Piala terakhir (solar)☀️

86 7 1
                                    

Pagi itu solar sedang berada di dalam labnya, sedang mengamati sebuah tabung reaksi yang berisikan cairan berwarna hijau.
Itu ramuan barunya!

Solarpun beranjak dari tempat duduk nya, kemudian sedikit meregangkan tubuhnya yang tidak sempat dia istirahatkan semalam.

Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat begitu jelas saat dia berdiri tepat di depan cermin yang menampilkan refleksi dirinya saat itu.

Solar pun memutuskan untuk pergi ke kamar mandi lalu mencuci mukanya.
Setelah selesai mencuci muka, di turun ke dapur untuk mengambil air minum. Sampai di dapur dia langsung mengambil minum lalu kembali membawanya ke kamar.

Namun saat berada di anak tangga terakhir di lantai dua, kakinya tersandung.

"Aghh"

Solar terjatuh tepat di depan pintu kamar halilintar.
Air minum tang ada di genggaman tangannya pun tumpah ke lantai.

"Ahh tumpah.. aku harus mengambil pel an di dapur untuk membersihkan ini"

Solar berusaha berdiri, setelahnya dia mengambil pel di dapur untuk membersihkan itu.

Tanpa di diduga duga, halilintar keluar dari kamrnya sembari berlari tanpa melihat air yang menggenang di depan pintu kamarnya itu.

Dann

Bukk

"Arghh"

Terdengarlah suara tubuh terbanting ke lantai bersamaan dengan suara rintihan dari lantai dua.

TTM yang sedang menonton tv mendengar itu
Ice yang kamarnya bersebelahan dengan halilintar juga mendengarnya
Bahkan gempa yang sedang memasak di dapur pun mendengarnya juga.

Lantas semuanya pun mendatangi lantai dua, yaitu arah sumber suara tadi.

"Kak hali?!"

Mereka semua berkata dengan serentak.

"Kak kau kenapa?"
Tanya gempa sembari membantu kakak sulungnya itu berdiri.
Halilintar bukannya menjawab pertanyaan gempa, dia malah menyorot tajam ke arah TTM

"Apa kalian yang melakukannya"

"Hah? Bukan kami! Kami menonton tv di ruang tengah tadi"
Jawab taufan mewakili kedua adiknya.
Blaze dan thorn pun hanya mengangguk.

"I-itu aku kak"

"Huh?"

Semuanya merasa kebingungan saat solar mengatakan itu.

"Tadi kaki ku tersandung saat membawa air minum menuju kamarku, dan air itu  tumpah di depan kamarmu.."
Solar tertunduk saat mengatakan kalimatnya.

"Maaf kak aku tidak sengaja aku akan mem-"

"Membantuku? Membersihakannya? Kau terlambat!"
Tukas halilintar dengan cepat.

Solar tersentak dengan perkataan halilintar yang terdengar menusuk itu.

Tidak terlalu peduli dengan solar, yang lainnya membawa halilintar ke kamarnya lalu gempa mengobatinya dibantu dengan taufan.

Setelah solar selesai mengepel lantaiyang basah tadi, solar ikut masuk ke kamar kakak sulungnya itu.

"Kak kau istirahat saja dulu, untuk beberapa waktu ini sebaik nya kau jangan melakukan apa apa dulu kak"
Taufan membuka mulutnya
Mencoba membuat ringkasan tentang kegiatan halilintar.

Seakan tidak peduli dengan omongan adiknya dan menganggapnya sebagai angin lewat. Halilintar mencoba bangkit dari posisi tidurnya.

"Aghh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The silent screamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang