Aku sakit
Lembaran wajahku pucat pasi
Tak ada yang peduli
Lalu si penari menghampiri
Kupikir empati kan diberi
Tuk sekedar bertanya pada diri ini
Apa kau baik?Tidak..
Dia tak bertanya
Di kakinya terselip belati
Jadikan aku tempat kaki
Dia mulai menari
Menggores jejak hitam sakti
Yang katanya penuh arti
Cih... Nyatanya itu arti yang matiAku maklumi itu fungsi
Tapi tangisan ini makin menjadi
Saat aku tak guna lagi
Saat aku diremuk jemari
Oleh si penari tak berhatiAku sakit..
Aku telah banyak berbakti
Tapi berakhir mati
Fungsi ku tak berarti
Aku hanya lembaran pahit
Yang bisa dirusak kapan nantiBolehkah aku memberontak
Dimana letak adanya dia
Si penari kaki belati
Aku telah berbakti
Beri aku balas budi
Jika hanya untuk mengotori
Untuk apa aku disini?Tangisan sebuah buku, menggambarkan kesedihan buku jika saja dia beri nyawa untuk hidup dan memberontak saat manusia tidak memperlakukannya dengan baik. Banyak di antara kita yang hanya menggunakan buku untuk menulis namun tidak mempelajari nya dengan baik. Dan buku itu berakhir di tempat sampah atau hanya untuk dipajang saja. Penulis ingin menyampaikan kepada pembaca bahwa buku sangat bukan hanya lembaran kosong yang diisi dengan goresan tinta, namun buku merupakan tempat kita menuangkan ilmu yang diterima untuk menjadi bekal di masa depan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Kehidupan
PoesíaTentang kehidupan seorang pelajar muda yang masih mengabdikan hidupnya di dunia yang semakin canggih dan modern. diaplikasikan dalam bentuk puisi inspirasi dan perjalanan hidup dengan kata-kata menyentuh mengandung makna tersirat yang tersembunyi me...