Jaeyong • The Gladiator #1

23 2 0
                                    

Gladiator adalah petarung bersenjata yang melakukan pertarungan untuk menghibur para penonton. Mereka dijadikan bahan taruhan oleh para tuan tanah bahkan saat maut ada di depan mata. Sebagai hiburan bagi Kaisar untuk melepas penat dan menunjukkan kebesarannya dalam menentukan hidup mati seseorang.

Beberapa dari mereka adalah sukarelawan yang terjun ke arena dan mengorbankan nyawa serta kehidupan sosialnya. Sementara sebagian dari para gladiator adalah budak yang direndahkan, dididik secara kerasa, terpinggirkan oleh arus sosial-dan hanya dianggap sebagai manusia saat memenangkan pertandingan.

Namun Theo bukanlah 'beberapa' atau 'sebagian' dari mereka. Meskipun dia adalah budak dari seorang majikan bernama Dorothy, namun Theo diperlakukan dengan sangat baik layaknya seorang keluarga.

Theo bertarung demi emas dan hampir mati karena pertarungan dahsyat. Justru itulah yang membuatnya semakin dikenal banyak orang. Dia diminta memeriahkan sebuah pesta dengan acara bunuh-membunuhnya, tentunya bayaran yang diterima adalah setimpal.

Menjadi gladiator tidak mengharuskannya memiliki tubuh yang kekar. Berkat majikan yang baik hati, Dorothy membelikannya baju-baju mahal dan memberinya perawatan tubuh hingga paras Theo semakin menguarkan aura cantiknya.

Hari ini Theo akan bertanding di Koloseum atas permintaan Kaisar sendiri. Tempo hari seorang utusan bernama Julio mendatangi rumah Dorothy dan melakukan perundingan pertarungan gladiator atas nama Theo. Kaisar ingin menghibur rekan dari negeri sebelah dengan keahlian bertarung milik Theo.

Pertarungan gladiator adalah salah satu pertunjukan yang tidak hanya dipergunakan sebagai hiburan, melainkan juga berperan penting dalam kehidupan sosial dan politik. Ketenarannya membuatnya berkembang menjadi tontonan yang lebih mahal dan mewah. Tentu saja Theo menyetujui tawaran itu atas dasar hadiah emas seberat tubuhnya.

"Ah, sial. Kenapa kau menjadikanku pria seksi?" gerutu Theo pada Dorothy.

"Itulah daya tarikmu yang sebenarnya, Theo."

Theo mendengus, kemudian menyarungkan gladius yang terbuat dari emas imperial di pinggangnya. Tubuhnya kini dibalut baju zirah dengan ukiran indah di permukaannya. Jika saja tempat yang ia pijaki sekarang ini bukanlah Koloseum, maka niscaya Theo akan dianggap sebagai model yang akan melakukan catwalk untuk menarik seluruh pasang mata kepada kecantikannya.

"Kau sangat indah, Theo. Tapi percayalah, kau memiliki kehebatan yang luar biasa di dalam sana."

Theo tersenyum miring mendengar ucapan majikannya.

"Jangan berkata seperti itu, Tuan Dorothy. Pembagian emas tetap sama seperti sebelumnya, lima puluh-lima puluh."

Dorothy tertawa sebelum menepuk pundak Theo untuk menyemangati pria mungil tersebut. Suara riuh penonton menggetarkan dinding batu nan rapuh, menggema menyuarakan ketidaksabaran mereka untuk melihat gladiator menghadapi mautnya.

---

Gerbang setinggi lima meter itu dibuka bersamaan dengan rombongan kereta kuda yang masuk ke dalamnya. Perwakilan dari Athena, Yunani, telah datang dengan membawa perjanjian damai dan proposal kerja sama politik.

Sang Kaisar menyambutnya dengan suka cita. Mengingat Romawi dan Yunani pernah mengalami konflik peperangan beberapa tahun silam, tentunya hal ini akan sangat baik untuk kebaikan hubungan mereka ke depannya.

Tubuh atletis Jeffrey dibalut jubah kebesarannya. Dengan mahkota emas daun dafnah yang melingkari kepala, wajah aristokrat tersebut tersenyum ramah pada Jonathan yang baru saja turun dari kereta kudanya.

"Selamat datang di kota kami." ucap Jeffrey sebagai kalimat pembuka.

Jonathan tersenyum balik seraya menunduk sopan, "Terima kasih, Kaisar. Suatu kehormatan bisa menerima penyambutan anda."

Trozo de AmorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang