Cute Courier Ch2 [ END ]

2

Pagi hari

"Dek ada paket dialamat yang kemarin"

"Tapi udah siang pa adek males"

"Masih jam 10 masa siang si? Siang mh ntar jam 12 ke atas" Sahut zee

"Nyaut aja " Sinis christy

"Mau ga? Kalau gamau nganter biar karyawan aja"

"Eh mau mau mauuu bentar ya adek siap-siap dulu"

"Iya, langsung ke gudang aja ya papa mau berangkat dulu"

"Iya pa" Christy langsung pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap setelah itu ia menancap gas menuju gudang paket

"Misi semua, paket yang alamatnya xxxx mana ya? " Tanya nya kepada karyawan yang ada disana

"Oh ini non" Salah satu dari mereka sembari menyodorkan paket tersebut

"Makasih pak, saya duluan ya"

"Iya non" Christy pun keluar menuju motornya dan menancap gas ke alamat yang akan ia tuju

Saat sudah sampai seperti biasa ia akan memencet bel dan berteriak 'PAKET' namun tidak ada jawaban sama sekali, sudah 5 kali ia memencet bel sang pemilik rumah tak kunjung keluar hal itu membuatnya geram, lalu ia pun memutuskan untuk mengechat nomornya saja daripada menghabiskan suaranya hanya untuk berteriak tidak jelas

Didalam rumah

Seseorang baru saja terbangun karena ponselnya yang berdering karena mendapatkan telpon dari temannya, namun pandangannya teralih pada notif yang membuatnya salfok, ia pun segera membuka chat tersebut

"Aduh mana lupa lagi kalau lagi pesen barang, kebiasaan nih chika" Gumamnya ia pun segera membenarkan rambutnya yang berantakan dan segera keluar rumah

"Aduh maaf ya mbk saya baru bangun"

"Gapapa cuma pegel aja disini mana panas"

"Biasanya juga gitu kan"

"Ga"

"Ck mana paketnya" Christy pun menyerahkan paket   dan chika juga memberikan uangnya

"Tumben si kang paket cuma bawa satu paket? " Tanya nya karena melihat kang paket didepannya ini cuma membawa paket miliknya saja

"Lagi pengen anterin satu paket aja si, ternyata paket si mbk"

"Dih emang bisa gitu ya? "

"Bisa karena.... "

"Karena apa? "

"Kepo dah bye saya duluan mbk" Christy langsung menancap gas meninggalkan chika yang masih terdiam di tempat

"Ih ngeselin banget si tu kurir " Chika mendengus kesal sembari menatap punggung lawan bicaranya tadi yang sudah menjauh