Bagian 4

263 42 2
                                    

Hai!! gak kerasa udah hari Jumat, itu artinya jumpa lagi dengan anhal yang comel ini, ahayy :)

Absen dulu yuk tim kapal Nadasha ^^

Sebelum mulai jangan lupa support Anhal ya manteman, dengan apa?? Yaa dengan itu!! 😊🙌🏻

SELAMAT MEMBACA SEMUA 💞

•••°°°°•••°°°°•••

Selepas makan siang gadis itu tidak langsung kembali ke kelas. Ia melipir dulu ke cafetaria yang ada di dekat kantin untuk membeli camilan. Elisha mengambil beberapa snack dan satu susu kotak rasa coklat.

"Total nya tiga puluh tujuh ribu, delapan ratus." Kata kasir.

Elisha membulatkan matanya, Njir! Mahal banget. Ia kembali menghitung jajanan nya.

"Gue kan cuman ambil keripik kentang, coki-coki, yupi, sama susu indomilk. Kok bisa tiga puluh ribu ya?" Lirihnya sambil berpikir.

Perasaan kalau jajan di tempat lain gak segitu deh? Masalahnya disini Elisha hanya bawa uang dua puluh ribu. Gadis itu meringis pelan.

"Mbak ini boleh saya kasbon dulu?"

Perempuan yang bertugas sebagai kasir itu agak terkejut dengan ucapan Elisha. Tapi ia berusaha tenang, "Maaf, gak bisa kak."

"Emang disini gak bisa bayar pakai kartu siswa ya, mbak?" Elisha mencoba untuk bernegosiasi. Karena di kantin sekolah itu semua pembayaran dilakukan melalui karsis atau kartu siswa.

Sistemnya mirip seperti kartu ATM. Orang tua akan mentransfer dana untuk makan siang ke pihak sekolah dan sekolah akan otomatis mengelola dana tersebut ke karsis.

Lagi-lagi penjaga kasir tersebut menggeleng pelan, "Gak bisa kak, semua pembayaran disini hanya bisa cash."

"Kris juga nggak bisa?" Kedua bahu Elisha terjatuh lemas. Sekolah boleh elit tapi mode pembayaran kok masih cash?!

Tiba-tiba seorang cowok datang menghampiri mereka dan menyodorkan sebuah kaleng minuman bersoda. "Nih mbak, sisanya sekalian buat bayarin dia." ucap cowok itu.

Elisha mendongakkan kepalanya. Kedua irisnya sempat bertubrukan dengan netra legam milik cowok itu lah si muka rata ngapain ada disini?

Selesai membayar minumannya cowok itu pun pergi dari sana. "Ini kak belanjaannya." ujar kasir tersebut sekalian menyerahkan belanjaan Elisha.

Gadis itu segera mengambil belanjaan berikut kembaliannya lalu menyusul Kaivan. "Duit lo nih, ketinggalan." ujarnya seraya menyerahkan uang kembalian itu.

Kaivan menatap lembaran kertas itu tak minat, "Buat lo aja."

"Serius?" Gadis itu bertanya dengan mata berbinar. Sudah dibilang kan Elisha itu pencinta makanan gratisan? Mana dikasih bonus kembalian pula.

Benar-benar rejeki yang tidak bisa ia tolak.

Kaivan mengangguk sambil menenggak minuman bersoda nya. "Wihh! Makasih banyak loh." Gadis itu segera mengantungi uang tersebut. "Besok-besok traktir gue lagi ya, hehe..."

Kaivan hanya melirik sekilas, agak malas sebenarnya meladeni manusia modelan seperti itu.

Mereka lalu berjalan bersama menuju ke kelas. Khusus untuk gedung kelas unggulan, sekolah itu menyediakan lift agar memudahkan siswa. SMA Ganendra benar-benar memanjakan siswa-siswinya— terutama anak-anak kelas unggulan.

Bahkan untuk menu makanannya pun dipisah bukan tanpa alasan. Itu semua sebagai bentuk apresiasi untuk mereka-mereka yang memiliki kemampuan istimewa.

"Oh iya, soal kemarin gue mau minta maaf." Ucap Elisha kala pintu lift terbuka. "Seharusnya gue bilang makasih bukan marah-marah kayak gitu."

ElishaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang