Dingin, selama hidupku yang bisa kurasakan hanya rasa dingin yang ekstrim yang menyelimuti tubuh ku yang tak dapat menahan kekuatan yang kumiliki.
Bahkan penghangat ruangan yang menyala saat ini tetap tak dapat membuatku hangat. Aku mematikan lima penghangat ruangan dan meninggalkan tempat tidur dan segera membersihkan diri dengan air hangat mungkin dapat dikatakan panas. Hari yang cerah ketika kabar mengatakan jika aku diterima di SMA U.A orang tuaku sangat mendukung sebenarnya tapi mengingat kondisiku mereka sangat khawatir.
Kekuatan yang kumiliki yang diwarisi dari nenek membuat ayah tidak bisa melihat wajah nenek yang sebenarnya karena nenek tidak ada ketika ayah baru dilahirkan akibat kekuatan yang dimilikinya walau ayah mengira jika dirinya tidak akan pernah memiliki kekuatan dari nenek namun hal itu terwariskan kepadaku dan ya, seperti yang telah terjadi tetapi sayangnya, itu tidak berjalan dengan baik.
Quirk yang seharusnya bisa ku tahan menjadi boomerang bagi tubuhku. Antibodi yang lemah dan tubuh yang tidak seberapa kuat. Pada awalnya ayahku tidak mempermasalahkan semua hal itu namun, seiring berjalannya waktu kristal berbentuk runcing tumbuh disekujur tubuhku dan saat itu juga dingin merasukiku tidak ada yang bisa menahannya bahkan ayahku yang memiliki kekuatan yang sama dia menyerah padaku hingga kata mereka, tubuhku terlapisi oleh es yang membentuk setangkai bunga dengan aku yang berada didalamnya. Tapi itu dulu, sampai mereka melakukan tindakan yang membuatku kaget sekaligus menjadi trauma bagiku. Seakan itu sebuah mimpi buruk yang menjadi nyata.
Aku pulang dengan membawa surat hari itu aku membawa kabar penerimaan ku sebagai siswa baru di SMA U.A walau diterima sebagai siswa umum aku tetap bersyukur karena hal ini. Aku melihat sekitar dan mendapati mereka duduk sambil mengobrol diruang keluarga. "Aku pulang!" Ya, mereka orang tua angkatku yang bisa menerima aku apa adanya.
Seminggu telah berlalu semenjak hari itu sayangnya itu tidak berjalan baik bagiku. Dua hari sebelumnya saudara dari ibu datang dengan membawa kabar jika mereka dibutuhkan karena kakak ibu yang lain sedang dalam kondisi dirawat karena penyakit, sementara ini mereka diminta mengurusnya disuatu desa di pulau. Sementara aku tidak bisa meninggalkan jenjang pendidikanku saat ini. Bukan ingin egois tapi berhasil masuk sekolah impian ini saja harus bersusah payah dan orang tuaku mendukung ku jadi dengan kesepakatan aku tetap dikota dan mereka di desa. Walau aku diberi uang sebagai biaya hidup aku hanya bisa menyimpan uang itu dan mulai mencari pekerjaan di akhir pekan kalaupun tidak ada aku bisa menggunakan malam hari bekerja sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, kadang kala ketika aku pulang malam hal aneh sering terjadi padaku seperti saat ini.
Hari yang sangat dingin, aku masih teringat sangat jelas jika saat itu aku melihat mata biru sebiru laut atau mungkin artian lain dari balik mata itu. Mungkin orang akan berpikir quirk yang kumiliki bisa membaca pikiran setiap orang tapi kenyataannya aku hanya melihat wajah mereka karna aku suka mempelajari sifat manusia dan itu membuatku tersadar jika dunia ini memang memiliki keunikan disetiap kehidupan yang dimiliki didalamnya.
'flashback
Aku berjalan pulang dari kafe tempatku bekerja dan aku berniat membeli makanan cepat saji di kombini terdekat dan saat itu aku baru menyadari jika hari sudah sangat malam jika aku pergi ke wwmart hanya membeli sayur dan lauk untuk makan malam ku. Berakhirlah aku tiba di kombini dengan bermacam pilihan makanan yang terjajah rapi di rak yang tersedia. Mengambil makanan yang berdiskon dan beberapa cup ramen serta minuman segar aku segera menuju ke kasir. Setelah aku membayar semuanya aku bergegas berjalan menuju jalan setapak jalan pintas yang lumayan dekat dengan tempat tinggalku. Sebenarnya hari ini aku ingin naik bus namun karna jam sebelumnya ketika aku hendak membeli tiket ternyata aku terlambat dan bus berikutnya akan tiba dua jam setelahnya sama halnya ketika aku berjalan menuju rumah akan menghabiskan waktu yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not Your Snow
FanficHidup itu... Entahlah setiap kalimat itu terlintas begitu saja di dalam pikiranku dan parahnya setiap saat kini aku meragukannya, meragukan diriku hal yang belum pernah aku pikirkan sebelumnya. Jalanan yang tertutup genangan air hujan dan udara yang...