୨୧. Terlelap dalam pelukan

111 9 3
                                    


.

,
.

Beberapa tahun sudah berlalu setelah aku berhasil melahirkan anakku tersayang. Athellucia de alger obelia, juga ada kejadian yang menarik terjadi di dalam ruang persalinan ku.

Flashback..

- Brak!

" Athanasia, sayang! "

Ada seseorang, ah tidak.. Dua orang juga mendobrak pintunya, yaampun apa ada yang salah dengan pintunya hingga terus didobrak begitu saja?.

Seorang pria paruh baya dengan wajahnya yang awet muda itu, menghampiriku. Tetapi dia tiba tiba terhenti dengan raut wajah yang terkejut. Ada apa ini?
Lalu seorang wanita paruh baya yang sungguh cantik parasnya ikut masuk ke ruangan, lalu tersenyum ke arah ku.

Ya, itu ayah dan ibu ku.
Claude de alger obelia, serta ibunda ku tercinta, diana de alger obelia. Mereka memakai pakaian yang serasi lagi kali ini.

" Sayang, kau tidak apa? "

Ibu merangkul tangan papa. Lalu papa memegang kepalanya, seperti hampir terkena serangan jantung.

" Bisa bisanya.. Aku didahului.. Menantu ku sendiri.. "

Dia berkata dengan nada yang menyeramkan juga kecewa. Yaampun, aku terkekeh kecil melihatnya, sedangkan Lucas terdiam, Lalu dia hanya memasang muka tidak peduli.

Ibu juga terkekeh

" Yaampun sayang, jangan kekanak-kanakan begitu.. "

Lalu ibu menghampiri ku dan menatap Anak kami, athellucia.

" Ahh~! Yaampun, cucu mama sangat cantik, dan lucu! "

Ibu sangat senang lalu meminta ku untuk membiarkannya menggendong Lucia. Maka aku mengangguk, dan lihatlah betapa senang ibunda.

Dia mencium pipi bayi itu berkali - kali. Ibu memang orang yang benar benar hangat.

Ayah duduk di samping Lucas, meraih tangan ku dengan tatapan yang tajam. Lucas hanya terdiam dan sedikit menjauhkan jaraknya dari ku dan papa. Dia lalu membungkuk dengan hormat kepada papa.

" Salam untuk matahari obelia "

" Tsk. Pergilah. "

Lalu Lucas pun menjauh dan memilih berada di dekat ibu, hanya ibu yang membuat Lucas merasa diterima di keluarga ini. Ibu tersenyum manis dan berbincang bincang dengannya sambil menggendong Lucia.

" Maaf, ayah terlambat "

" Tidak apa ayah.. "

" Kau pasti kesakitan "

" Sudah lebih baik sekarang.. "

" Dia tidak melakukan sesuatu, benar kan?.. Athanasia? "

" Tidak ayah, haha.. "

Dan begitulah kejadiannya.
Kembali ke beberapa tahun ke depannya, sekarang Athellucia sudah berusia 5 tahun.

Dia sungguh berkembang dengan cepat. Diumur nya dia sudah bisa menguasai 3 bahasa yang berbeda. Dan bisa menulis dengan baik dan rapi, Oh aku sangat bangga dengannya.

Di suatu hari, kami sedang berada di taman istana. Karna bunga di taman sudah bermekaran, maka kami mengajak Lucia untuk melihatnya, dia sangat senang.

" Mama! Lihat! "

Aku sedang meminum teh sambil berbincang dengan Lucas, lalu Lucia datang dengan setangkai bunga ditangannya.

L♡ve For LuciaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang