I|I
Atasia sudah tidak lagi menghitung seberapa lama ponselnya diramaikan oleh notifikasi yang masuk seperti sekarang. Nyatanya mau seramai apapun ponselnya itu, sekedar untuk melihatnya saja Atasia sudah tidak lagi mau.
Sebenarnya sudah menjadi hal yang biasa jika ponsel Atasia ramai oleh notifikasi seperti itu, apalagi jika ia baru mengunggah sesuatu. Namun kali ini terasa ada yang berbeda, tepatnya sejak dua hari yang lalu- disaat Dewa tiba-tiba mengunggah fotonya bersama dengan gadis baru. Sejak itu semua notifikasi yang masuk di ponsel Atasia hanya mengenai hal-hal itu. Bahkan banyak dari mereka yang mengaitkannya dengan Atasia. Selain itu juga banyak yang mengkhawatirkan perasaannya. Apalagi setelah dengan gamblang Atasia memberikan sebuah komentar pada unggahan Dewa. Dan itu belum selesai sampai disitu saja, karena kali ini Atasia juga memberikan sebuah komentar di akun media sosial milik kampus yang kembali membahas Dewa, dan gadis barunya.
"Siapapun dia, tolong kalian tetap jaga privasi Dewa." Sekiranya itu yang Atasia ketikan disaat banyak orang yang penasaran dengan siapa sebenarnya pacar baru Dewa. Lalu siapa sangka jika ketikan singkat itu justru semakin menggundang banyak komentar dari orang-orang. Bahkan sampai banyak diantara mereka yang menanyakan kabar Atasia setelah kabar asmara barunya Dewanggara yang tidak lain adalah mantannya itu meledak seperti sekarang.
Jika saja Atasia bisa jujur kepada mereka semua, terutama kepada Dewa, maka Atasia akan mengatakan jika ia sama sekali tidak baik-baik saja. Ia kini terluka luar biasa. Mungkin luka ini tidak jauh berbeda dengan luka ketika hubungannya dengan Dewa harus berakhir begitu saja.
Namun sekalipun mereka bahkan Dewa mengetahuinya, apa yang akan berubah dari ini semua? Dewa tetap akan mencintai gadis barunya, dan Atasia juga akan tetap terluka karenanya. Jadi yang hanya bisa Atasia lakukan sekarang hanya memendamnya sendirian.
Seperti kali ini, di sunyinya kamar yang Atasia tempati, ia merenung sambil menatap satu bingkai berisi foto dirinya dengan Dewa. Ia tatap lekat foto itu secara terus-menerus yang ternyata tanpa sadar malah mengundang air matanya.
Atasia menangis. Gadis itu benar-benar menangisi masa lalunya yang bahkan tidak akan pernah kembali lagi.
Disaat-saat seperti inilah segala macam kenangannya bersama dengan Dewa jadi terlintas didalam benaknya. Senang, sedihnya yang sudah mereka lalui bersama ternyata masih terasa begitu nyata. Atasia sampai tidak bisa percaya jika dirinya sudah kehilangan Dewa, bahkan sepenuhnya.
"Atasia?" suara dengan nada rendah milik Dewa disaat lelaki itu memanggil namanya bahkan masih bisa Atasia dengar walaupun dengan samar. "Apa yang buat kamu marah kali ini? Daisy?" usapan lembut yang Dewa berikan di punggungnya juga masih bisa Atasia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang DEWA | Lee Jeno
FanficContent warning(s) ; Physical touch, kissing, cuddle, alcohol, harsh word, harshness, sensitive topic, etc. Sang Dewa, julukan yang sangat tepat bagi seorang Dewanggara Dewoni. Tampan? Jangan diragukan lagi! Ketampanan Dewa bahkan hampir mendekat pa...