Chapter 2

493 20 1
                                    

Selama perjalanan pulang, Kujyo berjalan didepanku dan tak berbalik sekalipun. Aku berjalan sambil menikmati kota Tokyo di sore hari. Jalanan begitu ramai dengan orang yang lalu lalang ,terdapat begitu banyak lampu dan udaranya jauh lebih sejuk dari kota Jakarta. Benar-benar indah

"Kita mampir dulu ke supermarket", kata Kujyo

Aku pun mengangguk setuju dan mengikutinya.

*ketika didalam supermarket*

"Kata ibumu kau pintar masak, kau akan masak apa malam ini?", kata Kujyo

"HEHHHHHH!!!!!!", jawabku kaget

Jadi selama ini ibu menyuruhku belajar memasak demi untuk menjadi istri dari lelaki ini?! Ibuuu kau benar-benar kejam! ,padaku kataku dalam batin

"U-um... bagaimana kalau makan omelet saja?",jawabku

"Hah?!!!! Makanan gampang seperti itu?! Bahkan akupun bisa membuatnya", jawabnya kejam

"Ka-kau tak suka?", jawabku

"Hah sudahlah! Besok kau harus masak makanan yang enak!" , katanya sambil menggaruk kepalanya

"Ba-baiklah...", kataku sambil tersenyum kecil dan mengangguk

Lalu akupun memilih bahan-bahan makanan yang akan diperlukan. Setelah itu aku pun pulang bersama dengan Kujyo. Dan selama diperjalanan Kujyo tak henti-hentinya berbicara tentang peraturan-peraturan selama aku bersama dengan dirinya.

Setibanya di apartemen, Kujyo mempersilahkanku masuk. Apartemen miliknya menurutku cukup luas dan tebak? Tak seorang pun dirumah kecuali kami berdua!!!!! Kedua kakiku rasanya begitu lemas, aku pun duduk disofa untuk beberapa lama. Mukaku menjadi merah padam dan akupun mulai teringat kepada kedua orangtuaku yang meninggalkanku.

"A-aku harus bagaimana? Bukankah tidak baik tinggal berduaan dengan LAKI-LAKI?!" , kataku dengan muka sedikit depresi

"Aku tidak akan menyentuhmu, karna kau tidak cocok denganku. Tenang saja!", jawabnya

Entahlah..aku rasa , aku menjadi lega mendengarkan perkataannya itu. Aku pun mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya. Setelah itu aku berdiri dari sofa yang kududuki itu dan bertanya kepadanya, dimana letak dapur.

Kujyo menunjukkan dapur kepadaku, aku pun mulai memasak. Sedangkan Kujyo hanya duduk diruang makan dengan muka tak sabaran.

*15 menit kemudian*

Akupun meletakkan makan malam diatas meja makan. Dia tampak sangat senang dengan makanan yang aku buat itu. Aku bertanya-tanya dalam hatiku. Karena dia awalnya tampak keberatan dengan makanan yang aku hidangkan.

"A-ada apa? Ayo di-dimakan", kataku sambil menaruh secangkir teh di dekat piringnya

"Ha'i! Itadakimassu!", katanya lalu menghabiskan makanannya hingga tak bersisa sedikit pun dalam waktu singkat.

Aku benar-benar senang ketika dia menghabiskan makanannnya dengan lahap. Tanpa sadar aku tersenyum kecil padanya. Melihat itu Kujyo memberikan tatapan yang tak kuketahui...mungkinkah tatapan membunuh? Kurasa bukan...mungkin malu-malu.

"Sehabis ini aku ingin kau membersihkan apartemen ini hingga sangat bersih! Setelah itu baru kau bisa beristirahat dikamarmu", katanya sambil menunjuk kamarku yang berada disamping kamarnya

Aku masih tersenyum untuk beberapa detik. Setelah perkataannya tercerna diotakku, rasanya ada batu yang ditaruh diatas kepalaku!

"Me-membersihkan?",tanyaku

"Kau dibawa kesini memang untuk menjadi calon istriku, tetapi aku tidak menganggapmu demikian. Aku menganggap mu sebagai pembantuku!", sambil menunjukku

"He-hhhhhhh!!!! Ta-tapi...."

Karena aku tau tidak bisa menghadapinya aku pun mengangguk mengerti...

To be continued.....

Sasa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang