Bab 17

22K 1K 28
                                    

Happy Reading






















Angin hari ini cukup kencang jika di rasakan dari ketinggian, seorang remaja laki-laki berwajah imut berbaring di kursi kayu panjang yang sudah tidak terpakai.

Disisi kanan kirinya ada teman sebayanya yang sedang sibuk dengan ponsel masing-masing, mereka sedang mabar.

Keempat remaja itu ada dirooftop, mereka berempat bolos di jam pelajaran terakhir.

Niat mereka naik ke atas rooftop  mencari ketenangan dan mencari kipas angin alami.

Matahari sudah tak terlihat,  tapi luas langit biru membentang dihiasi oleh hamparan awan putih.

"El bangun El, tidur mulu elah" Kevin berujar tanpa menoleh pada El, fokusnya masih pada benda pipih yang di pegangnya.

"Kaga bakal lah dia bangun, lo tau sendiri kan si bocil kalo tidur udah kaya lagi sakaratul maut" Sahut Leon, dia juga masih fokus pada layar digenggaman nya.

"Bangunin sanah Lex, bentar lagi balik nih" Suruh Kevin saat melihat jam tangannya  sudah menunjukkan waktu pulang sekolah.

Alex bendecak, tetapi ia  tetap menuruti perkataan Kevin. Ia mematikan ponselnya seraya berdiri, lalu menghampiri El yang belum merubah posisinya sejak satu jam yang lalu.

"Imutt" Batin Alex melihat bagaimana cara tidur El.

"El bangun" Ucap Kevin lembut, tidak tega untuk membangun El dengan cara kasar.

"El bangun jirr, kalo ga bangun ga gua kasih milo bagen" Ucap Alex

"Ihh mauuu"  Sontak El langsung bangun dari tidurnya, malah sangking semangatnya El langsung berdiri.

Jika sudah menyangkut susu El paling pertama.

"Dasar Bayi" Cibir Alex.

"Mana susunya?" El langsung menoleh pada ketiga temannya.

Ketika mendengar tawa jahil keluar dari bibir temannya, ia sadar bawah itu hanyalah tipu belaka.

El mendengus lalu turun dari kursi, dia kembali menduduki kursi panjang itu.

"Mau pulang nih sat, lu emang mau di tinggal di sini?" Tanya Kevin. El tidak menjawab perkataan Kevin, dia hanya menunjukkan uapannya di depan temannya, seolah mengatakan bahwa ia masih mengantuk.

"Mun aing teu bohong, kumaha maneh bakal hudang, jirr?" Heran Leon, yang sudah menjadi teman El sejak lama pun masih terheran-heran.

Masih belum menjawab, El masih menguap seraya merenggangkan otot-ototnya lalu dia menggaruk tangannya yang sama sekali tidak gatal.

El masih mengumpulkan sebagian nyawanya.

"Hoam, teing atuh"

"Udah bel pulang belum sih?" Tanya Alex, yang ikut duduk di samping El.

Kevin melirik jam ditangannya nya sekali lagi, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore lewat beberapa menit.

"Udah bel daritadi nyet, ayok balik!" Ajak Kevin.

"Yok" Leon dan Alex menyahut seraya berdiri lalu ia mulai berjalan keluar dari rooftop diikuti oleh Kevin dari belakang.

El yang baru sadar bahwa teman-temannya sudah menghilang dan sadar bahwa ia dia ditinggalkan langsung berdecak.

" WOY! NYAWA GUE BELUM KUMPUL, MAIN TINGGAL AJA LO BERTIGA!"

Selama Dua hari kedepan El tidak akan tidur di rumahnya.

ELBARACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang