Markhyuck • Morning Sick

78 4 0
                                    

Memiliki seorang buah hati adalah impian semua orang tua. Tak terkecuali pasangan Mark dan Donghyuck yang walaupun menikah dalam usia yang terbilang muda dan masih berada di atas popularitas, mereka tak memungkiri bahwa kehadiran bayi di dalam perut Donghyuck membawa kebahagiaan.

Pasangan rapper dan model itu mengumumkan dengan senang hati bahwa mereka akan memiliki bayi kecil sembilan bulan ke depan. Berbagai respon positif naik ke permukaan komentar dan membuat Donghyuck ingin menangis karena dihujani banyak doa.

Papa muda yang membawa calon bayi di perutnya itu memancarkan aura yang berbeda dari sebelumnya. Tidak ada lagi baju berwarna-warni dan sedikit oversize untuk pemotretan. Kini dia diberi pakaian berwarna lembut—tidak norak, menyatu dengan kulitnya, dan berdesain elegan.

Kehamilan tidak menghentikan Donghyuck untuk melanjutkan pekerjaannya. Justru banyak tawaran pekerjaan dari brand susu ibu hamil dan sebagainya. Bayi Mark dan Donghyuck seperti membawa keberuntungan bagi keduanya.

"Hoek!"

Ups. Hanya untuk Donghyuck.

"Mark, you okay?"

Mark mendengus. Lantas menyalakan kran air untuk membasuh wajahnya.

Kehamilan Donghyuck adalah bencana baginya. Mark harus bangun pagi buta hanya untuk memuntahkan sekumpulan air liur menjijikkan dari dalam tubuhnya. Morning sickness, kata dokter mereka beberapa waktu lalu. Itu karena dia terlalu cinta pada suami mungilnya. Omong kosong.

Mengabaikan ketukan di balik pintu kamar mandi, Mark memilih meraih sikat gigi dan mulai membersihkan mulutnya dari segala macam bekas makanan dan umpatan.

Donghyuck menghela nafas di luar. Ia tahu suaminya tengah merutuki morning sickness kelima pada minggu ini. Mungkin dia akan membuat beberapa pancake dengan sirup maple untuk Mark.

Pria beralis camar itu baru turun—dengan masih memakai piama—setelah selesai dengan urusan kamar mandinya. Donghyuck tersenyum malas.

"Selamat pagi. Ingin ku buatkan teh?"

Mark menggeleng singkat. Lalu mengambil kecupan di pipi suaminya sebelum duduk dan mulai menyantap pancake yang berkilau dibawah guyuran sirup maple itu.

"Kamu akan pergi kerja?" Mark mendongak setelah suapan keenamnya. Donghyuck yang sedari tadi menopang dagu hanya untuk melihat betapa rakusnya Mark dalam memakan pancake hanya bergumam seadanya.

Mendengar suara yang keluar dari mulut suaminya, Mark menghela nafas, lalu kembali menyuapkan pancake ke dalam mulutnya.

"Memangnya kenapa?"

"Tidakkah kamu lelah? Apakah bayinya baik-baik saja?"

Donghyuck mengulurkan tangan untuk menyolek sirup maple dari piring Mark yang telah kandas. "Mhm. Aku senang menjalani jadwalku. Aku tidak lelah. Tidak perlu khawatir. Yang harusnya dikhawatirkan adalah kamu."

Mark mendengus kesal.

"Lihat, kamu mengalami morning sickness setiap hari. Dan akan merajuk seperti anak kecil ketika aku pergi kerja. Apakah kamu sangat sangat sangat mencintaiku, hm?" Donghyuck meraih pipi pucat Mark untuk dicubit dan digoyang-goyangkan ke kiri kanan, wajahnya terlihat jelas bahwa dia gemas (muak) dengan ini semua.

Setelah puas melihat suaminya teraniaya, Donghyuck mulai mengecup seluruh permukaan wajah Mark dengan penuh sayang. Lelaki itu tak pernah protes sekalipun air liur Donghyuck menempel di kulitnya, atau Donghyuck yang belum sikat gigi. Mark hanya diam.

"Kita akan melewatinya bersama." kata Donghyuck di sela kecupannya pada bibir Mark. "Morning sickness ini akan segera berakhir, dan kamu bisa kembali bekerja. Biaya persalinan itu mahal, suamiku. Kita juga harus mengadakan baby shower dan pesta kelahiran nantinya."

Trozo de AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang