Hari ke-4 dini hari.
Hari masih gelap saat aku terbangun. Perlu beberapa saat untuk menyesuaikan diri kalo aku ternyata nggak tidur di kasurku. Aku tidur di mobil bersama seorang pria kekar, berpotongan tentara, yang tidur mendengkur pelan persis di sebelahku.
Aku dan Mas Ganteng tidur di baris kedua mobil karena kursi depan mobil sama sekali tidak bisa direbahkan, jadi nggak enak buat tiduran. Ya udah, akhirnya kami berdua tidur berdekatan di baris kedua. Betul-betul berdekatan.
Saat bangun, kepalaku dalam posisi bersandar ke bahu Mas ganteng. Terasa sekali bahu itu kuat dan tegap. Berhubung aura lelakinya yang kuat dengan daya tarik seksual yang besar, aku akhirnya kembali tergoda, padahal masih ada rasa kantuk dan letih.
Kugeser lagi tubuhku semakin merapat ke tubuh Mas Ganteng yang hangat. Begitu menyadari nggak ada reaksi, aku semakin menghimpit tubuh kekar itu, lalu mulai memberanikan diri untuk memeluknya. Entah apa yang ada dalam pikiranku hingga bisa bertindak nekat begini. Padahal, baru kemarin malam aku membuat Mas Ganteng marah besar gara-gara tindakan nekatku.
"Jon!" Desis Mas Ganteng tiba-tiba.
Bangunkah dia?
Tak lama, Mas Ganteng kembali mendengkur. Mungkin dia lagi mimpi.
Tapi kok manggil namaku?
Memimpikan aku kah?
"Jon!" desis Mas Ganteng lagi. Lalu dia menggumam nggak jelas. Pasti memang lagi mengigau.
Aku sampai menghentikan napasku buat menyimak apa yang barusan dia ucapkan. Tapi Mas Ganteng kembali mendengkur.
Mimpi apaan sih dia?
"Jon!...enak!" desisnya lagi.
Nah apa tuh, kok enak?
Mas Ganteng kembali diam, tetapi nggak mendengkur kayak tadi. Cuma napasnya aja yang kedengaran lebih cepat. Nggak lama, dia kembali menggumam.
"Jon! Kuat-kuat!" desisnya agak nyaring. Karena kupikir dia bangun, aku langsung akting pura-pura tidur, tapi tetap masih memeluk tubuhnya.
"Nggh! Nggh! Nggh!" Mas ganteng mengerang diikuti kedutan otot-ototnya. Terasa sekali kedutan itu di seluruh bagian tubuh Mas Ganteng yang kusentuh. Tak lama dia terbangun.
"Anjing!" umpatnya pelan.
Aku tetap pura-pura tidur. Dan tetap sambil memeluk tubuh hangatnya.
"Mimpi goblok!" umpatnya lagi pelan.
Mas Ganteng dengan pelan-pelan melepaskan tubuhnya dari pelukanku yang masih sedang pura-pura tertidur, padahal telingaku masih menyimak penuh setiap kata yang keluar dari bibirnya tadi.
Tak lama kemudian, Mas Ganteng keluar dari mobil. Aku nggak tau apa yang sedang dia lakukan. Apakah berhubungan dengan mimpi barusan. Aku nggak tau. Yang jelas, aku tetap di posisiku pura-pura tidur.
...
Suara gedor kaca pintu mobil membuatku bangun dari tidur. Ternyata aku tertidur betulan tadi malam. Hari udah menjelang pagi. Langit cukup terang walaupun matahari belum terbit.
"Bangun!" Suara Mas Ganteng terdengar dari luar mobil.
Leherku lumayan pegal, pasti gara-gara gak biasa tidur di dalam mobil. Kulihat dari kaca mobil, Mas Ganteng berjalan menuju bawah pohon flamboyan tempat kami nyantai kemarin sore. Aku pun segera menyusulnya ke sana.
"Makan dulu!" katanya sambil menunjuk roti yang dibeli kemarin. Kuambil satu.
"Agenda hari ini apa aja, Mas Ganteng?" tanyaku sambil memperhatikan tampilan Mas Ganteng. Siapa tau ada yang beda setelah kejadian misterius semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jauh Jalan Kembali
DiversosMenceritakan perjalanan seorang lelaki bernama Joni yang harus pulang karena ayahnya sakit. Apakah sesederhana itu?