Rini tidak tahu jika apa yang ia rencanakan akan menjadi seperti ini. Ia sial sekali hari ini.Ketika ia dan Azrean baru saja naik taksi, tiba-tiba sebuah mobil menghadang dan ternyata itu adalah Rama,pria itu memberikan amplop berisikan surat perceraian dimana saat ini mereka sudah tak lagi suami istri.
Rini tak bisa melakukan apapun saat ini, apalah ketika Rama dengan segera mengatakan,"Saya menyuruh kamu pergi sendiri tanpa Rean,hak asuh dia sudah ada di tangan saya" ujar Rama penuh penekanan.
Sedangkan Azrean hanya menangisi dirinya ,kenapa bisa serumit ini sih?!
"Rean anak aku,kamu gak bisa seenaknya!" bentak Rini.
"Loh,tapi secara resmi hak asuh Rean sudah berpindah ke saya,kamu mau apa? Kamu mau saya laporkan ke pihak kepolisian?"
Dan,kini Azrean tidak tahu harus apa. Ia tidak mungkin menuruti Mamanya untuk pergi tapi ia juga tak ingin melihat Mamanya seperti itu.
"Ma..." Azrean memanggil Mamanya lirih ketika wanita itu hendak kembali masuk ke taksi yang semula mereka tumpangi.
"Ssst,udah sayang, gak usah mikirin mama ya," entah kenapa,ucapan wanita itu begitu damai di telinga Azrean, apalagi ketika wanita itu menariknya dalam pelukan hangat.
"Kamu sebaiknya memikirkan keselamatan Fano saja,"
Dan,Azrean semakin dibuat bingung.
...
"Fan!"
"Apa?!"
"Santai,njing!"
"Apa sih?!"
"Lo tahu kabar hot dari nyokap Lo gak?!"
"Apa?" biarpun jawaban Alfano jutek,tapi tetap saja cowok itu penasaran.
"Nyokap Lo cerai sama suaminya, kabarnya dia di usir,"
Grek
Alfano bangkit,"Rean?"
Hamda tersenyum, "Rean tetep di sini,setahu gue hak asuhnya ada di tangan bokapnya si Geza"
Alfano heran, tapi ya sudahlah,namanya juga orang kaya. Biasanya kan bisa melakukan apapun sesuka hatinya. "Kok Lo bisa tahu?" tanya Alfano heran.
"Lah,paman gue itu temen bokap tirinya si Rean,jadi gue tahu. Secara gue kan ponakan kesayangan" ujar Hamda berbangga diri.
"Ck!"
"Gue mau nemuin Rean, kira-kira dia bisa gak ya?" tanya Alfano.
"Eh,Fan. Kapan Rean nolak permintaan Lo? Emang pernah ? Biarpun tengah malam Lo minta ketemu,itu cowok selalu datang !" ujar Hamda ketus.
Alfano terkekeh,"Iya sih. Dia kayak emak gue kadang"
Hamda mencebik," Lo tolol apa gimana? Rean tuh berusaha jadi emak buat Lo! Lo nya aja gak berusaha jadi bapak buat dia"
"Lah"
"Fan maaf sebelumnya,Lo sekarang hidup tanpa nyokap jadi itu alasan kenapa Rean perhatian sama Lo layaknya sosok Mama" ujar Hamda pelan.
Alfano terkekeh,"Iya,dan seharusnya gue ngelindungi dia kayaknya seorang ayah,gitu kan? Tapi bodohnya gue yang dilindungi sama dia. Adik apaan gue"
"Itu dia, Lo kan tahu sendiri si Rean gimana,dia paling gak mau Lo kenapa-kenapa. Rean gak akan pernah marah sama Lo. Buktinya, Lo bohongin dia soal bokap aja,dia gak marah kan?"
"Dia marah,cuman gak didepan gue" koreksi Alfano.
"Ha?"
"Rean pasti tetep marah,tapi dia cuman nyembunyiin itu doang"
"Sekarang gue tanya,apa yang Lo tahu soal Rean?" tanya Hamda balik.
"Gue...gue tahu semuanya"
"Kan,Lo tahu sendiri,Rean tuh selalu jujur sama Lo. Dia pun pasti jujur kalau lagi marah,"
"Iya sih"
"Udah,kalau mau nemuin Rean temuin aja. Tapi hati-hati,firasat gue rada-rada gak enak"
"Kalau gue kenapa-kenapa ya bodo amat,lumayan bisa diperhatiin kembaran maung. Lo gak tahu sih rasanya,enak tahu pas lihat dia cemas gitu"
"Anak setan!"
...
"Dih bocor" Alfano turun dari motornya dan menatap jengkel kearah ban belakangnya.
Mana tempatnya sepi,cuman ada beberapa rumah. Bengkel juga masih jauh di depan. Cowok itu tak punya pilihan lain selain mendorong motornya hingga bengkel.
Sebuah taksi berhenti di sampingnya dari arah berlawanan. "Fano?"
"Mama?" heran Alfano.
Cowok itu menatap ke arah sang Mama yang mendekatinya, heran sih. "Fano,kamu gak kangen mama? Sini peluk,nak?"
Alfano tersenyum teduh,tentu saja ia kangen berat dengan Mamanya terlebih sudah empat tahun ia hidup terpisah. Tapi Alfano harus menepis jauh hal itu.
Dengan segera, Alfano kembali mendorong motornya meninggalkan sang Mama yang berteriak memintanya untuk kembali.
"Ternyata yang Rean bilang bener,kalau ketemu orang yang tiba-tiba minta peluk harus hati-hati" kekeh Alfano.
Alfano tidak akan melakukan hal itu jika ia tidak melihat sebuah pisau kecil yang dipegang oleh Rini ditangan kanannya yang disembunyikan.
Iya,tangan kirinya bersiap menyambut pelukan sedangkan tangan kanannya menyembunyikan pisau. Huh, sepertinya Alfano akan ditusuk jika ia tidak cerdas.
"Fano ! Kembali kamu!" teriak Rini dari kejauhan,tapi Alfano tetap menjauh,berusaha menahan air matanya agar tidak menetes.
"Segitu benci nya ya Mama sama Fano?"
Huh, harusnya Alfano tahu,jika Azrean juga mengalami hal yang sama.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
A NADHITAMA
Teen FictionKembar Nadhitama selalu dipisahkan oleh orang tua mereka dengan berbagai cara , tapi buktinya? keduanya selalu bersama bahkan saling melengkapi . Entah Alfano si berandalan sekolah atau Azrean si cerewet, intinya interaksi keduanya selalu berhasil m...