Chapter Tiga

11 1 0
                                    

Sebuah kehidupan nan jauh dari bumi
Suatu tempat yang sangat indah di Bintang Canopus ada seorang gadis yang sangat cantik. Gadis itu memiliki rambut panjang berwarna coklat yang terurai. Memiliki mata yang berwarna hijau kebiruan yang berkilauan.  Memiliki tubuh tinggi dan berkulit putih seputih hamparan salju di musim dingin. Gadis itu bertempat tinggal di sebuah universe yang bernama Halla. Di Halla kehidupan berjalan dengan sangat harmonis. Ia dibesarkan oleh orang tua yang sangat mencintainya lebih dari apa pun.

Gadis itu memiliki sebuah gelang yang memiliki sebuah kristal yang berwarna putih kebiruan yang sangat indah. Gelang itu merupakan pemberian dari ibunya yang dititipkan kepada bibinya. Orang tuanya telah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan. Ibunya pernah berkata kepadanya sebelum meninggal, kalau batu kristal di gelang tersebut memiliki kekuatan yang sangat besar. Namun ia tidak mengetahui apa kekuatan batu itu. Sudah bertahun tahun gadis itu memakainya, tetapi sampai sekarang ini gadis tersebut belum mengetahui apa kekuatan dari batu kristal digelang tersebut. Gadis itu selalu memakai gelangnya setiap saat dan menjaganya dengan baik dan berhati hati. Gadis itu bernama Mora. Ia tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana.

Mora memiliki seorang sahabat yang sangat dekat dengannya. Mora sangat menyayangi sahabatnya dan ia anggap sebagai seorang kakak. Ia bernama Floryn.  Floryn merupakan seorang gadis yang sepantaran dengan Mora, ia pandai dan pemberani. Ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Terkadang Floryn juga sangat usil hingga membuat Mora kesal. Mora biasa memanggil Floryn dengan sebutan Flo.


•••


Suatu pagi Flo mendatangi rumah  Mora. Flo ingin mengajak Mora untuk menjelajah ke hutan.

“ Dor, dor, dor” suara pintu yang diketuk dengan keras oleh Flo.

“ Mora, Mora, Mora ayo bangun, segeralah bersiap dan keluar cepat.” Seru Flo memanggil dengan suara keras. Flo memiliki sifat yang kurang sabaran.

“Moraaaaaa ayo cepat keluar, kalau tidak ku dobrak pintu ini. Jangan kau buat aku makin kesal.” Tambah Flo dengan nada suara yang meninggi.
Mora yang saat itu sudah bangun sangat terganggu dengan teriakan Flo.

“Iyaaaaaa, ada apa kau pagi-pagi sudah merusak suasana dan mood ku.” Jawab Mora dari dalam rumah sambil berteriak.

“Cepat keluar nanti ku beri tahu.” Balas Flo.

Mora dengan ekspresi kesal segera berjalan menuju pintu dengan tergesa gesa. Segeralah mora membuka pintu.

“Ada apa kau kemari pagi-pagi sambil triak-triak memangil ku? Kau merusak suasana pagiku.” Tanya Mora pada Flo.

“ Eh, kemarin aku dengar dari orang-orang, bahwa ada sebuah kitab ajaib misterius di tengah hutan. Katanya kitab itu berisi mantra ajaib yang membuat kita memiliki kekuatan.” Balas Flo.

Lalu Mora bertanya balik pada Flo “ Terus mau diapain? Itu kan hutan terlarang, gak boleh ada yang masuk ke hutan tanpa izin tetua. Kau tau sendiri kan akibatnya kalau melanggar aturan itu.”

“Iya aku tau aturan itu, tapi.....” Flo langsung menarik tangan mora dan berlari menuju hutan.

“Eh, apa-apaan ini, stop Flo kau ini kenapa? “ Mora mencoba menghentikan Flo, namun karena Flo menarik tangannya dengan kuat, ia tak bisa menghentikannya.

“Ikut aja, nanti kau juga tahu sendiri.” Balas Flo sambil terus berlari.

Mora pun diajak untuk memasuki hutan terlarang itu. Di hutan tersebut ada sebuah kuil yang menyimpan beberapa barang ajaib. Konon ada beberapa barang yang jika digunakan atau dipelajari akan membuat penggunanya tidak bisa mengendalikan diri dan dikuasai oleh sosok misterius.

Flo dan Mora masuk ke hutan dengan diam-diam. Rasa penasaran Flo semakin besar ketika memasuki hutan. Mora belum pernah masuk hutan dan tidak mengetahui jalan. Ternyata Flo secara diam diam telah mencuri peta ke kuil yang ada di hutan dari tempat pertapaan tetua. Mora pun terkejut dengan apa yang Flo perbuat.

Langkah merekapun terhenti. Mereka telah sampai di tengah hutan tepat di kuil terlarang itu. Pandangan mereka lansung tertuju pada kuil itu. Nampak ada beberapa penjaga ada di depan kuil.

Mora dan Flo bersembunyi di balik pohon. Flo memikirkan cara untuk masuk tanpa ketahuan. Mora menolak jika masuk ke dalam kuil, ia mengajak Flo untuk kembali sebelum ketahuan penjaga. Namun Flo menolak mentah-mentah ajakan Mora.

Ketika penjaga pergi untuk berkeliling, Flo langsung memegan tangan Mora dengan erat dan menariknya masuk ke dalam kuil. Mora berusaha melepaskan cengkraman tangan Flo, namun terlalu kuat. Mora pun ditarik masuk ke dalam kuil oleh Flo.

Saat masuk ke dalam kuil, pandangan mereka langsung tertuju pada sekeliling ruangan kuil. Flo langsung melepaskan genggaman tangan Mora. Flo berjalan ke arah beberapa barang di dalam kuil itu. Mora saat itu ketakutan jika ketahuan oleh penjaga.

“Berhentiii!!!”

Tiba-tiba teriak penjaga kuil mendapati ada yang masuk diam-diam ke dalam kuil

Mora dan Flo ketahuan dan tertangkap basah. Mereka berdua dibawa menuju kastil di Halla dengan kondisi tangan diikat. Mora dan Flo menghadang raja, mereka tahu melanggar aturan dan menyesalinya. Mora dan Flo gemetar dan takut, mereka memohon kepada raja untuk tidak dihukum. Namun raja tetap menjatuhkan hukuman kepada mereka berdua. Mora dan Flo dijatuhi hukuman sesuai dengan kitab peraturan di Hlla. Mereka akan dikeluarkan dari Halla dan dikirim ke sebuah planet dan universe tertentu.

Raja membaca sebuah mantra hukuman dari kitab itu, seketika itu juga Mora dan Flo menghilang. Mereka tak tahu akan dibuang kemana. Mora dalam pandangannya melihat cahaya terang dan masuk ke dalamnya. Mereka masuk ke dalam portal yang di dalamnya berwarna sangat putih. Saat itu juga mereka tak sadarkan diri dan tak tahu apa yang terjadi.

Mora dan Flo berpindah universe, mereka akan menjalani kehidupan di planet yang dituju. Mora dan Flo akan menggantikan diri mereka sendiri, dan menjalani kehidupan sebagai sosok diri mereka namun dengan alur kehidupan yang berbeda dengan di Halla.

Tiba-tiba Mora terbangun dari tidur dan berada di atas tempat tidur di sebuah rumah. Dia tidak ingat dengan portal itu, seakan akan ingatannya dihapus saat memasuki portal. Yang dia ingat terakhir kali yaitu saat tangannya diikat untuk dijatuhi hukuman. Setelah itu ia tak ingat apapun. Begitu juga yang dialami Flo, dia berada di sebuah rumah yang berbeda dari Mora. Mereka berdua ternyata dikirim ke universe lain yang berbeda dari Halla. Mereka dipindahkan ke Pelanet Bumi.

•••

LOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang