Raizel membuka matanya tetapi dia tidak terlihat sadar. Di depannya memang nuansa rumah sakit tetapi kenapa itu berbeda? Seperti bukan rumah sakit yang biasa dia kunjungi. Raizel tidak tahu apa yang mereka bicarakan tetapi ada seorang wanita yang sepertinya berdebat dengan Dokter.
Lalu tiba tiba saja di dihadapkan dengan kekacauan ruangan, ruangan itu sangat berantakan dan ada seseorang yang terus merusak barang, bahkan orang lain tidak bisa menenangkannya.
Matanya memperlihatkan seseorang yang sangat kesakitan, bahkan wajahnya memerah dengan urat urat yang menonjol, bahkan Raizel bisa merasakan betapa itu sangat menyakitkan.
Adegan berubah lagi, kini seseorang itu tidak lagi mengamuk atau merasa kesakitan. Dia hanya merasa seolah dia ingin mati, wajahnya bias dan tatapannya kosong.
Itu berubah lagi, kini itu disebuah rumah, kedua orang tuanya bertengkar hebat, entah apa yang mereka perdebatkan tetapi seseorang itu menjadi tempat amarahnya, lehernya dicekik hingga ia hampir kehabisan nafas. Kekuatannya tidak sebanding dan dia hanya bisa terbatuk batuk dengan wajah yang memerah.
Raizel hendak melerai tetapi ruangan berganti menjadi sebuah kamar, kamar itu minimalis dan ada dua orang disana yang sepertinya membicarakan hal yang serius, salah satu dari orang itu mengepalkan tangannya marah.
Ketika Raizel menoleh ke kiri, itu bukan lagi sebuah kamar tetapi atap gedung tinggi. Dibawahnya berlalu lalang kendaraan, Seseorang berjalan dan menaiki pembatas, pikirannya kosong dan dia terlihat hanya ingin mati.
Raizel hendak menghentikannya hanya untuk adegan itu kembali berubah. Kini disebuah mobil yang melaju kencang disebelahnya ada orang lagi, mereka berdua memakai helm, entah apa yang terjadi tetap orang itu seperti menahan rasa sakit yang menyakitkan entah bagaimana akhirnya mobil oleng dan terguling. Di akhir itu Raizel melihat bahwa dia memiliki matanya jernih dan seperti memperlihatkan bahwa dia tersenyum.
Raizel tersadar sepenuhnya dan membeku, adegan itu bagaikan slide yang diputar, banyak potongan potongan yang bermunculan dengan cepat, yang membuat Raizel semakin mematung adalah mungkin itu merupakan memori dari pemilik tubuh ini sendiri, itu adalah kenangan demi kenangan yang sebagian besar memiliki kenangan yang buruk dan menyakitkan.
Xiao Zian tidak tahu kenapa kenangan kelam milik Raizel Xu baru muncul sekarang. Raizel masih mencernanya dan pintu dibuka.
"Raizel," panggilnya.
Raizel menoleh, itu adalah Dylan. Ternyata dia berada dirumah sakit, apa dia pingsan?
"Kakak Dylan," jawab Raizel.
Dylan mendekatinya dan memegang bahunya, wajahnya menunjukkan banyak perasaan yang campur aduk, "kamu.. kamu... Kamu memiliki hal untuk dibicarakan?"
Melihat Dylan seperti itu setelah dia mendapat kenangan asli Raizel Xu membuat dia sedikit cemas, Dua takut Dylan mengetahui identitas aslinya, apakah di meracau? Apakah dia membongkar rahasianya sendiri?
Raizel tidak menjawab pertanyaan jadi Dylan mengubah pertanyaan. Sepertinya dia langsung pada point intinya.
"...apa kamu.. kamu tidur dengan orang lain? Hansel Li?" tanya Dylan lagi. Dia menutup matanya sebentar sebelum membukanya lagi, menatap adiknya dengan firasat buruk.
"Apa?" tanya Raizel yang masih belum mencerna maksudnya.
"Kamu pernah tidur dengan Hansel Li?" tanya Dylan lagi, kali ini sedikit ketidak sabaran terlihat di cengkraman tangannya yang memegang bahu Raizel.
"..iya??"
Jawaban Raizel membuat kabut di matanya hilang. Dylan menatap adiknya tidak percaya, dia bahkan mencengkram dengan lumayan kuat. Raizel merasakan sakit tetapi dia juga bingung dengan apa yang coba Dylan katakan. Apa yang salah dengan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHE
RandomCerita Ganda Putra alias gay! Xiao Zian tak mengira bahwa setelah mendengar pertengkaran 2 laki-laki populer dikampusnya ia akan terus mendapatkan kesialan. Ketika ia tertabrak, ia kira akan mati tetapi siapa yang mengira dirinya bangun ditubuh Ra...