▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Alesha tiba di kantor bersama Bagas pukul 17.35 WIB. Wanita itu langsung berpamitan untuk pulang dan tidak masuk terlebih dulu ke kantor. Bagas menahannya saat hendak keluar dari mobil. Wanita itu mengurungkan niat untuk membuka pintu dan berbalik menghadap bosnya lagi.
"Saya tau, kamu lagi khawatir sama kondisi temenmu itu. Tapi, saya nggak mau semua itu ganggu kinerja kamu di kantor."
Alesha memandangi tangannya yang berada dalam genggaman Bagas. Wanita itu berusaha terlihat baik-baik saja lalu tersenyum menatap bos sekaligus kekasihnya itu.
"Iya, Pak. Saya minta maaf, ya kalo kerjaan saya belakangan ini jadi kurang bagus. Saya terus berusaha untuk tetap profesional," ucapnya sambil balas menggenggam tangan pria itu.
Bagas mengangkat sebelah tangan untuk mengusap lembut kepala kekasihnya itu. Dia menarik wanita di hadapannya itu agar mendekat lalu mengecup lama kening Alesha.
"Saya bangga sama kinerja kamu selama ini. Saya nggak mau dibuat kecewa karena kamu bikin kesalahan yang fatal hanya karena kamu ceroboh dan tidak fokus. Gimana juga, kan, saya tetap atasan kamu di kantor. Kalo di luar kantor, terlepas dari apa pun yang terjadi kamu tetap kekasih saya. Saya pasti bantu apa pun kesulitan kamu. Jadi, jangan pernah ngerasa nggak enak buat minta bantuan saya, Alesha," ucap pria itu setelah melepas kecupan di kening kekasihnya lalu menatap hangat wanita itu.
Alesha sangat memahami maksud dari ucapan bosnya itu. Dia menunduk malu sambil terus meremas kedua tangannya. Wanita itu mendongak karena Bagas menyentuh dagunya. Mereka saling menatap cukup lama hingga Bagas berbicara lagi.
"Kamu perlu tau satu hal, Alesha. Saya sayang sama kamu."
Alesha hanya berkedip mendengar pengakuan dari pria di hadapannya itu. Dia menutup mata saat Bagas mendekatkan wajah ke arahnya. Perlahan, dia merasakan bibir pria itu menyentuh bibirnya. Awalnya, hanya sentuhan lembut lalu Bagas mulai menyapu bibirnya dengan lidah. Ketika wanita itu membuka mulut, kekasihnya langsung melumat dan mencecap rasa manis dari bibir itu. Alesha menghentikan ciuman mereka untuk mengambil napas. Bagas mengecup bibirnya lagi sebelum mereka benar-benar berhenti.
"Saya pulang sekarang, ya, Pak," ucap Alesha setelah berhasil mengatur napas yang terengah-engah itu.
"Kamu hati-hati, ya. Kalo ada apa-apa, hubungin saya secepatnya."
Alesha mengangguk lalu maju untuk mengecup pipi Bagas. Setelah itu, dia berbalik dan keluar dari mobil. Wanita itu berpindah ke mobil Aqila yang tadi pagi dibawanya ke kantor. Dia membunyikan klakson sebagai tanda pamit sebelum meninggalkan parkiran kantor.
Wanita itu mengemudi dengan kecepatan sedang, tetapi tetap saja tidak bisa menghindari kemacetan. Pada jam-jam pulang kantor seperti saat ini, jangan berharap bisa tiba di rumah dengan cepat. Alesha sampai di gedung apartemen sahabatnya pada pukul 19.30 WIB. Padahal, kalau jalanan normal dia bisa tiba pukul 18.45 WIB.
Sesampainya di unit apartemen Aqila, Alesha langsung menghampiri sahabatnya itu di kamar. Dia meletakkan tas di meja rias lalu memeriksa kondisi sahabatnya.
"La, gue udah pulang. Gimana keadaan lo?"
Alesha menempelkan tangan di kening Aqila dan terperanjat karena begitu panas. Masih tidak ada jawaban dari sahabatnya dan dia mencoba membangunkan Aqila dengan menggoyang-goyang tubuh wanita itu.
Wanita yang belum mengganti pakaian kerjanya itu berdiri dan keluar dari kamar menuju dapur. Dia mengambil baskom lalu mengisinya dengan air dan kembali ke kamar. Dia mencari sesuatu seperti sapu tangan atau kain apa pun yang bisa digunakannya untuk mengompres.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomanceTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...