jimin

204 24 2
                                    

MAAF YA KALAU DI BUAT NUNGGU LAMA, ITU PUN KALAU ADA YANG NUNGGUIN ༎ຶ‿༎ຶ
***********************************

Di ruang tunggu UGD.jungkook melihat orang yang ia ikuti sedang terduduk di kursi.terlihat orang itu mati-matian meredam suara tangis.tangan nya mengepal kuat. walaupun sudah menutup mata tak membuat air matanya berhenti mengalir.

Jungkook mendekat dan duduk di samping pria itu, mengelus bahu ringkih nya,mencoba menenangkan.

Saat di kantin rumah sakit malam itu, mereka banyak bertukar cerita, ditemani secangkir kopi panas.walaupun umur mereka terpaut jauh tapi jungkook dapat mengimbangi topik pembicaraan.

Jungkook tau anak dari sosok yang baru ia kenali ini memiliki penyakit jantung.sebab itu jungkook tak menanyakan apapun.

Namun jungkook melafalkan doa keselamatan untuk sosok di dalam sana.

[1 jam berlalu]

dokter keluar dari ruang UGD.

Sontak saja kedua orang itu berdiri.

"Bagaimana keadaan anak saya dok?"

"Puji Tuhan,detak jantung nya kembali normal"-dokter

Kedua orang itu menghela nafas lega.

"Apa saya boleh melihat nya?"

"Silahkan saja pak,tapi diharap tenang"-dokter

Pria itu menatap jungkook sebentar, menepuk pelan bahu nya dan berjalan memasuki ruangan tempat anak nya di tangani.

Jungkook kembali terduduk di kursi tunggu ruang UGD, ia menyandarkan punggungnya ke kursi.

Ia Mendongak kan kepalanya menatap langit-langit putih rumah sakit.perasaan Jungkook tak nyaman seperti ada batu besar yang mengajal di hati nya

"Apa ini karena aku terlalu merindukan nya?"-monolog jungkook saat pikiran tentang Jimin kembali berputar di otaknya.

Saat ingin beranjak dari kursi.

"Kau ingin melihat nya?"-ucap sosok pria berumur yang keluar dari UGD.

"Apa aku boleh masuk?"-tanya jungkook memastikan.

Pria itu mengangguk.

Sebelum masuk keruangan UGD jungkook harus memasang pakaian medis dan masker yang telah disediakan.

Ia berjalan pelan mendekati tirai yang menutupi seseorang di dalam. Dengan berlahan jungkook menyibak tirai itu memperlihatkan seseorang yang yang tertidur dengan banyak alat terpasang di badan nya.

Jungkook mematung melihat wajah pucat itu,tungkai nya melemas tak dapat menahan berat badan sendiri.beruntung suster datang untuk membantu memapah jungkook keluar.

Saat ini Jimin sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Jimin berlahan membuka matanya.

Ia lansung disambut senyum hangat suster yang sedang menggantikan cairan infus nya.

"Syukur lah dek jimin sudah bangun. Apa ada yang terasa sakit atau tak nyaman?"-tanya suster ramah.

Jimin menggeleng kan pelan kepalanya sambil tersenyum membalas ucapan suster.

"Jika terjadi sesuatu atau kamu membutuhkan bantuan, dek Jimin bisa tekan tombol merah ini"-ucap suster Memberikan arahan pada Jimin.

Jimin mengangguk mengerti.

Saat suster itu sedang merapikan peralatan yang dibawanya.

"M-mmm sus lihat papa saya nga?"-tanya Jimin

"Tadi papa nya dek Jimin katanya mau pulang sebentar,tapi... Pacar nya dek Jimin saya gak tau kemana.. seperti nya sedang di kantin rumah sakit,"-suster

"P-pacar??"-jimin mengerutkan dahinya.

"Iya pacar nya dek Jimin,dia sayang banget sama kamu,dia nyuruh papa kamu pulang buat istirahat dirumah sedangkan dia disini udah 2 hari nungguin kamu sadar"-suster

Jimin semakin tak mengerti ucapan suster dihadapan nya ini.

"Dek Jimin,saya permisi dulu yaa"-ucap suster tersebut meninggal Jimin yang belum bisa mencerna ucapannya.

"P-pacar?-monolog Jimin

Jimin masih memikirkan ucapan suster tadi hingga tak sadar seseorang membuka pintu.

"Jimin?"-seseorang itu berjalan cepat mendekati dan membawa Jimin kedalam pelukannya.

Jimin mematung saat berada di dekapan orang itu,ia semakin tak dapat menjalankan fungsi otak nya.

"Wangi ini???"-ucap Jimin ketika menghirup aroma tubuh orang yang mendekapnya.

Wangi ini mengingatkan nya pada jungkook.

Jimin berlahan memisahkan pelukan itu dan mendongakkan kepalanya untuk melihat sosok itu.

"Jungkook???"-jimin

"Kenapa kau bisa Disini? Bagaimana kau tau aku disini?"-jimin berbicara sambil menutupi wajahnya mengunakan selimut.

Jungkook duduk di tepi ranjang Jimin,

"Kau tak datang menemui ku,jadi aku saja yang menemui mu.tentang bagaimana aku tau kau disini ntah la... Ku rasa tuhan ingin menyatukan kita."- bagi jungkook bertemu dengan Jimin di rumah sakit ini bukan lah kebetulan tapi sudah takdir tuhan.

Jungkook yang tak kunjung mendapatkan Jawaban berlahan menurun kan kain yang menutupi wajah Jimin.

Namun di tahan oleh Jimin.

"A-aku sedang tidak memakai riasan"-cicit jimin

Jungkook terkekeh mendengar pernyataan Jimin.

Jimin yang penasaran menurun kan sedikit selimut itu sebatas matanya untuk mencari tau penyebab jungkook tertawa.

Kini jungkook dapat melihat mata indah yang ia rindukan.

Jungkook mendekatkan duduk nya dengan Jimin, jemari jungkook merapikan rambut depan Jimin yang sedikit menutupi mata miliknya.

"Memang nya siapa yang berhias saat sedang sakit hmm?"-tanya jungkook lembut.

"Hmm benar juga"-jimin menurunkan selimut.Menampakkan wajah putih Jimin dengan pipi yang tak segembul terakhir mereka bertemu,mata sayu,dan bibir yang pucat.

"Kau tetap cantik jimin.bagiku kau akan selalu terlihat cantik."-ucap jungkook mengelus pipi itu

Saat ini Jimin bersama dengan sang ayah setelah meyakinkan jungkook untuk pulang, awalnya pria itu kekeh akan tetap menemani jimin dirumah sakit tapi jimin menolak dan meyakinkan jungkook jika ia akan baik-baik saja.

"Pa.. papa kenal jungkook?"-jimin bertanya karena melihat sang ayah dan jungkook terlihat akrab.

"Iya,baru-baru ini.walaupun belum terlalu mengenal tapi papa yakin jungkook anak yang baik.karena sikap nya yang berempati tinggi,dan perduli akan sekitar.-ucap ayah Jimin sambil mengupas kulit apel

Jimin mengangguk setuju.

"Oiya kata dokter kamu besok pagi udah bisa pulang"-sang ayah menyuapi nya buah apel

"Benelan pah?"-ucapan Jimin tidak terlalu jelas sebab mengunyah apel

Sang ayah hanya mengangguk sambil mengelus kepala Jimin.









Jikook/ Kookmin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang