Rain Can Be Medicine

2 0 0
                                    

"Aku ingin pulang dan hujan-hujanan"

Di luar sedang hujan deras. Terlihat dari jendela cuaca menjadi gelap. Tapi alih-alih berdiam diri, aku ingin pulang dalam cuaca seperti ini. Pulang dengan tubuh yang basah karena hujan dan dingin karena terkena angin. Tapi aku tidak melakukannya. Senior ku akan pulang setelah hujan reda. Jika aku pulang lebih dulu, mereka akan menganggap ku ingin buru-buru pulang dan enggan bekerja. Walaupun itu benar. Jadi beberapa menit kemudian, ketika hujan mulai reda, senior ku mengajakku untuk pulang.

Ketika keluar dari rumah, gerimis masih turun. Anak pemilik rumah bertanya kepada kami apakah kami membawa jas hujan atau tidak. Senior ku menjawab ada dan memakai jas hujan biru nya. Sedangkan aku, aku menjawab tidak walaupun aku tau ada jas hujan di jok motor ku. Tapi aku tidak ingin memakainya. Sebagai gantinya aku katakan bahwa aku mengenakan jaket. Aku ingin terkena air hujan dan dinginnya angin ketika aku di jalan pulang. Hanya saja ini lebih buruk karena helm ku basah. Aku lupa untuk menaruhnya di teras agar tidak terkena air hujan. Jadi ketika pulang aku hanya menaruhnya di pengait.

Setelah berpamitan, kami pergi. Aku pergi lebih dulu. Setelah cukup jauh dari rumah tempat ku bekerja, aku berhenti di pinggir jalan. Kemudian senior ku melewati ku. Sekarang aku aman. Aku melepas jaket ku dan menaruhnya di jok motor dan mengganti sepatu ku dengan sandal yang aku taruh di jok motor yang aku siapkan pagi ini. Aku tahu hari ini akan hujan, jadi sejak pagi aku memang berniat untuk pulang sambil hujan-hujanan.

Karena membawa helm, aku tidak jadi membawa kacamata. Tapi sekarang aku membutuhkannya karena tetesan air hujan menusuk penglihatan ku. Untungnya hanya gerimis sedang, jika ini hujan lebat, aku tidak yakin akan pulang dengan selamat karena penglihatan ku akan lebih kabur dari ini.

Jalan menuju pulang melewati jalanan kawasan industri sehingga jalanannya lebih luas dan lebih leluasa dan tidak ada bangunan-bangunan rumah atau sejenisnya. Hanya ada beberapa pabrik dan warung-warung kecil. Sisanya hanyalah pepohonan dan rumput di sepanjang jalan. Oleh karenanya, angin akan semakin kencang berhembus. Semakin kencang, maka akan semakin dingin.

Aku sengaja berkendara dengan kecepatan yang cukup tinggi agar angin semakin menusuk kulit hingga tulang-tulang ku. Angin itu semakin terasa ketika mengenai perut ku yang kosong yang terlapis kemeja berwarna army. Juga tangan dan jari-jari ku. Mereka mengepal memegang setang sepeda motor. Sesekali aku mengusap wajahku dengan tangan kiri agar jalanan tidak terlalu kabur.

Sebenarnya, jika saja aku tidak perlu memikirkan biaya kerusakan dan pengobatan, aku ingin menjatuhkan diri di tengah-tengah hujan ini. Tapi jika aku melakukannya, sepeda motor yang mamah cicil dengan susah payah akan rusak. Dan mamah pasti akan membawaku ke dokter untuk di obati. Itu pasti akan mengeluarkan biaya yang banyak.

Jika aku ingin terluka, aku harus terluka seorang diri tanpa menghubungi siapapun. Mereka memiliki putri yang buruk, mereka layak memiliki seorang anak/cucu yang lebih baik dari ku. Mereka tidak boleh repot mengurus ku, mengurus pengobatan ku, ataupun mengurus pemakaman ku.

Aku mengubah rencana ku. Aku ingin makan es krim. Aku ingin membuat diriku sakit. Aku belum makan siang, perut ku kosong dan sekarang aku terkena air hujan dan angin yang cukup kencang. Kemudian aku akan berhenti di minimarket untuk makan es krim lalu pulang. Setelah sampai di rumah, tadinya aku akan langsung mandi. Namun aku ingat jika aku langsung mandi, angin tadi tidak akan menetap. Jadi aku hanya melepas pakaian luar ku, mengganti celana dengan celana training dan makan makan siang yang aku bawa tadi pagi namun tidak sempat aku makan sambil menonton drama.

Setelah langit mulai gelap, aku mandi dan tertidur. Dua jam kemudian aku bangun dan merasakan kedinginan. Berarti kegilaan ku tadi bekerja. Aku memegang dahi ku, aku tidak demam. Namun aku kedinginan. Aku membuka sedikit selimut ku, membiarkan angin dari kipas kembali menyentuh ku agar aku semakin kedinginan, semakin sakit.

Blue RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang