Eca menghela nafas lega begitu melihat kedua sahabatnya disana.
"Sialan lo Jem!! bikin gue panik tau gaa!!" maki Eca sambil memukul punggung Jemma.
"Sorry Ca" ucap Jemma.
Jemma memandang kedua wanita didepannya itu dengan rasa bersalah."Jadi ngerepotin kalian deh gue."
Ranja memukul lengan Jemma, "Ngomong apa sih lo!"
Jemma menghela nafasnya, lalu beranjak dari kasur dan kembali dengan map coklat ditangannya.
Ranja dan Eca bertatapan sebelum akhirnya membaca apa yang ada disana.
"Jem?"
"Yang lo berdua liat ga salah. Jero bener-bener serius sama omongannya yang bakal ngelakuin apapun kalo gue gugat dia."
"Tapi ini ga masuk akal Jem! Nikahin Lara atas permintaan lo?! maksudnya?!"
"Gue juga ga tau Ja."
"Ca lo ngomong dong!" ujar Ranja melihat Eca hanya diam saja.
"Kontrak nikah lo sampe kapan?" tanya Eca.
"Kurang dari sebulan-
"Tepatnya Jem,"
"Seminggu lagi."
Ketiganya menghela nafas berat.
"Lo beneran cinta sama dia Jem?" tanya Ranja. Jemma mengangguk.
"Lo setuju sama yang dia tulis itu?"
"Jelas engga."
"Terus jadinya lo mau gimana?" tanya Eca.
Jemma mengulum bibirnya, "Janji jangan marah yaa?"
Keduanya mengangguk.
"Kalo jujur, gue juga gamau cerai sama Jero. Gue cinta sama dia, banget malah. Bahkan gue tetep setuju di jodohin sama Jero padahal gue tau waktu itu dia udah punya Lara.
Gue juga sadar kalo setelah nikah Jero ga mungkin selesai gitu aja sama Lara dan ya itu bener kan? waktu itu gue dengan besar kepala mikir kalo nantinya Jero bakal ninggalin Lara buat gue, eh tapi nyatanya sebaliknya."
"Secara ga langsung yang sebenernya pelakor di hubungan ini tuh gue, bukan Lara. Gue yang tiba-tiba muncul di hubungan mereka, bukan Lara."
Fakta kalau Jemma dan Jero di jodohkan memang benar adanya. Karena perjanjian di masa lalu antara orangtua mereka yang berjanji akan menjodohkan anak-anak mereka jika sudah dewasa nanti.
"Jemm-
"Gue belom selesai Ja. Sabar yaa, "
Ranja mendengus, membiarkan Jemma melanjutkan ceritanya.
"Tapi setelah akad dan dia minta tanda tangan di surat perjanjian itu, gue mulai mikir kayanya gaada celah buat gue. Dan itu terbukti sampe saat ini kan.
Meskipun gue cinta pake banget malah sama dia tapi kalo terus mertahanin pernikahan ini karena perjanjian, ya gue juga capek."
"Lo cerita soal ini sama orang tua lo?" tanya Eca.
Jemma menggeleng, "Kalo gue cerita udah pasti ayah bakal minta gue pulang ikut dia sekalipun harus pake paksaan. Lo berdua tau sendiri ayah gue kaya gimana."
"Nja, Ca." panggil Jemma.
Yang dipanggil memusatkan perhatikan mereka pada Jemma.
"Solusii donggg" pinta Jemma frustasi.
Ranja menghela nafasnya lelah, "Gue tau gimana rasanya di posisi lo Jem. Karena ya latar belakang pernikahan kita juga sama karna di jodohin. Kalo lo minta solusi dari gue, gue juga ga yakin. Gue juga sampe sekarang ga nemu solusi buat diri gue sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
FanfictionKatanya pernikahan itu untuk menyatukan dua kepala yang berbeda menjadi satu. Lantas bagaimana jika setelah disatukan pun dua kepala yang berbeda itu menolak bersatu meski kata sah sudah terucap diantara keduanya?