Chapter 11 [END]

6.2K 669 69
                                    

Terhitung sudah 2 minggu lamanya Jeno tidak mau berbicara dengan Resha.

Beribu cara sudah Resha lakukan agar Jeno mau bicara dengannya. Tapi selalu penolakan yang ia dapat. Resha tau Jeno kecewa, tapi tidak bisakah Jeno mendengar sedikit saja penjelasannya?

"Rere."

Resha yang awalnya sedang melamun dan menatap lurus kearah jendela kamarnya, terperanjat dan serentak menoleh pada Wendy yang baru saja masuk.

"Ma.. kenapa?" tanya Resha dengan suaranya yang serak.

Wendy menghampiri Resha, kemudian duduk ditepi ranjang, menatap Resha lekat. "Kamu ada masalah ya sama Jeno?"

Resha lantas terdiam. Ia langsung mengalihkan perhatian kearah lain agar tidak menatap wajah Wendy. "Enggak kok, aku sama Jeno baik baik aja."

Wendy menghela nafas. "Kamu bohong, mama tau itu. Tadi mama Taeyong telepon mama, nanya kalo kamu sama Jeno ada masalah atau enggak, soalnya kata mama Taeyong, Jeno dirumah banyak melamun, terus sering mendem dikamar, ngomong cuma seadanya. Mama gak tau apa masalah kamu sama Jeno, cuma mama berharap masalah kalian cepat selesai ya. Mama gak mau liat kamu sedih.." Wendy mengusap surai Resha dengan lembut.

Dan pertahanan Resha runtuh detik itu juga, ia langsung menumpahkan air matanya dan menangis. Wendy langsung menarik Resha kepelukannya, mengusap punggungnya dengan lembut.

Resha tak tahu mengapa ia menjadi sangat emosional semenjak masuk kedalam tubuh Renjun. Resha yang dulunya menangis bisa dihitung jari, kini tak segan segan menumpahkan air matanya untuk hal yang membuatnya merasa sedih.

"Ssttt, nangis aja gapapa.. mama disini kok.."

Resha mencengkram pakaian Wendy, masuk kedalam pelukan wanita itu dan meluapkan seluruh perasaan yang kini ia rasakan.

Menangis dipelukan orang tua adalah sesuatu hal yang bisa membuat kita tenang. Menumpahkan seluruh apa yang kita rasakan pada sang ibu akan membuat perasaan seorang anak berangsur-angsur lega. Itu yang Resha rasakan saat ini.

Bermenit-menit Resha habiskan dengan menangis, tangisnya kini perlahan reda. Namun masih enggan melepas pelukan Wendy, ia benar benar merasa tenang. Pelukan Wendy benar benar mengingatkannya pada Alin..

"Mau cerita sama mama?" tanya Wendy, mengusap pipi Resha yang basah akan air mata.

Resha menggeleng pelan. Jika ia bercerita pada Wendy, Wendy akan tau bahwa ia bukanlah Renjun. Ia tak ingin membuat Wendy juga ikut kecewa seperti Jeno. Biarlah Wendy dan Chanyeol tidak perlu tahu. Resha tak ingin membuat semakin banyak orang yang kecewa padanya..

••


Disinilah Resha sekarang, berada didepan rumah Jeno. Sudah 5 menit ia berdiri tanpa melakukan apapun lantaran ia bingung, haruskah ia memencet bel?

Setelah mendapat pesan dari Haruto bahwa malam ini Jeno sendirian dirumah karena mama papanya sedang pergi keluar kota, Resha tanpa pikir panjang langsung menuju rumah Jeno menggunakan taksi. Ia tak memperdulikan cuaca yang sebentar lagi akan turun hujan.

Setelah memantapkan niatnya, Resha memencet bel rumah Jeno, ia menunggu dengan perasaan gugup dan tidak tenang.

Tak sampai satu menit, pintu terbuka, memperlihatkan Jeno yang rambutnya sedikit acak acakan. Jeno tampak terkejut melihat Resha yang kini berada didepan pintu.

"Ngapain?" Jeno bertanya dengan nada datar setelah mengontrol keterkejutannya.

Resha menggigit bibirnya. "Jen.. aku mau bicara.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Resha To Renjun || Noren [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang