Senyuman (taufan) 🌪

69 8 0
                                    


Kalian tau seberapa sulitnya mempertahankan senyuman?

ya memang sulit
Tapi tidak bagi taufan

Dia sudah terbiasa tersenyum apapun yang ada di hadapan nya

Dia anak yang baik, ramah, juga aktif
Tapi sayang tidak ada seorang pun yang menyayangi
Bahkan untuk sekedar menjadi teman saja tidak mau.


Roda skateboard itu terlihat melaju dengan cepatnya di pinggiran jalan raya yang ramai. Seorang pemuda yang berumur sekitar 17 tahunan yang menaiki nya pun terlihat tergesa gesa, walau begitu bibirnya tetap menampilkan senyum manisnya.

Dengan tergesa gesa, dia terus melajukan skateboard nya menuju gerbang yang kini hampir berada di depan matanya.

Cttt

Roda skateboard itu berdecit kecang saat pemuda itu mengerem nya secara mendadak membuat siapa saja yang mendengar nya merasa ngilu.

"M-maaf pak, saya ter.. lambat... lagi.."

Satpam itu menghela nafas panjang mendengar perkatakan pemuda itu.

"Bapak tau kok taufan, ya sudah cepat masuk sana, tadi bapak dengar sudah bell"

Pemuda itu hanya memasang pose hormat lalu berlari ke dalam sekolahnya setelah mengucapkan terima kasih pada satpam itu.

"Huh..huh..huh.."
Nafasnya memburu, mencoba lari secepat mungkin di lorong sekolah yang terlihat sepi itu.



"Hah..hah..hah.. fiuh~ masih untung gurunya telat mwehehe"
Taufan pun memasuki kelasnya.
Ya seperti yang dia bilang, gurunya telat masuk, sungguh keberuntungan yang besar baginya.
Dia pun duduk di kursinya yang berada di samping jendela.

Taufan tidak mempedulikan tulisan yang ada di mejanya.
Ya karena dia sudah terbiasa dengan itu. Semakin hari tulisan di mejanya itu semakin banyak, tapi tidak dia pedulikan sama sekali.
Itu bukanlah tulisan bangga untuknya, ataupun tulisan pernyataan perasaan untuknya.

Ingin tau apa tulisan yang ada di meja taufan meja taufan?

'Anak lemah'
'Beban nih bozz'
'Haha anak gak guna'
'Heleh beban aja sok baik, hahahah'

Ya.... taufan menjadi salah satu korban bully di sekolanya.
Bahkan orang kelasnya lah yang paling sering membully nya.

Guru pun memasuki kelasnya, lalu memulai pelajaran.










Skip~

Kring! Kring! Kring!

Bel istirahat telah berbunyi, murid murid pun berhamburan keluar kelas.

Mungkin ibu kantin sudah sangat kerepotan saat ini karena di terjang para murid yang tidak mau mengalah sama sekali.

Tapi tidak dengan taufan, dia tidak ada niat sama sekali untuk pergi ke kantin.

Saat taufan sedang merapikan bukunya tiba tiba...

Brakk!

Taufan terkejut mendengar gebrakan meja itu. Taufan membalikkan badannya, dan melihat ada beberapa anak perempuan yang menatapnya dengan sinis.
Ahh itu pembully nya..

"Heh lo nak sampah! Ga usah sok bahagia lahh! Jadi beban aja bangga, hahahahahahaha"

Mereka pun berlalu pergi meninggalkan taufan yang tidak peduli tentang omongan mereka.







Taufan pergi ke taman belakang sekolah setelah dia selesai merapikan buku bukunya.













"Huhh capek juga lah"
Ucap taufan dengan nada lirih.

The silent screamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang