Keesokan harinya, dimana hari ini adalah hari yang begitu cerah dan menyenangkan. Bagaimana tidak? Burung burung berkicau an , sinar matahari tidak begitu panas, dan banyak angin sejuk yang berseliwengan. Sangat mencerminkan hari yang ceria.
Hari nya saja yang ceria. Sosok duyung manis yang berada di mansion megah ini tidak. Dirinya dari kemarin hanya berdiam diri di kamar. Sesekali berendam di bathtub kamar mandi, lalu melamun lagi di atas kasur.
Semenjak mendengar pembicaraan Alucard dan Zilong kemarin, Ling jadi banyak berpikir. Apa yang harus ia lakukan untuk membantu Zilong? Namun dengan cara yang tidak merugikan dirinya sendiri.
Kan tidak mungkin, dengan tiba tiba Ling langsung mengaku kalau dirinya lah yang membunuh Freya, itu sebenarnya bukan tali, tapi tanda yang ada di kaki Freya merupakan jiplakan dari arus air yang ia kendalikan.
Bukankah dengan mengatakan itu sama saja dengan menggali kuburan nya sendiri? Bisa saja Zilong langsung membencinya. Tidak! Ia tidak akan mengaku demikian.
Lalu apa yang harus ia lakukan?? Apakah dirinya akan diam saja disaat pujaan hatinya dalam masalah? Terlebih lagi masalah yang telah dibuat oleh Ling sendiri! Zilong tidak berhak menanggung hukuman nya.
"Arghh! " - Ling mengacak acak rambutnya. "Apakah aku harus berpisah dengan Zilong dan rela tinggal bersama kakak ipar nya? " - Ling berpikir lagi.
Tidakkk! Dirinya tidak mau!! Tujuan hidupnya adalah untuk tinggal bersama Zilong, bukan Alucard. Haduh, Ling jadi pusing hanya dengan memikirkan jalan keluar.
Ini semua salahnya, seharusnya ia tidak membunuh Freya... Ling jadi menyesal karena terlalu gegabah. Karena kematian freya, Zilong lah yang disalah kan.
Semenjak pertemuan Alucard dan Zilong kemarin juga, Zilong tidak muncul dihadapan Ling. Sampai sekarang mereka belum bertemu atau pun berpapasan. Zilong tidak mengunjungi kamarnya, tidak memberikan nya sarapan. Dari kemarin yang memberikan nya sarapan hanya para pelayan.
"Ini salahku..." - Ling melipat ekornya, posisi nya sedang terduduk diatas kasur dengan kepala menunduk, kedua tangannya menutup wajah cantiknya itu. Ia merasa sedih dan marah. Campur aduk gitu. Ia rasa semua yang ia lakukan dengan susah payah, selama ini tidak ada yang berjalan dengan lancar. Hanya menimbulkan kebahagiaan sesaat. Dirinya putus asa, tidak menemukan jalan keluar.
Disaat keputusasaan itu, ada secercah keajaiban. Zilong yang sejak kemarin tidak mengunjungi kamarnya, kini dengan tiba tiba masuk ke kamarnya.
"Zilong?" - Ling menegakkan kepalanya. Senyum Ling langsung mengembang, akhirnya Zilong datang. Setidaknya ia merasa tenang kalau sudah melihat Zilong.
Tapi.. Zilong terlihat tidak baik baik saja, matanya memerah dengan kantung mata yang menghitam di bawah matanya. Itu terlihat jelas, apakah Zilong tidak tidur?? - "apa yang terjadi padamu, Zilong?"
Ling sangat khawatir. Dirinya menggapai tangan zilong ketika lelaki itu sudah berada dekat dengan nya. Ling menarik Zilong supaya ia bisa duduk di kasur bersamanya.
Zilong hanya diam. Entah sedang memikirkan kata kata untuk dibicarakan pada Ling, atau hanya ingin diam tak berkutik. Membuat Ling semakin cemas. "apa kau tidak tidur? Kau sudah makan?" - Ling memegangi pipi Zilong. Wajah tampan Zilong terlihat kelelahan. Padahal Zilong tidak pergi keluar, dirinya hanya duduk di sofa ruang utama mansion seharian, semenjak Alucard pulang.
Karena masih belum mendapatkan jawaban, Ling dengan inisiatif, turun dari kasur. Dirinya memaksakan diri untuk mengesot untuk membawakan Zilong makanan. Tak masalah kalau nanti sisik ekornya lepas, yang penting ia ingin cepat membawakan Zilong sesuatu untuk dimakan, ia tidak ingin Zilong sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story of the Merman [ZiLing] - END
FantasyKisah ini tentang seorang Merman (Manusia setengah ikan / Duyung) muda bernama Ling, yang jatuh cinta dengan zilong, manusia yang terkenal angkuh, sombong dan sayang nya bangsawan duda nan tampan. © to : Moonton © to : Mobile legend bangbang Warn...