ceklek"Rean,habis isya temui Ayah kamu" ucap Rini di ambang pintu kamar. Tanpa menunggu jawaban dari Azrean,wanita itu langsung menutup pintu dan pergi entah kemana.
Azrean hanya terdiam lalu melanjutkan acara mengobati luka-luka yang menghiasi wajah tampannya dengan telaten.
"Bahkan itu orang udah lupa caranya marah sama anak sendiri. Huh,orang tua - orang tua, makin tua makin aneh." ketus Azrean.
Cowok itu membanting dirinya di kasur dan menatap ke arah langit-langit seraya terkekeh, "Udah misahin sama kembaran,nikah sama selingkuhan, bikin istri orang jadi mati, bikin Papa sakit-sakitan, sekarang malah ngelupain anak. Emang iya masih bisa di sebut surga di telapak kaki Ibu?" gumam Azrean.
"Pengin ikut Fano..."
Ting !
Fano Setres
|Re, gue tunggu di pos ronda samping pertigaanAzrean mengerjap polos, apa kembarannya ini sudah gila ? Kalau sampai dirinya kabur malam ini,bisa dipastikan Ayahnya benar-benar akan mengomeli. Bukan karena sayang,tapi karena benci.
"Eh,tapi gue kan udah diskors,jadi Bodo amat lah. Urusan dimarahi sih pikir nanti, penting enjoy aja dulu"
Ya kurang lebih seperti itu sifat kebanyakan anak muda. Azrean mengambil jaketnya lalu berjalan keluar kamar. Masa bodoh kalau Ayahnya lihat.
"Hayooo,mau kemana ? Kabur ya??" baru saja Azrean berhasil keluar dari gerbang rumah dan menghembuskan nafas lega,kini muka menyebalkan seorang Geza sangat mengganggu pandangan nya.
"Sok tahu Lo" ketus Azrean, cowok itu melanjutkan acara berjalannya menuju pos ronda yang Alfano maksud.
"Nah, bener kan dugaan gue,kabur Lo"
Ternyata selain sombong dan kasar,Geza sangat menyebalkan dan sok tahu. Buktinya sekarang cowok itu malah berjalan di belakang Azrean masih dengan tangan kanan yang menenteng plastik berisikan makanan.
"Urusan gue, mending balik sana"
"Dih nyuruh, suka-suka gue lah"
"Eh bentar!"
"Apaan lagi sih!" kesal Azrean karena Geza tiba-tiba menghadang langkahnya,
"Lo yakin? Gak takut kalau Ayah macam-macam? Lo siap emang kalau bakal ada sesuatu yang buruk terjadi sama Lo?" tanya Geza.
"Gue gak peduli. Gue udah terlanjur menderita sama bokap Lo! Jadi sekalian aja kan?" memang yang namanya Azrean ini suka nekat.
"Gue juga menderita kali hidup diurusin nyokap Lo! Senyum dia ke gue aja gak tulus, palingan biar dapat tanggapan dari Ayah doang"
Keduanya kini berjalan beriringan, entahlah padahal dulu Azrean sama sekali tidak akrab dengan Geza saat SMP. Saat mereka awal masuk usia SMA,disitulah keduanya sering bertengkar bahkan saling memukul tapi saat ini sedikit-sedikit hubungan keduanya bisa dikatakan pantas sebagai saudara.
...
"Kenapa ini makhluk ikut?" tanya Alfano sinis saat Geza dengan tingkah tolol nya melambaikan tangan ke arah Alfano.
"Mana gue tahu"
"Gue nemenin si Rean,dia kan penakut. Tadi di samping pohon singkong aja teriak-teriak ada ulet" ujar Geza.
"Dia aneh,gue gak kenal"
"Biarin dia ngoceh sesukanya. Mendingan kita jalan-jalan" ujar Alfano.
"Jalan-jalan? Lo gak kerja,Fan?" tanya Azrean. Alfano menggeleng, "Malam ini sama kemarin gue gak kerja karena nungguin Papa. Tapi buat sekarang gue udah minta tolong sama Hamda buat nunggu Papa. Jadi,gue kesini nemuin Lo" jelas Alfano.
"Ooo so sweet,"
Alfano dan Azrean menoleh kaget, pasalnya ada Geza yang menatap memuja kearah dua saudara kembar itu sambil berjongkok.
"Dia siapa?"
"Entah, mungkin siluman"
"Tega Lo!"
...
"Punya niatan kabur kamu?! Mau apa? ! Nemuin kembaran kamu itu!" bentak Rama ketika Azrean dan Geza masuk rumah secara bersamaan.
"Aku..."
"Rean gak kabur,Yah. Ayah gak lihat? Aku sama Rean barusan nyari martabak. Nih" Geza menyodorkan plastik di tangan kanannya tapi pria tua itu abai.
"Kamu juga ikutan pengaruhi anak saya biar berani bohongin orang tua?!iya?!" Rama kembali membentak Azrean,pria itu mengabaikan Geza yang kini menurunkan tangannya.
"Ayah harus dengerin Rean dulu—
"Diam kamu Geza ! Masuk kamar!!" bentak Rama pada putra kandung nya.
Geza mengatupkan bibirnya rapat,cowok itu merasa marah sekaligus sedih,baru kali ini ia dibentak oleh sang Ayah. Kedua tangannya mengepal erat,
"Mas,udah. Jangan bentak-bentak kayak gitu,yang penting mereka udah pulang kan" ujar Rini dengan lembut sembari mengusap-usap punggung suaminya.
"Maafkan mas,sayang."
Azrean memutar bola matanya malas melihat pasangan lebay di depannya sedangkan Geza mendecih,"Gara-gara Ayah nikah sama jalang satu ini,Ayah lupa caranya bahagiain Anak! Lupa sama Geza!"
Plak !
"Mas!"
"Jaga mulut kamu Geza!"
Tubuh Geza limbung,cowok itu hampir saja terjatuh jika saja Azrean tidak cekatan menahan tubuhnya.
"Dia ibu kamu sekarang ! Yang ngerawat kamu sampai detik ini!!"
"Enggak ! Dia yang bunuh Ibu! Dia gak ngelahirin aku! Dia bukan ibu aku!"
Brak !
Rama dengan kasar menarik dan mendorong tubuh Geza hingga cowok itu menabrak almari. Mulutnya berdarah akibat terbentur sudut almari.
"Kamu lihat?! Anak saya mulai kurang ajar gara-gara kamu !" Rama menunjuk Azrean dengan jarinya.
Azrean tersenyum tipis,jelas dibandingkan Geza mentalnya jauh lebih kuat. Ia sudah sering dibentak oleh pria ini sejak dulu jadi semua itu seakan sudah biasa baginya.
"Kalau gitu buang saja aku"
Rini melotot ketika dengan entengnya Azrean berkata semacam itu. "Buang saja,aku disini tidak pernah dianggap sebagai anak. Jadi, daripada menjadi sampah dan menghalanginya pemandangan,kenapa tidak dibuang saja?"
Emosi Rama kembali tersulut apalagi ketika Azrean kini berjalan mundur dan menghampiri Geza yang berusaha untuk bangkit, "Ayo"
"Kembali kalian!!" teriak Rama . Pria itu hendak mengejar Azrean dan Geza jika saja tidak dihalangi Rini.
"Mas,biarin mereka istirahat dulu ya. Mas gak boleh marah-marah kayak tadi"
"Maafkan mas ya,sayang. Mas ngebuat kamu kecewa"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
A NADHITAMA
Teen FictionKembar Nadhitama selalu dipisahkan oleh orang tua mereka dengan berbagai cara , tapi buktinya? keduanya selalu bersama bahkan saling melengkapi . Entah Alfano si berandalan sekolah atau Azrean si cerewet, intinya interaksi keduanya selalu berhasil m...