3. Camping

8.5K 442 59
                                    


Beberapa bis yang siap dihuni oleh tiap rombongan sudah berjejer rapi saling mengantri. Aku dan juga semua rombongan mahasiswa lainnya akan bergegas pergi menuju tempat camping yang sudah disurvei oleh tim expedisi dari senat sebelumnya.

Semua hal yang kubutuhkan selama camping nanti, sudah tersedia dalam satu ransel berwarna coklat emas yang sudah kugendong di punggungku. Tak lupa, syal untuk penutup leher dan sejenis kupluk pun kukenakan untuk berjaga-jaga agar angin nakal tidak masuk ke dalam tubuhku.

Tampaknya semua tim sudah siap, termasuk timku yang akan menaiki bis pertama dengan senang hati. Kebetulan, aku dan Viona tergabung dalam bis pertama. Jadi, aku tidak harus  menunggu lama lagi demi untuk mendapatkan tempat duduk dalam sebuah antrian yang panjang.

"Naik sekarang aja, yuk! Panas, nih” ajak Viona dengan menghalangkan tangannya ke kening.

Aku berdecak seraya melirik Viona jengah, "Ya ampun, sabar kali.. ketua rombongannya juga belum nongol." Tahanku, agar Viona bisa lebih bersabar.

Bersabar itu, indah bukan?

Aku kembali mengipasi mukaku dengan tangan, sudah hampir setengah jam kami rela menunggu di luar bis karena menunggu ketua rombongan yang tak kunjung datang. Tak jarang, aku berdecak kesal karena yang ditunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Padahal, kaki ini udah gak kuat lagi untuk tetap berdiri di tengah rasa pegal yang menyerang.

Memang bukan hanya aku saja yang merasa pegal dan lelah karena kelamaan berdiri, bahkan semuanya juga merasakan hal yang sama. Hingga akhirnya ...

"Yuk, guys .. diabsen dulu!" sebuah suara yang tak asing mengganggu pendengaranku.

Buru-buru kutolehkan kepalaku ke arah suara yang berasal dari belakangku itu, sebelum suara melengking membuatku harus mengusap muka sendiri sedikit frustasi.

"OMAYGAT! Itu sih, senior pujaan lo .." pekik Viona yang segera kupelototi dia agar diam

Viona tercengir lebar. Tampaknya, dia akan lebih bersemangat saat di perjalanan nanti, karena dengan adanya Dirly sebagai ketua rombongan bis pertama. Viona akan semakin gencar menggoda diriku. Poor!

Dan satu persatu nama yang Dirly sebutkanpun sudah menaiki bis dengan tertib. Hingga pada saatnya, giliran namaku yang dia panggil.

"Quensha Lovinitria." panggilnya begitu lembut dari saat ia memanggil nama yang lainnya.

Dengan perasaan yang dag dig dug tak karuan, kakiku pun semakin melangkah lebih mendekat.

"Hey, ternyata lo masuk dalam bis ini juga?" tegur Dirly saat aku sudah ada di dekatnya

Aku mengangguk, diiringi dengan senyuman di bibirku. Sejenak, mataku terpaku saat memandang wajah Dirly yang selalu tampan dan mempesona. Dia memang senior tampan pujaan kaum hawa dan aku sangat bersyukur karena bisa disatu bis-kan dengan si senior tampan nan baik hati ini.

"Aduuhh.. buruan dong, panas nih!!" seru salah satu mahasiswi yang kurasa sudah tak sabar ingin segera memasuki bis.

Melihat masih ada beberapa orang di belakangku yang harus Dirly absen juga, akhirnya ia pun memberikan jalan untukku agar lekas memasuki bis menyusul teman-teman lainnya yang sudah naik duluan.

"Kanaya Anggia" panggil Dirly selanjutnya, sebelum akhirnya aku melangkahkan kakiku menuju jok pilihanku.

Sesampainya di jok yang sudah akan aku duduki, tiba-tiba saja aku mendapati si tengil Romeo yang sedang asyik bersenda gurau dengan Viona. Dasar cowok tengil!

"MEOOO!! Itu, tempat duduk gue.." protesku berkacak pinggang. Yang diprotes pun menoleh dengan muka sok santainya.

"Aduh Tri, lo cari tempat duduk lain aja ya.. kasih kesempatan kali buat gue duduk sama Vio." Ujar Meo beralih tersenyum sok imut pada Viona.

This Love (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang