One Sided Love -3- (end)

1.7K 110 14
                                    

Renjun membuka matanya perlahan, Ia memegangi kepalanya yang semalam rasanya pusing karena demam. Namun Ia teringat akan sesuatu, mimpinya begitu menggairahkan. Bisa-bisanya dia bermimpi bercinta dengan Jeno.

Renjun hanya meringis, mana mungkin Jeno mau melakukan dengannya. Jenokan tidak mencintainya.

"Kau sudah bangun?"

Renjun kaget mendengar suara seseorang dari sampingnya. Ia menolehkan kepalanya dan langsung menutup mulutnya. Ia ingin berteriak tapi mulutnya harus menahan itu.

Jadi yang semalam Ia kira mimpi itu benar terjadi?!!!

"Je..Jeno..." Renjun bingung harus berkata apa.

"Kenapa?" Tanya Jeno pada Renjun. Jeno lantas mendekatkan diri ke arah Renjun dan meletakkan tangannya itu di atas dahi Renjun. "Sudah turun."

Renjun menurunkan tangan Jeno di dahinya. Renjun gugup dan tak tahu harus apa. Ia menyadari jika Ia tak berbusana saat ini begitupun dengan Jeno.

"Se..sebaiknya kita lupakan kejadian semalam. Aku minta maaf aku pikir aku mimpi, maafkan aku Jeno.. aku janji ini tidak akan pernah terjadi lagi." Renjun mengatakan itu dengan gelisah dan menundukkan kepalanya, Ia langsung menarik selimut membawanya pergi dan masuk ke kamar mandi.

Jeno sampai bingung karena Ia ditinggal begitu saja dalam keadaan telanjang.

Ia segera memakai bajunya yang berserakan di lantai. Lalu memilih keluar dari kamar untuk menyiapkan sarapan. Sepertinya Renjun hanya terlalu shocked. Apa reaksi itu biasa dialami jika barusaja kehilangan keperawanannya ya?

Jeno juga cukup kaget karena Renjun benar-benar masih perawan dan dia orang pertama untuknya. Dia merasa cukup senang karena mengetahui jika calon istrinya itu masih bersih. Justru dialah yang menodainya.

Tapi tak apalah, sebentar lagi juga mereka menikah pikirnya.

Bau harum menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Renjun yang tengah menuruni anak tangga. Ia segera menuju dapur. Dilihatnya Jeno tengah memasak sup ayam. Renjun menghampirinya.

"Jeno oppa belum pulang?" Tanya Renjun pada pemuda yang sibuk mencicipi sup buatannya.

Jeno menatap Renjun yang sudah rapi dan terlihat sangat cantik pagi ini.

"Kita sarapan dulu." Ajak Jeno pada Renjun. Renjun tak menolak merekapun makan bersama dalam diam. Keduanya benar-benar menikmati sarapan mereka.

"Biar aku saja yang mencucinya." Ucap Renjun kala Jeno mengangkat piring kotor di atas meja makan.

"Kalau gitu oppa mau mandi dulu."

Jeno lantas pergi menuju kamar Renjun dan mandi di sana. Renjun bingung karena hanya mereka berdua saja di rumah ini. Semoga Jeno cepat pulang karena dia merasa canggung.

Tak lama kemudian Jeno datang menghampirinya yang tengah duduk di ruang tengah menonton tv.

"Jeno oppa akan pulang?"

"Kenapa? Kamu mau aku tinggal di sini? Sesuai keinginanmu aku tetap di sini." Ucap Jeno sambil duduk di samping Renjun.

"Bukannya oppa harus ke kantor sekarang?"

"Untuk hari ini di sini dulu. Takutnya kamu kenapa-kenapa."

"Aku gapapa kok. Klo oppa disini yang ada aku tidak bisa konsentrasi melukis. Oppa pergi ajah."

"Hmm, kamu ngusir aku nih?"

"I..iyaaa."

.

Renjun melamun di ruang lukisnya. Jenokan biasanya cuek sama dia. Kok tadi jadi perhatian gitu ya? Tapi bukannya itu bagus ya? Tapikan bukannya Renjun juga udah mau lupain dan mutusin tunangan? Renjun pusing karena dia sudah melakukannya dengan Jeno.

RJN COLLECTION STORY (NOREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang