2. Shocked

9.9K 531 11
                                    


Aku baru saja keluar dari kamar, menyeret langkahku lesu dengan muka yang kutekuk.

Sungguh, aku malas sekali melewati hari ini. Karena sesuai perkataan mama kemarin, hari ini aku akan dimutasi ke rumah teman mama. Yeah, diungsikan lebih tepatnya..

Memang sih, kata mama tante Netha temannya itu baik dan welcome. Tapi kan, aku gak tau situasi di rumahnya seperti apa. Kalau saja membangkang pada orangtua itu tidak durhaka, maka tak akan kuturuti keputusan mama. Kalau perlu aku kabur saja dan memilih numpang sama Viona, ya paling tidak sih begitu.

Kususuri pagar tangga yang berbahan kayu jati dengan  sebelah tanganku, tak terasa langkahku pun sudah sampai di anak tangga paling bawah. Kuhampiri mama yang sedang sibuk berkutat dengan menu-menu sarapan pagi yang sudah mengisi meja makan.
"Pagi, ma!" sapaku lemas.

Mama menoleh dengan senyuman manis di bibirnya, meraih kepalaku lalu mengecup kedua pipiku bergantian.

"Pagi juga, sayang." Balas mama, "Mau sarapan apa?" tanya mama berlanjut

"Roti aja deh,," jawabku singkat, kemudian duduk di kursi yang sudah ada.

Mama lalu mengambilkan 1 helai roti tawar dari tempatnya lalu mengolesinya dengan selai kacang sesuai permintaanku. Setelah semua permukaannya teroles rata, rotinya dilipat membentuk segitiga lantas langsung disodorkan kepadaku. Kuterima dengan cepat, menggigitnya dengan malas.

"Oh ya sayang, nanti pulang kuliah jangan lupa langsung packing ya! Kan, kamu mau langsung mama antar ke rumah tante Netha." Ujar mama mengingatkan, lantas lekas duduk di kursi sebrang.

Mama semangat sekali sepertinya untuk menitipkanku pada temannya itu. Tidak ada raut ragu atau menimbang-nimbang. Yang kulihat, mama sepertinya santai-santai saja. Dan itu membuatku hanya langsung mengangguk tanpa komentar.

**


Selepas sarapan berakhir, aku berpamitan pada mama. Kuraih dan kukecup punggung lengan mama sekilas, lalu tanpa basa-basi lagi kulangkahkan kakiku meninggalkan meja makan menuju keluar.

"Selamat pagi, neng Tria!" sambut pak Rosid supir pribadi mama.

"Pagi, pak." balasku pendek

"Berangkat sekarang, neng?" tanyanya
Cukup hanya dengan mengangguk, maka pintu mobilpun dibuka oleh pak Rosid.

Aku mendesah malas seraya menghempaskan punggungku ke sandaran jok mobil yang kududuki. Sambil menunggu pak Rosid melajukan mobilnya menuju kampus, aku jadi teringat kembali dengan kegigihan mama yang mengotot untuk menitipkanku pada tante Netha. Berbagai bujukan sudah kulayangkan, tapi hasilnya tetap sama--NIHIL..

"Ma.. emangnya mama gak percaya sama Tria? Sampai harus nitipin Tria ke tante Netha teman mama itu?" tanyaku agak merengek.

"Bukan gak percaya sayang, tapi itu juga demi kebaikan kamu.. mama gak mau kamu kenapa-kenapa. Lagi pula, lebih bagus dong kalau kamu tinggal sementara sama tante Netha. Kan bisa ada temen ngobrol kalau kamu lagi bete." Sahut mama santai tak lepas tersenyum

Kenapa mama sulit banget buat aku bujuk, sih?

"Gimana, kalau Tria tinggal sama Viona aja? Kan, sama-sama ada temen ma, kalo perlu Tria ajak Viona tinggal di sini aja selama mama dinas.." usulku mencoba bernegosiasi.

"Engga!” tolak mama, “Mama tetap gak setuju, Mama udah putusin kamu tinggal sama tante Netha selama mama dinas. Mengerti?" tegas mama membuatku menyerah akhirnya.

"Neng.. sudah sampai!" Tegur Pak Rosid membuyarkan lamunanku, tak terasa sudah sampai kampus lagi.

Kuanggukkan kepalaku ketika pak Rosid memberitahu. Dan sekarang, aku sudah turun dari mobil lantas segera melenggang memasuki pekarangan kampus yang sudah cukup ramai dengan para mahasiswa lainnya.

This Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang