Psyche (Medeia): '.... Iaros Orona Eperanto. Benar, kau adalah racunku. Tapi, kenapa dia mencoba membunuh Psyche? Apa yang dia dapatkan dengan membunuh Psyche?'
Bahkan saat aku sedang sekarat, banyak pikiran yang melintas di kepalaku, tapi- tidak ada kesimpulan yang bisa ditarik dengan mudah.
Psyche (Medeia): 'Sial... lidahku sudah mulai kaku. Pada tingkat ini, hanya tinggal masalah waktu sebelum racun menyebar ke otak.'
Pheron: Hei! Tolong katakan sesuatu!
Psyche (Medeia): 'Benar, aku harus memberitahunya sebelum terlambat.'
Aku membuka mulutku dengan seluruh kekuatanku, dan... menyebut nama Psyche.
Psyche (Medeia): Psyche... tidak, Medeia... tolong beritahu Putri Medeia...
Pheron: ..... apa?
Psyche (Medeia): Orang yang dicintai Putri... orang itu...
Pheron: Apa yang kau bicarakan? Siapa orang itu yang kau maksud?
Psyche (Medeia): Jangan pernah mempercayai orang itu... ugh!
Pheron: Sialan, oke! Baiklah, pertama-tama kau bangun dulu! Bukankah kau seharusnya menyelamatkan nyawamu terlebih dahulu!?
Pheron memberikan punggungnya dan aku berkata,
Psyche (Medeia): Tuan Kardinal... sudah terlambat. Seluruh tubuhku... racunnya... sudah menyebar.
Pheron: Apa? Kau terkena racun? Sejak kapan...!!
Psyche (Medeia): Racun akan menyebar lebih cepat semakin banyak bergerak, jadi lebih baik tetap seperti ini. Tolong panggilkan saja Marquis Tropium, beliau akan tahu bagaimana cara menguraikan racunnya.
Sebenarnya, tidak ada yang namanya metode penguraian. Namun, aku harus memberi tahu Helio tentang keseluruhan situasinya.
Psyche (Medeia): Dan jika aku mati sebelum Marquis tiba... kumohon, Tuan Kardinal tolong ungkapkan kebenaran kematianku yang tidak adil ini.
Pheron: ......!!
Psyche (Medeia): Latar belakangnya jelas dekat dengan anda.
Pheron: Tunggu- jangan-jangan kau, apa kau punya tebakan?
Pheron bertanya seolah dia terkejut, tapi aku hanya menjawab dengan senyuman dan memejamkan mata. Itu adalah batasnya, tidak lebih.....
Pheron: Hei! Bangunlah Psyche!!!
..... aku tidak bisa bernapas.
~
..... sudah beberapa lama aku seperti itu.
Medeia: Ohokk...!
Ketika aku membuka mata lagi, aku dikelilingi oleh tembok kastil besar di air yang biru.
Medeia: 'Apa ini? Napas... aku bisa bernapas disini. Aku yakin tempat ini berada di dalam air, tetapi bagaimana aku bisa sampai... ke sini. Aku tidak pernah seperti ini sebelumnya, bahkan pada hari doa saat aku bertukar tubuh dengan Psyche sekalipun. Kalau begitu, apakah tempat ini adalah pelukan dewa yang datang saat itu?'
..... Putri.
Tiba-tiba, aku mendengar seseorang memanggilku. Melihat ke belakang, aku melihat sebuah lubang kecil di tengah tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Visual Novel Your Throne/I Wanna Be U (Fokus di Eros/Iaros)
Fiksi Sejarah⚠WARNING⚠ Ini khusus medeiaros shipper yaa, karna aku ada dikapal itu jadinya berfokus di Eros/Iaros walaupun dia aslinya ga dikasih route hiks (rela bad ending demi ayang wkwk). jadi, bisa aja alurnya berbeda kalau ngambil di route atau berfokus di...