembab pas di meja makan. Ngerti kok, ngerti. Kisah mereka emang sedih banget." Beau mengatakan itu dengan wajah datarnya sambil terus mengklik tombol-tombol pada remote, mencari sesuatu yang bagus untuk ditonton.


"Hanya itu saja? Hanya 'OH'?" Aku tidak percaya.


"Aku sudah mendengar ceritanya beberapa kali. Aku menangis pada awalnya dan kedua mungkin, tapi udah gak lagi sekarang setelah aku denger berkali-kali." jawabannya sebenarnya masuk akal. Tapi tetap saja, aku benci kenyataan bahwa dia tidak bisa bersikap romantis atau manis sejenak dan berbicara mendalam denganku tentang alur cerita Mateo dan Anthony.


"Mau kemana kamu?" dia memegang tanganku ketika aku mencoba berdiri dan berjalan menjauh darinya.


"Tidur." Aku mendorong tangannya dan berjalan menuju kamar tidur. Aku bisa melihat Terach duduk di meja makan dan mendengar kami berbicara dan menggelengkan kepalanya.Aku memasuki kamar tidur dan tepat setelah aku menutup pintu, Beau datang menyusul dan tidur di sampingku setelah aku menghempaskan diriku di tempat tidur.

"Kenapa kamu ngambek sekarang? hmm... kamu mau ngobrol tentang Anthony? Kamu mau nanya atau bahas apa?" tanyanya.

Aku membalikkan tubuh dan menatap matanya, kemudian mengangguk.

"Mau bahas yang bagian mana? Ketika mereka dimarahi karena menjadi gay atau ketika mereka datang ke pemakaman adik bungsu Anthony? Cerita sedih mana yang mau dibahas? Do you really need a good cry or something?" Beau berusaha keras untuk memahami pikiranku. Saya sangat menghargainya dan saya merasa tidak enak karena itu.

"Gak, aku gak mau bahas mereka lagi. Aku mau bahas tentang kita." Apa yang aku katakan membuat wajah Beau berubah. Dia terlihat bingung.


"Bicara tentang kita? Apa tentang kita yang mau kamu bahas?" tanyanya.

"Kita ini apa?"

"Kita? Manusia dan vampir." jawabannya membuatku marah dan membalikkan tubuhku dan membelakanginya.


"Heyyyy, aku hanya bercanda..." dia menarik tubuhku sehingga aku menghadapnya lagi.

"Kita... Hmmmmmm... aku tahu pasti bahwa aku adalah pelindung kamu. Dan kamu adalah orang penting buat aku, karena kamu membawa aroma tubuhku kemana-mana. Kamu... milik aku." katanya.

"Menurutmu kita ini apa?" tanyanya mencoba menanyakan jawabanku.

"Gak bisa ya kamu jadi pacarku?" tanyaku. Bahkan diriku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku ini. Kelepasan.

The Vermilion Blood 🔞 (Bahasa Indonesia) / (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang