Kecelakaan

54 6 8
                                    

"Kamu bukanlah Raizel Xu, jadi aku tidak punya kepentingan denganmu. Jadi lebih baik kamu gugurkan bayi itu dan anggap selama ini kita tidak pernah punya hubungan apapun, aku akan mengirimkan uang untuk biaya aborsi," ucap Hansel Li yang membuat Raizel tersadar. Dia memang bajingan brengsek, cocok jika dia menjadi musuh abadi Raizel Xu yang asli, Raizel yang asli memang benar dalam tindakannya dalam menjauhi seseorang.

Raizel marah, sangat marah. Entah Raizel Xu atau Xiao Zian yang merasa tersinggung tetapi Hansel menyadarkannya bahwa dia memang bukan Raizel Xu tetapi tetap saja!

"Aku akan mengirimkannya hari ini juga," ucap Hansel. Dia berbalik untuk pergi tetapi Raizel bertindak lebih dulu.

Dia bangkit dan langsung meninju sudut bibir Hansel sampai dia terhuyung dan bibirnya berdarah. Raizel menatapnya dengan amarah, Hansel sedikit terkejut karna ekspresi itu sangat cocok dengan Raizel Xu ketika bertengkar dengannya.

"Lo bahkan lebih menjijikkan dari binatang dan kedua orang tua bermarga Xu," ucap Raizel dipenuhi emosi. Dia bahkan menekan kata menjijikkan untuknya. Hansel terdiam ditempat untuk beberapa detik karna ucapan Raizel, itu benar benar seperti Raizel Xu.

Raizel sendiri setelah mengatakan itu dia kembali duduk seolah tidak melakukan apapun, walau demikian tangannya berdarah karna jarum infus.

"Keluar dari sini, gue terlalu jijik buat satu ruangan sama seorang bajingan," ucap Raizel datar, dia bahkan enggan dan benar benar jijik hanya untuk menatapnya.

Hansel tidak banyak bicara, dia pergi begitu saja. Setelah kepergiannya barulah Raizel tidak kuat menahan marahnya sampai dia hanya bisa menangis sampai bahunya bergetar, Sialan, apa yang dikatakan Hansel Li benar benar menunjukkan karakter aslinya, dia bajingan!

Setelah beberapa menit kemudian Zifan masuk keruangan dan dia melihat Raizel yang menundukkan kepalanya, dia menangis? Kapan terakhir kali dia menangis seperti ini?

"Rai," panggil Zifan dan mendekat.

"Zif, apa yang bakal lo lakuin sekarang?" tanya Raizel tanpa menatapnya.

"Apa?"

"Apa lo bakal pergi juga?" tanya Raizel lagi tanpa mengindahkan Zifan yang sepertinya merasa bingung.

Sebenarnya Zifan belum sepenuhnya mengerti dan mempercayainya tapi bagaimanapun itu Raizel, siapapun itu selagi itu dalam bentuk Raizel, dia akan selalu berdiri disampingnya, lagipula Xiao Zian tidak seburuk itu untuk diperlakukan tidak adil hanya karna dia menempati tubuh seseorang. Raizel adalah penyelamatnya, apapun yang terjadi dia akan selalu bersamanya.

"Gue gak bakal pergi. Gimanapun gak ada tempat tujuan lain. Mungkin gue gak bisa langsung menerima tapi tetep aja itu Raizel, dia adalah penyelamat jadi apapun yang terjadi gue bakal selalu disamping lo. Mau itu Raizel atau Xiao Zian, selagi tubuh Raizel ngerasa nyaman gue gak masalah, jadi tolong, jangan bersikap seolah lo sendirian sekarang," ucap Zifan. Dia mengerti bahwa  Xiao Zian juga mungkin merasa kesulitan, dia tidak berniat untuk menguping tetapi Hansel Li memang melontarkan kata kata yang sangat menyakitkan.

"Zif, bisa panggil nama asli gue?" pinta Raizel.

Zifan menatapnya dan memegang bahunya, "Xiao Zian."

Mendengar namanya kembali setelah berbulan bulan membuatnya merasa identitasnya masih ada. Setidaknya dia ingin seseorang mengetahui keberadaannya walau hanya satu orang.

Raizel bertekad bahwa dia akan menyelesaikan semuanya. Jadi dia mengangkat kepalanya, "gimana jadwal gue?"

"Jadwal? Tuan Dylan meminta untuk mengosongkan jadwalmu selama seminggu."

"Oke, itu bagus. Kirim semua dokumen yang mendesak dan penting ke apart gue. Untuk beberapa waktu ini kita bakalan sangat sibuk jadi kalo lo ngerasa cape bolak balik kerumah lo, lo bisa tinggal di apart gue juga," ucap Raizel yang sepertinya sudah merasa baikan.

PSYCHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang