Chapter 10

4.1K 611 21
                                    

"Jadi.. transmigrasi itu beneran ada?"

Resha mengangguk. Ia menghela nafas, masih terpikirkan respon Jeno tadi. Jeno pasti marah dan kecewa. Untungnya Junkyu dan Haruto mau mendengarkan penjelasannya lebih detail.

"Kalian.. percaya?"

Haruto menggaruk tengkuknya. "Mau gak percaya, cuma emang sifat lo kayak bukan Renjun. Tapi mau percaya juga.. gimana ya.." Resha paham apa maksud Haruto.

"Renjun gimana sekarang?" tanya Junkyu.

"Ya dia nempatin tubuh gue sekarang. Cuma kayaknya dia udah bahagia sih, paling dia udah pacaran sama Jevano." kata Resha yang akhirnya bisa bicara kembali menggunakan lo-gue setelah sekian lamanya memakai aku-kamu. Ya walaupun Resha sudah terbiasa.

"Jevano siapa?"

"Jadi gue tuh anggota geng motor didunia sebelumnya, nah Jevano tuh ketuanya. Cuma.. dunia gue tuh novel yang dibaca Renjun. Ngerti gak sih kalian? Jujur gue bingung ngejelasinnya kek gimana." Resha menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Junkyu dan Haruto mengangguk-angguk. "Iya iya paham. Terus, Renjun bakalan nempatin tubuh kamu sampai kapan? Kamu juga sampai kapan nempatin tubuh Renjun?"

"Selamanya.."

"Hah? Se-selamanya?"

Resha mengangguk. "Kalian pasti kecewa ya.. maaf.. Gue juga gak mau ini terjadi sebenarnya. Kalian pasti gak rela ngelepas Renjun. Gue juga, gue juga gak rela ngelepas temen-temen gue dan orang tua gue yang belum sempet gue bahagiain" Resha menunduk, nada bicaranya lirih membuat Junkyu tak tega. Ia memeluk Resha dan menepuk nepuk punggungnya.

"Gapapa Ren—eh Resha, udah takdir ya mau gimana lagi. Lagi pula, aku nyaman kok sahabat sama Resha beberapa bulan ini. Jangan sedih, Jeno pasti mau nerima kamu kok, cuma dia butuh waktu aja karena ya.. dia kan cinta banget sama Renjun, pasti susah untuk dia ngelepas Renjun."

Resha mengangguk, membalas pelukan Junkyu. "Makasih.. makasih banget udah mau nerima gue.."

Mata Junkyu berkaca kaca. Ia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan Resha. Ia tahu, pasti berat mengalami hal seperti Resha. Melepas orang orang yang disayang itu memang tidak mudah. Itu juga belum tentu orang orang mau menerima Resha jika Resha mengatakan pada semua orang. Tapi mungkin cukup lah Jeno, Junkyu dan Haruto saja yang tahu. Semakin banyak orang yang tahu, bisa semakin panjang urusannya.

"Apa lo sama Renjun itu mirip?"

Pertanyaan Haruto membuat Resha mengurai pelukan bersama Junkyu. Resha mengangguk, menyeka air mata yang menetes sedikit dari matanya. "Mirip banget, cuma beda warna rambut. Rambut gue warna hitam, sedangkan Renjun blonde. Tinggi Renjun gak sampe 170, sedangkan tinggi gue diatas 170, eumm 174 lah."

Haruto mengangguk paham. Untuk sifat sih Haruto sudah bisa menebak sejak Resha bilang jika ia anggota geng motor. Wajah boleh mirip, tapi sifat jelas berbanding jauh.

••

Jeno tidak mau bicara padanya.

Sudah beberapa kali Resha mencoba berbicara dengan Jeno, tapi Jeno seolah menganggapnya angin lalu. Sudah 2 hari Jeno mengabaikan Resha, tiap pesan atau bahkan telepon dari Resha tidak pernah dihiraukan.

Junkyu dan Haruto yang mencoba memberi pengertian pada Jeno pun tak pernah didengar.

Apa Jeno benar benar menolaknya? Melihat perlakuan Jeno setelah mengetahui bahwa ia bukan Renjun sudah cukup membuktikan bahwa Jeno benar benar mencintai Renjun dan tak ingin menerima Resha.

Rasanya memang sakit, tapi Resha akan terus berusaha membujuk Jeno. Resha paham, Jeno mungkin lebih sakit darinya, melepas orang yang begitu dicintai itu tidaklah mudah. Jeno pasti merasa tak rela jika disana, Renjun bersama orang lain. Jeno sangat, sangat, mencintai Renjun..

"Jen, Jeno.."

Jeno sama sekali tidak menghiraukan Resha. Ia terus berjalan seolah Resha tidak terlihat.

"Jen, please.."

Jeno memberhentikan langkah mendengar nada memohon Resha, menatap Resha dengan tatapan yang dingin selama beberapa detik, kemudian kembali melongos pergi.

Resha mengacak rambutnya, menatap kepergian Jeno dengan pandangan sendu. Bagaimana caranya agar Jeno mau mendengarkannya?

"Resha!"

Resha menoleh, dan dapat melihat Junkyu yang berlari kecil menghampirinya.

"Jeno masih gak mau dengerin, ya?" tanya Junkyu disaat ia sudah berada didepan Resha.

Resha mengangguk, mengulas senyum tipis, atau mungkin senyum miris.

"Res.. sabar ya.. aku sama Haru masih berusaha bujuk Jeno kok biar dia mau ngomong sama kamu lagi."

"Iya Kyu.. makasih. Oh ya, sendirian aja? Gak sama Haruto?"

Junkyu menggeleng. "Haruto dikelasnya keknya. Yaudah yuk lah kita kekelas, udah mau masuk. Nanti lagi mikirin Jeno nya."

Resha menghela nafas dan mengangguk, keduanya kemudian berjalan bersama menuju kelas karena sebentar lagi jam pelajaran akan segara dimulai.

tbc


resha kasian ya 😕

Resha To Renjun || Noren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang