"aku akan selalu menjadi pilihan pertama bagi mu untuk menumpahkan keluh kesah mu"
.
.
.
.
.
Di sebuah gedung perpustakaan, nampak seorang pemuda bersurai pirang dengan manik safir itu tengah terdiam menatap ke arah luar jendela kaca yang ada di ruangan nya.Tangan nya bergerak, membenarkan tempat beberapa buku yang tak sesuai dengan tempat nya lalu berjalan menelusuri rak rak buku di sana.
"...aku tak mengira kau mengenal Pemuda Miyazono itu. Aku melihat nya hanya sekali ketika adik nya di ganggu oleh mendiang Terano"pemuda itu bergeming, menoleh dan mendapati seorang pemuda bersurai pirang dengan bekas luka bakar di sisi kepala nya itu tengah berdiri di belakang nya
Obsidian safir itu bergulir, menatap pemuda itu dalam keheningan lalu menjawab"Seishu yah...ini tidak semudah yang kau pikirkan"ucap nya
Inupi Tersenyum tipis. yah, dia memang tak pernah mengerti apapun soal Chiharu. Terlalu banyak misteri yang pemuda itu sembunyikan.
"Tapi kau menyayangi nya bukan?kau khawatir pada nya"ucap pemuda itu melangkah mengikuti Chiharu yang berjalan beberapa langkah di depan nya.
Chiharu sendiri tak menjawab, mengalihkan perhatian nya dengan cara membenarkan posisi buku buku di sana lalu berkata "jika kau ke sini untuk mengadu nasib silahkan saja. Pada dasarnya kau belum bisa berganti hati dari teman kadal mu itu"
Inupi Tersenyum pasrah, menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu berkata"yah, kau tau sendiri kondisi kami berdua benar benar serumit ini"
Chiharu menaikkan sebelah alisnya, menaruh satu buku berjudul 'Lintas waktu, apa itu ada?' ke dalam rak fiksi lalu berkata"dia hanya menghindari mu. Kau tau?ku yakin kokonoi juga khawatir dengan mu. Kau sahabat nya"
"Maka dari itu lah (m/n) pasti juga mengkhawatirkan mu. Kalian sahabat"ah, seperti nya Chiharu harus menjilat ludah nya sendiri.
Pemuda itu bergeming, menatap ke arah inupi yang bersidekap dada sambil bersender pada salah satu rak kokoh di sana kemudian berkata"Si bodoh itu sangat menyebalkan. Dia sangat egois, jadi kenapa dia mengkhawatirkan ku?"sayang sekali Chiharu sudah terlanjur kesal dengan orang itu.
Inupi menghela nafas lelah. Seperti nya berbicara dengan Chiharu lebih susah dari pada membawa kembali Koko ke sisi nya.
"Seperti biasa kau sangat keras kepala yah..kau tak pernah berubah Haru, aku juga terpukul oleh kematian Draken. Kau kecewa pada (m/n)."inupi menjeda ucapan nya sejenak
Pemuda itu menatap ke dua obsidian safir indah yang menatap datar ke arah nya itu lalu berkata "tapi aku yakin, dari cerita yang kau bicarakan pada ku. (M/n) memang mirip bang Shinichiro"ucap Inupi Tersenyum simpul
"Aku datang bukan untuk menceramahi mu. Hanya memberikan saran. Sebaiknya kau mengejar dia sebelum diri nya pergi dari mu lebih jauh dari ini"
DEG
"Sei selesaikan pekerjaan ku!"ucap Chiharu berlari dan menaruh tumpukan buku di tangan nya pada inupi yang mendelik kaget karena nya."H-HOI HARU!"teriak inupi saat melihat pemuda itu sudah melompat dari lantai dua dan melakukan gerakan gerakan untuk bergegas secepat yang ia bisa menuju tempat yang ingin ia datangi.
Inupi menghela nafas panjang, menggaruk pipi nya sendiri lalu bergumam
"Seharusnya aku tak perlu menceramahi nya. Tapi mau bagaimana lagi?kau yang meminta"ucap Inupi saat sosok Takemichi muncul sembari tersenyum simpul karena nya.
"..senju sudah, Membenarkan hubungan Kazegawa Kun dan Miyazono Kun sudah, sekarang tinggal-
"Menjelaskan pada Chifuyu dan menghentikan perdebatan kalian"sela inupi dengan mata memicing ke arah Takemichi yang tertawa kaku sembari mundur perlahan dari nya
"H-haha itu tidak mungkin..kau tau Chifuyu benar benar marah besar pada ku"Takemichi
"...dan dalam keadaan itu kau masih ingin lebih mementingkan perseteruan orang lain!urusi partner mu sendiri sana!"bentak inupi sebelum akhir nya mereka di tegur karena terlalu berisik di dalam perpustakaan
.
.
.
.
.
"(M/N)!!""?!"(m/n) bergeming, melotot dengan mulut ternganga saat tiba tiba Chiharu melompat menerjang ke arah nya yang nampak begitu panik berusaha menangkap tubuh nya.
"OI MATTE!MATTE!"pekik (m/n) merentangkan kedua tangannya ketika Chiharu sudah dekat dan terjatuh di pelukan nya.
GREP
"......."Angin berhembus, waktu terasa berhenti untuk beberapa saat.
(M/n) bergeming, mendekap tubuh Chiharu yang bersembunyi di dalam dekapan nya lalu berkata "ada apa?"
"...jangan.."lirih Chiharu dengan tubuh yang mulai bergetar
"Kau kenapa sih?tiba tiba muncul dan menangis seperti ini."tunggu dulu! bagaimana (m/n) bisa tau jika Chiharu menangis padahal belum melihat wajah nya?
Tangan (m/n) bergerak, menangkup ke dua pipi Chiharu yang terisak dengan pipi bersemu lalu berkata "katakan, apa aku membuat kesalahan lagi?"ia tersenyum simpul
"Bodoh!pemicu mu sudah tidak ada!tak ada orang yang cocok untuk kau jadikan pemicu jadi satu satu nya cara kembali adalah bunuh diri kan?!"bentak Chiharu
(M/n) hanya bergeming, terdiam karena ternyata sahabat nya itu sudah mengetahui rencana nya lalu menghela nafas pasrah dan berkata"aku masih memikirkan nya. Tak ada manusia yang tak takut pada kematian"ucap (m/n) terkekeh pelan
Melihat Chiharu meluapkan emosi nya seperti ini telah membuat nya menjadi gemas dengan segala tingkah laku sahabat kecil nya itu.
"Jangan..jika kau pergi maka aku yang ada di time line ini tak akan memiliki siapapun lagi! Ku mohon jangan!"tangis Chiharu sembari mengeratkan pelukannya tak peduli jika imej nya sebagai seorang mantan Yakuza terkuat akan jatuh begitu saja.
(M/n) terdiam, merengkuh tubuh mungil Chiharu lalu mendekap nya lebih erat sembari berkata
"Daijobu..selama aku ada di sini..kau tak akan kesepian"
.
.
.
.
"Karena sampai kapan pun, mau nafas ku masih ada, mau tubuh ku masih hangat atau tidak. Kau tetap menjadi partner setia ku"TBC
Jangan lupa vote nya Minna (。ŏ﹏ŏ)

KAMU SEDANG MEMBACA
(END)I'm not your servant-Male reader
FanficLost twin series bagaimana jika Sanzu memiliki saudara kembar yang terpisah sejak bayi? Miyazono (m/n) nama nya. seorang pemuda yang datang dan menjadi pusat semua orang untuk mendapatkan sosok nya. mampukah Sanzu menyadari bahwa (m/n) adalah kakak...