Ungkapan Cinta

81 9 2
                                    

Waktu berlalu begitu cepat dan terhitung sudah beberapa bulan berlalu begitu saja. Setiap hari Raizel sibuk dikantornya terkadang Zilyn akan datang untuk mengganggunya, masih dengan keinginan untuk mengambil alih perusahaan.

Ia juga sudah tahu silsilah keluarga Xu. Zilyn bukan adik kandungnya tetapi adik tirinya. Dylan dan Raizel adalah anak dari istri pertama tetapi ketika Raizel berumur 10 tahun ibunya meninggal dunia karna sakit jadi Papa nya menikah lagi dan mempunyai anak bernama Zilyn, istri kedua itu tidak menyukai Raizel ataupun Dylan tetapi tidak bisa menyingkirkannya juga dan Dylan ingin Raizel mempunyai kedudukannya sendiri diperusahaan. Hubungan keluarga ini tidak begitu harmonis apalagi setelah Papanya jatuh sakit.

Keluarga Xu memiliki ambisi besar untuk mendapat kedudukan, jabatan dan pengakuan. Sebenarnya baik Dylan atau Raizel tidak pernah menganggap itu sebuah persaingan karna bagaimanapun mereka berdua memiliki potensi dan kepercayaan, tetapi Zilyn merasa mereka meremehkannya dan itu membuatnya tersaingi.

Disamping itu semakin hari kedekatan Hansel dan Raizel sudah bukan keheranan lagi. Mereka kadang terlihat sering bersama kemanapun mereka pergi. Tetapi selain itu Raizel terkadang fokus pada pembangunan sebuah cafe yang ia dirikan sendiri dengan uang hasil kerjanya. Cafe yang akan dijadikan tempat kerja oleh anggota Blackcostral nanti.

Raizel yang asli mungkin memang memiliki kesalahpahaman jadi Raizel yang sekarang akan bertindak rasional dan bersahabat, lagi pula Hansel tidak seburuk yang dia kira.

Raizel juga terkadang merasa bahwa Hansel selalu mencari kesempatan untuk bertemu dengannya. Bahkan saat Raizel berada di luar kota untuk urusan bisnis, ia akan bertemu Hansel secara kebetulan sekalipun itu di jalan yang ramai.

Seperti sekarang, Raizel berada di luar kota dan kebetulan bertemu dengan Hansel ketika keluar dari restoran.

"Lo ada urusan di kota ini?" tanya Raizel.

Hansel mengangguk sambil menunjuk berkas yang dibawa sekretarisnya. Raizel mengerti dan ia ikut mengangguk.

Raizel hendak pergi bersama Zifan karna urusannya di restoran ini sudah selesai tetapi tangannya dipegang oleh Hansel ketika hendak melewatinya.

"Aku hanya sebentar, bisakah kamu menunggu?" tanya Hansel.

Raizel menoleh pada Hansel sebentar lalu melirik Zifan. Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri bahwa seharian ini mereka sudah sibuk dan lelah karna terus berpergian ke beberapa tempat, rasanya sedikit melelahkan jika harus menambah waktu untuk urusan lain selain istirahat dan tidur.

Zifan yang melihat bahwa Raizel meliriknya ia tidak menunjukkan reaksi, hanya diam tanpa mengatakan apapun.

"Gue udah terlalu sibuk sedari pagi tapi bisa nunggu selama satu atau dua jam kedepan," ucap Raizel setelah memikirkannya. Satu atau dua jam adalah waktu yang cukup untuknya tetapi tidak untuk Hansel.

Bagaimanapun jika Hansel membicarakan tentang bisnis maka itu bisa memakan banyak waktu, bahkan jika pembicaraan itu berjalan cepat dan lancar, satu atau dua jam akan terasa kurang. Itu bisa dijadikan alasan Hansel untuk tidak jadi bertemu.

"Aku akan menyelesaikan pekerjaanku secepat mungkin. Dimana kamu akan menunggu?" ucap Hansel diakhiri pertanyaan.

Raizel yang mendengar itu merasa darahnya terkuras, berjatuhan dan menetes kejalan. Ia berharap Hansel akan mencoba bernegosiasi tentang waktu lalu Raizel menolaknya dan Hansel menyerah tetapi tidak menyangka bahwa dia akan menyelesaikan urusan secepatnya dan menemuinya.

Gagal melakukan idenya, Raizel hanya bisa menyetujui. Ia menunjuk pada cafe yang ada disebelah, gerakannya seperti anak kecil yang menunjuk toko es krim.

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang