Chapter Dua

14 1 0
                                    

Saat sepulang dari bimbel sore kala itu, ia sedang berjalan pulang menuju rumahnya yang melewati sebuah gedung tua dengan disain zaman dulu dan sudah tak berpenghuni. Melihat keadaan yang sepi Ia penasaran dan ingin mencoba mempergunakan kemampuannya untuk teleportasi menuju kamar di rumahnya. Zach memikirkan bagaimana membuat portal ke kamarnya. Ia sedikit mengangkat tangannya. Pandangan Zach tertuju pada telapak tangan dan jari jarinya.

Ia mengerakkan sedikit jari-jarinya "Bagaimana ya membuat portal, apakah dengan tangan ini dapat keluar portal?" Ungkapnya dalam hati. Ia Sedang berusaha untuk mencoba kemampuannya.

Ia sedang berusaha untuk menggunakan kekuatan itu, namun saat mengerakkan jarinya sambil ia arahkan ke depan, tiba-tiba muncul portal yang cukup terang tepat di depan ia berdiri. Zach malah terhisab portal itu. Zach tidak tahu bagaimana portal itu terbentuk. Portal itu menghisap dan membawanya ke tempat yang ia tidak ketahui.

Zach melewati ruangan seperti lubang terowongan yang sempit. Terowongan itu sangat gelap, badan Zach seakan akan melayang di dalamnya. Beberapa saat setelah terhisab portal dan berada di dalam terowongan, Zach melihat cahaya yang terang hingga menyilaukan matanya.

Tiba-tiba Zach keluar dari portal itu dan terlempar ke tanah kering yang tandus dan kosong. Tempat itu gelap dan tak ada satupun seseorang yang dia lihat. Mendapati apa yang terjadi pada Zach, ia merasa bingung, kaget, takut, dan gemetar. Ia bangkit dan melihat di sekelilingnya.

Zach hanya melihat kegelapan dan tanah yang luas dengan bebatuan yang besar. Ia tak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Zach tak tahu harus berbuat apa.

•••

Zach mengingat ingat kembali bagaimana portal itu bisa terbentuk. Kesunyian yang seakan akan membuat suara sekecil apapun nampak sangat keras.

"Oooooooi... Ada orang di sini?" Ucap Zach dengan sangat keras. Suara yang Zach lontarkan kembali ia dengar karena suaranya bergema.

Ia melangkahkan kaki, berjalan berharap ada seseorang di tempat tersebut. Zach berjalan dan terus berjalan sambil memanggil-manggil untuk mencari bantuan. Zach berjalan sangat jauh tanpa tahu arah yang dituju. Zach sudah sangat lelah, Ia berjalan sudah sangat lama namun nihil, Ia tak menemukan seseorang pun untuk dimintai bantuan dan mencari cara untuk kembali pulang.

Zach ingin tahu jam berapa sekarang. Pandangannya beralih untuk melihat jam tangannya, nahas jam tangan nya pecah dan mati. Itu karena terbentur batu sesaat setelah ia terlempar dari portal. Ia melihat batu besar di depanya kemudian Ia mendekat ke batu tersebut untuk beristirahat.

Zach melihat batu tersebut cukup rata dan nyaman. Ia ingin beristirahat dan memulihkan tenaganya. Ia menyandarkan badanya di batu tersebut, badanya terasa sakit dan kakinya tak mampu lagi untuk berjalan.

Zach merasakan sangat haus dan perutnya berbunyi mengisyaratkan bahwa ia lapar. Rasanya ia ingin menyerah dengan keadaan. Namun hati kecilnya membuatnya kuat dan semangat, ia menguatkan dirinya dan yakini bahwa akan ada sebuah keajaiban yang menyelamatkannya.

Saat menyandarkan tubuhnya di permukaan batu itu. Zach menengadahkan kepalanya ke langit dan melihat bintang-bintang yang sangat indah. Pandangan Zach semakin meredup karena Ia kelelahan. Semakin lama pandangannya semakin pudar dan memudar. Lama kelamaan mata Zach mulai memejam. Ia pun terlelap dengan kondisi yang sangat lelah.

•••

LOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang