Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WKWKW🙏
Aku malu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tanpa sadar sudut bibir Jean tertarik menerbitkan senyuman kecil, setelah membaca pesan yang baru saja dikirimkan padanya. Sebenarnya sudah ia sudah sering mendapat pesan seperti ini, tapi tetap saja terkadang membuatnya salah tingkah.
Ia kemudian menatap depan, melihat kendaraan lalu lalang, sore ini entah mengapa terasa begitu menyenangkan dari hari sebelumnya.
Padahal sama saja, ia akan pergi ke toko di pagi hari, dan pulang setiap pukul empat sore. Tapi nyatanya, ada yang berbeda dengan hari ini, mungkin spesial baginya.
Hari ini, tepat setahun usia pernikahannya dengan orang yang sedikit asing, yang diperkenalkan padanya melalui perantara orang tua mereka.
Ardhanu Hardian, laki-laki yang dengan berani datang ke rumahnya setelah sebulan perkenalan mereka. Meskipun sempat takut karena belum mengenal lebih satu sama lain, Jean di yakinkan dengan kesungguhan yang terlihat dari mata laki-laki itu.
Dan sekarang, tidak terasa sudah satu tahun berlalu. Banyak yang mereka lalui selama ini, pernikahan tidak semudah omongan belaka. Tapi ada dua pemikiran yang harus dijadikan sepaham, dan ada dua sifat yang harus dimengerti satu sama lain.
Mulai dari penyesuaian Jean dengan segala sifat Dhanu yang cukup tertutup, bagaimana tabiat laki-laki itu ketika marah, dan kebiasaan-kebiasaan lain yang terkadang membuatnya harus ekstra hati-hati agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.
Dulu, mereka sempat berselisih paham yang mana menyebabkan keduanya tidak saling menegur selama dua hari.
Jean yang dulunya pernah gagal dalam hubungan, menjadi takut, apakah itu akan terulang lagi? Bagaimana jika Dhanu sama seperti yang dulu? Nyatanya itu hanya pemikiran lalu saja, Dhanu tidak seperti apa yang ia pikirkan saat itu. Ia sengaja menghindari Jean, guna mencari tahu letak kesalahan pahaman mereka.
Laki-laki itu datang kepadanya dengan tatapan yang sama sekali tidak lepas darinya, senyuman terpampang tanpa luntur ketika pertama kali menampakkan diri. Menggenggam erat tangan Jean dengan mulut yang mengucapkan kata 'maaf', tanpa melepaskan tatapan nya tepat di iris cantik sang puan yang ia cintai itu.
