LARA

NYATA?

Di sebuah rumah minimalis yang cukup asri terdapat tiga sekawan yang berkumpul di ruang tamu.

"Bang abi, jangan diem terus~" Bujuk Acha

"Sukurin abi ngambek" Ejek Rio

"Diem lo" Menatap tajam Rio

"Ihh atutt"

Ceklek

Seorang wanita memasuki rumah tersebut dengan membawa barang belanjaan.

"Eh ada Acha, lama nggak kesini" Suara lembut keluar dari mulut wanita yang terlihat awet muda.

Wanita tersebut bernama Sarah,mamanya Abi. Sekilas wajahnya mirip seperti Abi.

"Iya ma, Acha lagi sibuk"

"Sibuk apaan kerjaannya tidur"

"Mending lo diem"

Sarah terkekeh melihan pertengahan teman anaknya yang sudah biasa menurutnya.

Mata Sarah tertuju kepada anaknya, Abi. Seakan mengerti apa yang sedang terjadi. "Ya sudah mama ke dapur dulu"

"Iya ma"

Abi yang sedaritadi hanya menyimak interaksi mamanya dengan teman-temannya mulai beranjak dari sofa.

"Bang Abi mau kemana? "

"Mandi"

Abi berjalan ke arah kamarnya yang terletak di lantai dua rumah tersebut.

"Hufftt.... Elo sih nggak bisa diajak kerja sama. Bang Abi jadi marahkan sama gua"

"Salah lo sendiri pelit sama gua"

"Pokoknya gua ngambek sama lo"

" Dihh ngambekan"

"Bodo" Rio tertawa saat melihat Wajah marah Acha.

______

Dibelahan bumi lain. Terdapat seorang pemuda yang duduk sembari memegangi figura foto seorang adik perempuannya.

"Sampai kapan kakak harus menunggu mu?" Ia menyeka air matanya

"Apakah kakak masih bisa melihatmu?maafkan kakak, kakak merasa bodoh waktu itu"

Pemuda tersebut beranjak dari duduk menuju arah nakas. Membuka laci kemudian mengambil belati dengan ukuran kayu yang terdapat pada pegangan belati tersebut.

Seringai mulai muncul, raut wajah yang seketika berubah dingin. Ia mengarahkan belati ke pergelangan tangannya.

Srettt

Setetes demi tetes darah mengalir di tangannya. Pemuda tersebut kemudian menjilat luka yang diciptakannya sendiri.

Wajah dinginnya seolah-olah tidak merasakan kesakitan. Hanya seringai mengerikan yang keluar dari mulutnya.