🔞 Is It Love?

848 59 8
                                    

[Slightly 18+]

(Blythe)

"Udah sore, nih. Gak pulang?" tanyaku, tertuju pada sosok yang sedari tadi merebahkan tubuhnya di ranjangku seraya membolak-balik halaman buku biografi seorang penulis kesukaanku.

"Aku menginap malam ini." jawabnya singkat.

"Oke, mau makan malam apa?" tanyaku setelah menyetujui ia menginap. Sebenarnya sedari tadi aku ingin menawarkan itu, karena aku masih takut semisal nanti malam ada yang mendatangi tempatku.

"Apa aja." jawabnya lagi dengan singkat, terlalu mendalami buku yang ia baca sepertinya.

"Kalau ada bawang putihnya, gimana?" tanyaku mengingat sepertinya tertulis di jurnal ayahku mengenai vampire dan bawang putih.

"Ck, Blythe, ini dunia nyata. Bukan Nickelodeon atau Cartoon Network. Gak pernah ada vampire yang kalah sama bawang putih." jawabnya berdecak seraya menatapku. Sebegitu kesalnya dia dengan pertanyaanku sampai akhirnya ia mengalihkan pandangannya dari buku yang ia pandangi sejak dua jam yang lalu.

---

"Gue gak pernah tau kalau vampire ternyata tahan sama bawang putih. Yang lo makan itu 'kan isinya penuh bawang putih." ucap Patton saat kami ber-empat menikmati makan malam bersama. Aku, Beau, Patton, dan tentu saja sang juru masak kesukaanku, Terach.

"Ini enak. Thank you, Terach." ucap Beau memuji chicken garlic and herb masakan Terach.

"Dan kayaknya, kalian harus lupain deh semua info yang kalian punya dan mulai dengan info baru yang langsung kalian dapat dari kami. Bukan hanya dari observasi saja." pinta Beau yang ada benarnya juga, info yang kami punya sejauh ini memang hampir semuanya salah.

"Biar kita bisa kerjasama juga untuk melawan clan lain diluar sana, yang lagi berusaha untuk mengubah peraturan ayahku. Mereka maunya kita para vampire bisa dengan bebas memangsa manusia." tambahnya.

"Kalau gue mau nanya, boleh?" sambung Jedd yang dengan tiba-tiba muncul dan bergabung di meja makan bersama kekasihnya, Bryce.

"Hi, Jedd. Beau mau stay disini malam ini." ucapku memberi tahu Jedd sebelum ia mulai bertanya. Karena aku sangat mengenal Jedd, ia sangat membenci makhluk penghisap darah seperti Beau. Jadi tidak mungkin hanya karena kejadian semalam ia langsung berubah jadi menyukai vampire, apalagi dengan tawaran kerjasama dari Beau tadi.

"Iya, Mateo udah jelasin semua, kok. Lo harus jagain Blythe terus sampai suasana benar-benar aman, ya." perintah Jedd yang ditatap bingung oleh Terach.

"Jagain? Emang kenapa Blythe harus dijagain? Lo lupa kalau Blythe itu segitu hebatnya? Panah, pistol, berkelahi, dia jauh lebih hebat dari lo, kenapa dia harus dijagain?" tanya Terach, clueless.

...

Selama hampir 40 menit, sampai santapan kami pun habis tuntas, Terach akhirnya paham akan maksud dan tujuan Beau harus menjagaku. Awalnya wajah Terach penuh emosi, ia mengerti mengenai alasan Beau harus menggigitku untuk menyamarkan harum darahku, namun ia marah karena Beau ceroboh dan malah membuat vampire lain semakin mengincar sepupu kesayangannya ini.

"Gue gak mau tau, kalau sampai Blythe terluka atau bahkan tergores sedikitpun, gue gak akan segan membunuh lo pakai tangan gue sendiri, ya." ancam Terach yang mengangkat garpu dari piringnya dan mengarahkan tepat ke wajah Beau yang duduk tepat bersebrangan dengannya.

"Udah, udah, yang penting 'kan dia disini jagain Blythe." Jedd menengahi mereka.

"Soal tadi yang gue mau tanya. Lo emang bisa berada di bawah matahari, ya? Kata Terach, tadi lo dateng jam 10 pagi, berarti kan matahari udah muncul." tanya Jedd.

The Vermilion Blood 🔞 (Bahasa Indonesia) / (BibleBuild)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang