Soul Flame

30 2 0
                                    

Nafas yang terbata-bata dan keringat yang membasahi pipinya. Tubuh itu beberapa kali goyah ketika beberapa serangan mengenai tubuhnya dan sialnya kekuatan yang digunakan gadis itu tidak sepenuhnya terkontrol dengan baik akibatnya tangan bagian kanan terasa kaku. "Maaf, apa aku boleh beristirahat sebentar?" Pintanya dan disetujui, dengan sesegera mungkin (name) berlari keluar area berlatih dan menuju hutan belakang tempat latihan ketangkasan.

(Name) berhenti berlari dan berdiam dipinggir danau ditengah hutan. Dalam renunganya (name) mencoba menahan rasa sakit akibat tangannya yang kaku. Tetapi hal itu segera ia enyahkan ketika melihat siluet seseorang dibelakangnya. Saat berbalik senyuman seringai dan mata biru itu (name) merasa familiar sebelumnya. Sebelum dirinya menghindar api biru sempat mengenai tubuhnya. Walau tidak sakit tetap saja tubuhnya yang baru saja digunakan berlatih masih terasa sedikit kaku. "Apa yang kau mau!" Pria itu tidak mendengarkan dan semakin dekat dengan dirinya. Sampai tubuh (name) tidak dapat menopang tubuhnya dan semakin dekat tubuhnya terasa terangkat diudara dan berikutnya (name) dirinya tidak sadarkan diri.

Melihat sekitar (name) terbangun berada di kamar asrama dengan seorang dokter yang menatapnya dengan menganggukkan kepala. "Kau kecapean lebih baik kau gunakan saja untuk istirahat. Dan jangan lupa berterima kasih pada Hawks dia yang membawamu kembali ke markas." Mendengar saja (name) hanya membalasnya dengan mengangguk. 'Pantas saja jika tubuhnya sebelum pingsan terasa ringan.' batin (name), melihat jam yang menunjukkan tujuh malam rasanya (name) tidak akan pulang dirumahnya.

Sebelum akhirnya dirinya melihat pintu terbuka dan nampak Hawks disana. "Maaf merepotkanmu dan terimakasih." Ujar (name) dan hanya dibalas anggukan. "Apa sudah baikan?" Mengangguk, (name) mencoba untuk duduk dan mengambil makanan yang ada diatas nampan. "Apa yang kau lakukan di danau? Sampai tidak sengaja melihatmu terkapar dengan kau menahan sakit?"

(Name) menatap Hawks sedikit lama dan pria itu mengangkat bahunya. "Menghabiskan waktu istirahat dengan melamun?" Helaan nafas didengar (name) dan Hawks duduk disampingnya. "Belajar dewasa mungkin akan membuatmu berpikir ini pilihan yang sedikit beresiko dan terkekang tetapi sebenarnya inilah manusia bertahan hidup. Atau seperti beberapa waktu lalu kau menyerang aku dengan hujan es dan hampir menusuk tubuhku dari belakang. Namun, saat ini malah berbicara santai. Itu tergantung pada diri sendiri. Jika kau pikir dengan baik mungkin kau akan mengerti yang aku maksud."

"Dunia ini penuh dengan tipuan dan hal tak enak dipandang."

"Tetapi dengan begitulah dunia terbentuk. Hingga saatnya tiba mungkin? Aku juga lelah tetapi dengan cara seperti inilah aku membayar jasa mereka yang secara tidak langsung menyelamatkan aku dari trauma dan insiden sewaktu aku kecil."

"Aku masih tidak yakin soal itu."

"Kau akan terbiasa, jadi nikmati saja."

"Menyebalkan," Hawks menepuk kepala (name) pelan. "Cepat habiskan dan segeralah tidur, besok pagi akan ada latihan ketangkasan. Jangan terlambat," pintu tertutup dan (name) diam menatap setengah dari makanannya yang sudah hampir habis.

Menatap jendela yang terbuka dan angin yang masuk dengan bebas. (Name) masih memikirkan seseorang dengan seringai dan mata biru itu. Entah tapi dirinya merasa pernah melihat mata biru itu sebelumnya. Menghela nafas berat (name) menuju kamar mandi dan mencuci wajah sebelum akhirnya dirinya kembali tidur mengistirahatkan tubuhnya.

(Name) berhenti di lorong podium dan melihat dari layar televisi terdapat pemuda dengan rambut hijau dan pemuda yang dimintai saran sedang bersaing satu dengan lain. Sehabis latihan yang diadakan sejam yang lalu hingga berakhir dua jam setelahnya (name) dibebaskan melakukan hal apapun. Namun, nantinya hasil evaluasi latihan akan digunakan dirinya untuk mendapatkan lisensi dan sertifikat agar dirinya bisa terjun kelapangan.

I'm Not Your Snow Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang