Janji yang tak tertepati

21 4 2
                                    

jika bisa memilih, aku lebih baik tidak mengenalmu dari pada harus terlibat perasaan yg tidak pasti denganmu..
><><><><><><

Setelah hampir seminggu terjebak dalam dimensi lain, akhirnya kita menemukan secuil harapan untuk keluar dari hutan itu, seperti biasa akang Farel yang nemuin pintu Teleportasi

"Rada susah ya rel caranya, ga kaya yang sebelumnya" ucapku pada Farel

"Hm, tapi itu satu satunya cara supaya kita bisa keluar dari sini" jawabnya datar

"Ya mau gimana lagi, mau ga mau kita harus lakuin itu supaya kita bisa keluar dari sini" sahut Fira

Flashback On

Farel malam itu tidak bisa tertidur lantaran suara bising dari luar, dia memutuskan untuk keluar dan pura pura lewat padahal dia sedang menguping

"Mereka tidak akan pernah bisa keluar dari sini, karena jalan keluar dari sini adalah mengambil permata yang terkubur di bawah air mancur kota" ucap salah satu orang disana

"Ya benar, aku yakin akan hal itu" jawab orang di seberangnya

"Tapi mereka akan mudah mengambilnya, jika mereka tau bahwa kata sandinya adalah 'ketel teh', lalu mereka harus melemparkan salah satu batu yang telah ditulis kata sandi itu" ucap mereka lagi

"Shuut, jangan keras keras, salah satu dari mereka ada disana, kurasa dia melihat kita tapi dia tidak mendengarnya"

"Baiklah"

Flashback Off

"Jadi malem ini kita harus lakuin misi itu, dan kita bakal keluar dari sini?" Tanya Daffa

"Ya, dan kita lempar batu itu tepat pukul 00.00" jawab Farel dengan muka datar khas nya itu

"Oke, kita bakal begadang gimana pun caranya" ucap Fira antusias

><><><><><><

10.00 PM

Aku mendengar kala itu ada yang mengetuk pintu kamarku, aku yang masih setengah mengantuk membangunkan Iqbal untuk membuka pintunya dan aku melanjutkan tidurku

Tidak lama dari itu, Iqbal kembali naik ke kasur untuk membangunkan ku, karna aku susah bangun jadi Iqbal berinisiatif untuk menggendongku ala tuan putri ke kamar Lia dan Farel

Kami semua berkumpul dan membahas tentang apa yang akan kita lakukan tengah malam nanti, ketika semuanya tengah mendengarkan maka aku dan Lia tertidur saat itu, aku tertidur di pangkuan Iqbal (jadi Michelle ini duduknya ngadep Iqbal ya guys ya, jadi kepala si Michelle ini ketopang sama bahunya Iqbal, gitu)

"Ay, bangun yuk? Bentar lagi kita cabut, atau mau makan dulu?" Tawar Iqbal seraya mengelus rambutku

"Eum iya iya, aku bangun, hoaaahm" jawabku tapi tetap stay berada di pangkuan Iqbal. Dan kulihat Lia juga sedang setengah sadar, sama sepertiku

Aku duduk di atas karpet bersama Lia, dan melihat Farel, Fira, Daffa dan Iqbal sedang berkemas. Aku ingin sekali membantu tetapi mataku tidak bisa diajak kompromi

"Aku mau bantu, hoaaahm" ucapku

"Gausah cil, ntar malah kaga selesai selesai kalo lu ngikut" elak Daffa

"Tapi kan aku mau bantu!" Jawabku dengan wajah jutek

"Gausah cil, diem aja lu disitu!" sahut Daffa lagi

Setelah itu, kami pergi dari villa itu dan berjalan menuju air mancur. Kami menjalankan misi itu dengan cara melempar sebuah batu dengan sandi 'ketel teh'

FANTASY FOREST [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang