Perkemahan menjadi aula pesta terbuka saat anak-anak Ares dan Athena merayakan perdamaian mereka. Ditambah pasangan Johnny dan Ten yang mengikutsertakan acara pertunangan mereka ke dalam perayaan, pesta semakin meriah dibuatnya.
Malam masih panjang, para pekemah bernyanyi serta menari mengelilingi tungku Hestia, menyantap hidangan, dan berfoto bersama patung Ares dan Athena yang ditempeli berbagai stiker; peach, peace, rose, love.
Donghyuck tersenyum puas dan merosot lebih nyaman dalam duduknya. Menjadi putra Apollo adalah sesuatu yang sulit. Eksistensinya diinginkan setiap meja, dan Donghyuck menelan terlalu banyak makanan dari setiap kunjungan. Dia harus membagi waktu untuk memenuhi ajakan teman-teman dari kabin lain yang memintanya mampir walau sejenak.
Donghyuck memiliki banyak teman karena anak Apollo tidak pantas menjadi introvert. Dia disukai banyak orang karena keramahan dan kemudahannya dalam bergaul. Donghyuck telah menjaga nama baik ayahnya sebagai dewa yang baik hati dan tidak sombong.
Setelah berkeliling, Donghyuck memilih kembali ke saudara-saudaranya. Perutnya penuh oleh makanan, sementara matanya agak sayu karena pengaruh alkohol dari anak-anak Dionysus.
Donghyuck nyaris tidur di tempatnya jika saja dia tidak merasakan sesuatu melintas di sampingnya dengan cepat. Dia tersentak, mengundang keterkejutan dari saudara yang lain.
"Apa yang baru saja terjadi?" Donghyuck bangkit di antara perut kenyangnya. Tangannya berusaha menggapai udara di samping tubuh untuk menemukan sesuatu yang sempat melintas dan membuatnya kaget.
"Memangnya ada apa?" tanya Sunwoo.
"Tidak ada apa-apa, Donghyuck." Renjun menjawab.
Donghyuck berkedip sebelum kemudian membalikkan badan untuk melihat ke belakang. Di tatapnya satu persatu meja yang dipenuhi gelak tawa anak-anak lain. Tidak ada apa-apa, seperti kata Renjun.
Namun Donghyuck merasakan jelas sesuatu itu menyenggol permukaan kulitnya secara tiba-tiba. Rasanya ringan, hangat sekaligus dingin, serta melintas begitu cepat seperti bayangan.
Bayangan.
Saat Donghyuck menatap ke tanah, sebuah bayangan terbentuk dalam cahaya api dari Tungku Hestia. Tanpa dimiliki siapapun seolah sang empu telah melebur ke dalam bayangan dan bergerak cepat dari titik satu ke yang lain.
Pandangan Donghyuck mengikuti bayangan yang mulai melompat ke sana ke mari menghinggapi tempat yang tak terlalu diperhatikan anak-anak lain. Bayangan itu perlahan menjauh dari kerumunan pesta, semakin menjauh hingga sampai pada deretan pondok terakhir. Hades.
"Mark!" pekik Donghyuck.
Renjun seketika tersedak minumannya.
Detik selanjutnya, dengan perut yang membuncit, Donghyuck berlari tertatih menuju kabin dua belas.
Donghyuck bisa melihat Mark lewat jendela pondok. Lelaki itu tampak hendak tidur. Mematikan semua pencahayaan-atau mungkin semua cahaya itu lenyap karena aura Mark.
Dengan tidak sopan, Donghyuck mengetuk pintu kabin tiga kali, namun dengan pukulan yang tidak main-main. Bisa terdengar suara erangan sebal dari dalam sana. Mark kemudian membuka pintu.
"Kenapa kamu tidak datang ke pesta?" tanya Donghyuck begitu Mark menampakkan wajahnya yang datar.
Satu-satunya putra Hades itu mendengus, "Untuk apa? Meskipun aku tidak hadir, kalian masih bisa bersenang-senang bukan?"
Donghyuck terdiam melihat dua alis camar itu mengerut tak suka. Tatapan matanya sinis. Sementara hidungnya stabil mengeluarkan dengusan. Mulutnya menggerutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trozo de Amor
Cerita Pendekoneshot from heraclassy ( twitter ) NCT BXB SHIPS ONLY • mostly jaeyong markhyuck nomin johnten