Episode 1 - Choker

1.3K 20 2
                                    

"Cih!", laki-laki dewasa dengan tinggi 165 centimeter membuang ponsel pintarnya ke atas kasur. Walau dirinya ingin sekali membuangnya ke lantai, tapi ia ingat harga ponsel itu sebesar dua digit, logikanya mengarahkan tangannya ke arah kasur yang lembut, untuk melindungi barang berharganya dari kekerasan Sang Pemiliknya.

"Kali ini yang tagih Editor Luna.", gerutunya sambil mengacak rambutnya, "Di hitung, ini sudah kesepuluh kalinya pihak penerbit menagih episode selanjutnya!"

Orang ini seorang penulis terkenal, merupakan penulis yang di banggakan oleh kantor penerbit terbesar di negara ini, yaitu Nehemiah Publisher.

Dia sudah memulai perjalanan menulisnya sedari ia remaja. Entah otaknya bermasalah apa bagaimana, seorang laki-laki remaja pada umumnya sedang ingin pacaran, ia malah menulis.

Saat ia duduk di bangku SMP, ia mendapatkan juara menulis satu kota, dan karyanya di publikasikan ke dalam majalah remaja. Cerpen yang berjudul "Sebuah Pena" menjelajah ke seluruh kalangan remaja, hingga satu provinsi mengenal karyanya.

Setelah itu, karyanya tidak kunjung usai, terus berkembang hingga ia duduk di bangku SMA, kuliah. Saat itu, ia telah mempublikasikan karyanya ke internet, dan mendapatkan banyak tepuk tangan dari para pembaca. Sekarang, pengikut akunnya sudah mencapai puluh ribuan, mendekati ratusan ribu.

Salah satu editor Nehemiah Publisher melihat bibit unggulnya dalam menulis, di tariklah dia menjadi salah satu anggota Nehemiah Publisher.

Nama pena orang ini: Choker.

Semua orang di kantor penerbit memanggilnya dengan nama pena. Mungkin tergantung orang, ada yang memanggilnya dengan nama langsung, Bryan.

Mungkin ada yang penasaran mengapa Bryan memberi nama pena sebagai Choker, tapi sebagaimana orang bertanya tentang nama itu, Bryan selalu mengalihkan jawaban ke topik lain, misal ada pesawat pribadi datang, atau Nehe datang dan sebagainya.

Nehe, panggilan ejekan yang di buat Bryan untuk mengatai kantornya sendiri, padahal itu tempat satu-satunya dimana uangnya mengalir.

Bryan baru saja di tagih editor untuk memberikan episode terbaru untuk novel yang akan ia publikasikan. Novel tersebut bertema fantasi spiritual, karya pertama Bryan untuk genre fantasi.

Bryan dengan jengkelnya membanting gelas keramik yang barusan di habisi isinya, "Mereka ga tahu ya aku kena penyakit?", ucapnya geram, "Penyakit yang hanya terjadi pada para penulis, WRITER BLOCK!!!!!"

Ya...

Si pendek ini memang terkena writer block, entah mengapa begitu, sumbernya tidak di ketahui, tapi tetiba saja ia tidak bisa menulis satu katapun walau ia tahu jalan cerita yang ingin ia tulis nantinya.

Writer blocknya terjadi sudah hampir sebulan, semakin seperti ini, ia semakin stress, karena karyanya tak kunjung kelar, lalu di tagih oleh para editor setiap hari, rasanya seperti sedang terlilit hutang dan di tagih agar dibayar.

Hidupnya tidak tenang, sampai editor pribadinya mengundurkan diri karena Bryan sulit di urus.

Kelihatannya saja dia penulis terkenal.

Semua orang memiliki pemikiran bahwa penulis itu memiliki sifat baik, berwibawa, dan sopan bukan?

Bryan Terrance kebalikannya.

Semua orang juga heran, mengapa orang seperti Bryan bisa menjadi penulis. Orang yang memiliki sifat meledak seperti Bryan, bisa memiliki kesabaran untuk menulis sebuah novel. Sangat jarang di temukan manusia jenis ini.

Kelakuan Bryan membuat editor pribadinya mengundurkan diri. Selain sifatnya, kelakuan membanting barang dan memaki orang setelah terjadi writer block semakin menjadi, editornya pun langsung memberikan surat undur diri dan pergi tanpa membalikkan badan sekalipun.

Dom EditorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang