▪︎ Happy reading
▪︎ Kalo suka like, komen, sama share, ya~~~
Bagas mengerjakan segalanya sendirian. Beruntung, pertemuan-pertemuan penting sudah terlaksana dan kini dia hanya menyelesaikan pekerjaan di kantor saja. Meski begitu, pimpinan perusahaan yang telah terbiasa dilayani itu tetap kewalahan. Seharian di kantor, sudah lebih dari lima kali dia memanggil nama Alesha yang jelas-jelas tidak ada di sana. Pria itu memutar-mutar pulpen di tangan sambil menelepon sekretaris yang sedang dalam masa skros.
Dia mengerutkan kening karena teleponnya tidak mendapat jawaban bahkan hingga panggilan yang kelima kali. Bagas termenung memikirkan keadaan kekasihnya itu.
"Ah, Glen. Iya, gue bisa tanya sama dia aja," ucapnya kepada diri sendiri saat mengingat tempat terakhir yang didatangi Alesha pagi tadi.
Pria itu segera mengambil ponsel di meja lalu menghubungi Glen. Pada panggilan kedua, barulah teleponnya mendapat jawaban.
"Alesha masih di sana?" tembaknya langsung.
"Masih. Buruan lo jemput dia sebelum dia ngancurin kafe gue dengan eksperimennya itu."
Bagas menahan tawa. "Emang dia ngapain aja seharian di sana?"
"Udah. Buruan lo ke sini. Entar juga lo tau sendiri."
Belum sempat Bagas membalas ucapan pria itu, Glen sudah menutup telepon secara sepihak. Dia memijit pangkal hidungnya membayangkan Alesha megobrak-abrik kafe temannya itu. Setelah meregangkan tubuh, Bagas berdiri lalu mengambil jas yang disampirkan di belakang kursi. Pria yang menggulung lengan kemeja hingga siku itu keluar dari ruangan.
Kurang dari satu jam, Bagas sudah sampai di depan kafe milik Glen. Dia meninggalkan jasnya di mobil lalu keluar untuk menghampiri kekasihnya. Tiba di dalam, dia melihat wajah lelah yang ditunjukkan oleh Veni dan beberapa pegawai lainnya.
Bagas mengangkat tangan sebagai isyarat bertanya saat tatapannya bertemu dengan Glen. Temannya itu hanya menggeleng sambil menunjuk hasil kreasi yang dibuat oleh Alesha.
"Ada apa ini? Kenapa sama mereka semua?"
Glen mendengkus lalu melanjutkan tugasnya membuat pesanan dari pengunjung kafe. Dia hanya memberi isyarat kepada Bagas agar menemui kekasihnya itu di dapur.
Sebelum mencapai dapur, Veni menghentikan Bagas dengan berdiri di depan pria itu. "Kak Bagas kenapa baru dateng, sih?"
Bagas menyipitkan mata melihat Veni masih berada di kafe padahal hari sudah malam. "Kamu sendiri ngapain masih di sini? Bukannya pulang ke kos terus belajar buat ujian masuk?"
Veni menghela napas kasar. "Aku juga udah mau pulang dari sore, Kak. Tapi, Kak Alesha nahan aku. Katanya aku harus bantuin dia cari ide baru. Sebenernya kenapa, sih Kak Bagas sampek skros dia? Kita yang di sini jadi repot ,tau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
His Secretary [TAMAT] - SEGERA TERBIT
RomanceTidak selamanya menjadi putri tunggal dari orang tua kaya raya membuat hidup seseorang bahagia. Alesha Kinan Wijaya justru memilih pergi dari rumah dan hidup mandiri karena menolak untuk dijodohkan dengan putra dari sahabat ayahnya. Wanita manja dan...