"Hati hati ada pembawa sial di sini"
"Kenapa harus ada orang pembawa sial seperti dia di pulau ini?"
"Lihat, lihat, si pembawa sial lewat"
"Jangan dekat dekat, takut nya ntar kena sial"
Bisikan bisikan itu terdengar jelas di telinga seorang remaja laki laki yang sedang berjalan di tengah keramaian.
Tapi dia hanya berjalan biasa, mencoba menganggap itu hanya angin saja.
Laki laki itu berhenti tepat di depan sebuah warung nasi.
Dia terlihat ragu untuk memasuki warung nasi itu, tapi mau bagaimana lagi? Tidak ada lagi yang mau menerimanya hanya untuk sekedar membeli nasi dan lauk saja."Emmh bu, bisakah aku membeli nasi dengan uang segini?"
Tanya laki laki itu sembari menunjukkan selembar uang kertas 10.000 pada ibu penjual nasi itu.
Dan ibu penjual nasi itu menoleh lalu mengangguk."Ohh blaze, tentu saja bisa. Duduklah dulu biar ibu buatkan"
Blaze pun duduk di kursi yang telah di sediakan.
Tepat seperti pemikirannya. Orang orang langsung menjauhinya.
Blaze hanya menunduk dia merasa malu.Blaze sebenarnya kurang percaya bisa membeli nasi bungkus dengan harga 10k namun dengan porsi yang bisa di bilang lumayan banyak.
"Nah blaze, ini nasimu."
Ucap ibu penjual nasi itu.
Blaze pun berdiri dari tempat duduk nya, lalu meberikan satu satunya lembar uang yang dia punya kepada ibu itu."Terimakasih banyak bu! Maaf karena blaze, semua yang makan jadi pergi..."
Blaze berkata dengan wajah menunduk."Tidak masalah, itu bukan salahmu blaze, biarkan saja mereka. Besok kalau mau beli nasi, ke sini aja ya? Ibu tunggu"
Blaze mengangguk mendengar penjelasan sang penjual nasi, lalu pergi keluar dari warung itu.
Saat sampai di sebuah gang yang lumayan sepi, blaze berhenti dan duduk begitu saja di atas tanah tanpa alas apapun.
Blaze segera membuka bungkusan nasinya tadi lalu memakannya dengan lahap.
Karena terlalu fokus pada makanan nya, dia tidak menyadari kehadiran seorang lelaki berjaket biru muda yang kini berdiri tepat di depannya.
Melihat blaze tak kunjung sadar akan kehadirannya, orang itupun berjongkok dihadapan blaze yang sedang makan dengan lahap.
Akhirnya blaze menyadari keberadaan orang di depannya itu.Blaze mengangkat kepalanya lalu dia menyeret dirinya untuk mundur dari orang itu.
Blaze merasa takut.
Takut akan dihina, takut akan di cacimaki, takut akan di kucilkan, atau mungkin dia akan di bunuh oleh orang itu? Pikirnya.Laki laki itu sadar akan ketakutan blaze, dia sedikit mendekati blaze lalu berkata..
"Aku Ice, ikutlah bersamaku dan hidupmu akan membaik"
Ucapnya sembari mengulurkan mengulurkan tangannya pada blaze yang masih terlihat sedikit ketakutan.Namun blaze ragu untuk membalas uluran tangan orang itu dengan cepat.
"Apa kau yakin? Aku mungkin akan sangat merepotkan mu. Bahkan mungkin nama baikmu bisa tercemar hanya karena diriku.."
Jawab blaze dengan lesu"Tidak masalah, ikutlah dengan ku, aku tak akan menyakitimu"
Setelah berpikir berulang kali. Blaze akhirnya menyambut uluran tangan Ice.
Dan benar dengan apa yang ice katakan.
Kini kehidupannya berubah drastis.
Dulunya yang hanya tidur di atas tanah, kini dia bisa tidur di ranjang yang empuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The silent scream
Short StoryTeriakan sunyi yang hanya ada di dalam hati. Berusaha mati matian untuk menyenngkan yang lain tanpa memikirkan diri sendiri Berusaha mati matian hanya untuk melihat senyuman orang yang sangat di sayang nya Walau taruhan nya nyawa, tetap mereka jalan...